Istri Ungkap Kondisi Terakhir Cak Diqin Sebelum Wafat: Drop Nggak Mau Makan

Istri Ungkap Kondisi Terakhir Cak Diqin Sebelum Wafat: Drop Nggak Mau Makan

Jarmaji - detikJateng
Jumat, 10 Nov 2023 17:02 WIB
Jenazah penyanyi dan pencipta lagu, Cak Diqin, telah dimakamkan di Boyolali, Jumat (10/11/2023).
Istri Ungkap Kondisi Terakhir Cak Diqin Sebelum Wafat: Drop Nggak Mau Makan. Jenazah penyanyi dan pencipta lagu, Cak Diqin, telah dimakamkan di Boyolali, Jumat (10/11/2023). (Foto: Jarmaji/detikJateng)
Boyolali -

Penyanyi dan pencipta lagu campursari, Muhammad Shodiqin atau Cak Diqin, meninggal dunia dan jenazahnya telah dimakamkan di Boyolali siang tadi. Sri Lestari alias Nyimut, istri Cak Diqin, mengungkapkan kondisi terakhir suaminya itu sebelum meninggal.

"Sakitnya sudah lama, cuma karena ya harus cuci darah setiap minggu dua kali, Senin dan Kamis. Dari tahun 2017. Jadi bertahannya beliau (Cak Diqin) sudah cukup lama, pingin sehat, pingin pulih lagi," kata Sri Lestari, ditemui usai pemakaman Jumat (10/11/2023).

Menurut dia, kondisi kesehatan pemilik nama Muhammad Shodiqin mengalami drop sekitar dua minggu lalu. Kondisinya semakin memburuk. Kemudian pada Selasa (7/11) malam, dibawa ke RSUD Pandan Arang, Boyolali untuk mendapatkan perawatan medis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masuk rumah sakit Selasa malam. Karena drop, karena nggak mau makan sama sekali. Benar-bener menolak makanan, semua ditolak. Jadi semakin ke sini semakin lemes, semakin lemes. Kesadarannya sudah terganggu. Asupan gizinya nggak ada, sementara kalau dipaksa makan selalu mbalik (muntah)," jelas Nyimut, sapaannya.

"Akhirnya saya bawa ke rumah sakit, semakin ke sini juga memburuk. Saya kira masuk rumah sakit semakin membaik dengan tambahan nutrisi, semakin nggak karu-karuan. Denyut nadinya lemah, denyut jantungnya lemah, saturasi oksigen lemas, semua drop," imbuh dia.

ADVERTISEMENT

Cak Diqin meninggal dunia di ruang ICU RSUD Pandan Arang, Boyolali pukul 07.00 WIB tadi pagi.

Menurut Nyimut, Cak Diqin terakhir pentas bersama Endah Laras di acara Endahing Budooyo Larasing Campursari di Karanganyar beberapa waktu lalu. Saat ini, kata dia, kondisi kesehatan Cak Diqin sebenarnya juga sudah drop.

"Kemarin itu sudah drop Cak Diqin. Nyanyinya saja temponya sudah nggak karuan, kemudian nyanyinya duduk, sudah nggak mampu berdiri. Pingine yo ngetoke aku sih bertahan, tapi secara fisik sudah nggak mampu. Memang sakitnya sudah lama. Mulai dropnya dua mingguan ini," kata dia.

Proses membangun Ponpes Tanah Jawi

Lebih lanjut Nyimut mengungkapkan, karya yang diciptakan Cak Diqin selama ini sudah mencapai 200-an lagu. Karena memang jiwanya pencipta dan saat menulis lagu juga cepat.

Sudah sekitar satu tahun terakhir, kata Nyimut, Cak Diqin tidak menciptakan lagu untuk umum. Hal ini karena sedang menulis lagu pesanan dari para Calon Legislatif (Caleg) yang minta dibikinkan lagu.

Cak Diqin bersama timnya, saat ini juga dalam proses membangun Pondok Pesantren Tanah Jawi. Ponpes itu dibangun di wilayah Desa Cepokosawit, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali. Lokasinya berdampingan persis dengan Resto Pawon Glagahan miliknya, hanya terpisahkan sungai.

Makam Cak Diqin yang berada di pemakaman umum Dukuh Glagahan, Desa Jipangan, Kecamatan Banyudono, Boyolali itu juga dekat dengan lokasi calon Ponpesnya. Di lahan seluas 6.000 meter persedi itu, kini sudah terbangun satu rumah pendopo berbentuk limasan dan pondasi calon masjid.

"Iya, masih dalam proses membangun Ponpes Tanah Jawi," ucap Nyimut.

Dikemukakan dia, Cak Diqin merupakan pendiri, pelopor, pencetus dan penggerak pembangunan Ponpes tersebut. Sudah berjalan dua tahun ini. Sebelumnya di Resto Pawon Glagahan ini dibikin pengajian rutin malam Sabtu Kliwon. Karena selalu mbludak terus jamaahnya, Cak Diqin bikin tim.

"Jamaah ini ndadi ayo gawe pondok (semakin besar, ayo dirikan Ponpes). Gusti Ngko dicukupi Gusti Allah piye carane (nanti biayanya dicukupi bagaimana caranya). Akhirnya mengumpulkan satu tim, dibikinlah Yayasan, awalnya dari tanah 2,000 (meter persegi), tambah jadi 4.000 dan sekarang jadi 6.000 meter persegi," ujarnya.

Di rumahnya di Dukuh Ngangkruk, Desa Ngaru-aru, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyoali dalam dua bulan ini juga didirikan Rumah Qur'an.

"Alhamdulillah, di rumah ada hotel, ada penginapan terus sekarang ditutup, bikinlah Cak Diqin Rumah Qur'an As Shodiqin. Di rumah di Ngangkruk. Ngumpulin santri-santri yang mau menghapal quran, punya duit bayaro, ora duwe duit ya rapopo, sing penting ayo ngaji. Semoga itu menjadi sangune Cak Diqin ke surga," pungkas dia.




(apu/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads