7 Tokoh Pahlawan di Peristiwa 10 November: Bung Tomo-Moestopo

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Jumat, 10 Nov 2023 14:48 WIB
. Ilustrasi Perang Surabaya 10 November 1945 (Foto: Ilustrasi: Edi Wahyono)
Jogja -

Bung Tomo merupakan salah satu tokoh kunci dalam peristiwa pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Namun, ia bukan menjadi satu-satunya tokoh penting karena ada banyak pahlawan lain yang turut andil dalam perlawanan tersebut.

Mengutip laman Kemdikbud, pertempuran 10 November pecah karena kematian Brigadir Jenderal Mallaby, pimpinan tentara Inggris di Jawa Timur pada 30 Oktober 1945. Tentara Inggris memberikan ultimatum pada rakyat Surabaya untuk menyerah, tapi rakyat Surabaya pantang menyerah dan melakukan perlawanan.

Berikut adalah nama-nama tokoh pahlawan yang berperan penting dalam peristiwa pertempuran 10 November yang detikJateng himpun dari laman resmi IKPNI dan Kemenag NTT.

Tokoh Pahlawan 10 November:

1. Bung Tomo (Sutomo)

Bung Tomo, lahir di Surabaya pada 3 Oktober 1920, adalah pribadi yang sangat berperan dalam peristiwa November 1945 di Surabaya, ketika pertempuran melawan pasukan asing terjadi dan kemudian diabadikan sebagai Hari Pahlawan.

Ia memulai kiprahnya sebagai Sekretaris Partai Indonesia Raya (Parindra) Cabang Tembok Duku, Surabaya, dan juga aktif dalam dunia jurnalistik. Bung Tomo dikenal karena kemampuan orasinya yang mampu menggerakkan massa dengan kalimat-kalimat patriotiknya.

Selama perjuangan kemerdekaan Indonesia, ia menjadi Ketua Umum Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia (BPRI) dan juga berperan sebagai Dewan Penasihat Panglima Besar Jenderal Soedirman.

Melalui pidato Bung Tomo dalam Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, ia berhasil menginspirasi rakyat Surabaya untuk berjuang kembali melawan penjajah dengan semangat yang membara.

Pada akhirnya, ia ditangkap oleh rezim Soeharto pada tahun 1978 dengan tuduhan subversi dan meninggal pada 7 Oktober 1981. Peran dan semangat perjuangan Bung Tomo selalu diingat dan dihormati dalam sejarah Indonesia.

2. KH. Hasyim Asy'ari

K.H. Hasyim Asy'ari, seorang ulama terkemuka, memulai pendidikannya di bawah bimbingan ayahnya, Kyai Asy'ari, dan menjadi pengajar di usia muda. Setelah menuntut ilmu di Mekkah dari tahun 1892 hingga 1899, ia mendirikan Pesantren Tebu Ireng di Jombang. Ia mendapatkan mata pelajaran umum di sini.

Belanda mengakui pesantren Tebu Ireng sebagai lembaga pendidikan setelah beberapa tahun. KH. Hasyim Asy'ari mendirikan organisasi Nahdlatul Ulama (NU) pada tahun 1926 dan menjadi Rois Akbar.

Ia memiliki pengaruh besar dalam masyarakat sehingga pemerintah kolonial Belanda menganggapnya berbahaya. Meskipun ditawari bintang jasa dan jabatan pemerintahan, ia menolaknya.

Selama pendudukan Jepang, ia ditahan karena mengeluarkan fatwa terhadap upacara tertentu. Selama perjuangan kemerdekaan, ia memotivasi perlawanan melawan penjajah dan memainkan peran dalam pertempuran heroik di Surabaya pada 10 November 1945.

3. Sungkono

Sungkono, yang merupakan komandan BKR dan salah satu tokoh utama dalam Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945. Ia memiliki nama yang sangat dihormati di Jawa Timur.

Sungkono lahir pada 1 Januari 1911 di Purbalingga Kidul, Kabupaten Purbalingga. Ia terkenal bukan hanya karena kemampuannya memberikan komando melalui radio, tetapi juga karena kepemimpinannya yang tegas di medan perang.

Ia secara langsung memimpin pasukannya dalam pertempuran sengit yang melanda seluruh kota Surabaya. Berkat ketekunan dan kepemimpinannya, Surabaya kemudian dijuluki sebagai "Kota Pahlawan" yang tak pernah menyerah dalam perjuangan melawan penjajah.

Pahlawan selanjutnya adalah Ario Soerjo. Profilnya bisa dibaca di sini:




(apu/ahr)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork