Seorang wanita di Gaza, Jumana Emad menceritakan pengalamannya melahirkan di tengah kekacauan perang. Dia melahirkan diiringi suara desing hujan artileri.
Dilansir detikHealth, Israel menyerang Gaza saat usia kandungannya sudah 9 bulan. Bersama warga lain dia akhirnya mengungsi.
Dia memilih mengungsi di rumah saudaranya yang dirasa lebih aman. Namun, situasi perang membuat dia tidak bisa bebas keluar rumah. Sebab, di sekitar rumah tersebut juga banyak mendapatkan serangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perempuan hamil seperti saya semestinya sering berjalan kaki ke luar rumah, tapi karena perang ini saya tak bisa ke luar, bahkan untuk membeli makanan," kata Jumana dilansir detikHealth yang mengutip BBC, Senin (6/11/2023).
Awalnya, Jumana sudah bermimpi bisa melahirkan di rumah sakit terbesar di Gaza. Namun ternyata rumah sakit itu penuh dengan pasien terluka maupun tewas akibat serangan Israel.
Dia akhirnya memilih bersalin di RS Al-Awda, sebuah rumah sakit kecil di tengah Jalur Gaza yang berlokasi di Nuseirat. Dia melahirkan bayinya itu dengan selamat pada pertengahan Oktober lalu.
Jumala menceritakan bahwa proses persalinan berjalan dengan penuh menegangkan. Selama persalinan, kompleks di sekitar rumah sakit itu sedang digempur Israel.
"Ada serangan artileri hebat di sebelah rumah sakit, suaranya sangat keras sehingga saya mengira serangan itu telah sampai ke rumah sakit. Orang-orang yang terluka terus berdatangan. Saya bisa mendengar teriakan dari segala arah. Saya juga memikirkan putri pertama saya. Saya mengkhawatirkannya karena dia jauh dari saya," imbuhnya.
"Yang saya pikirkan hanyalah saya ingin melahirkan bayi saya, apa pun yang terjadi," lanjutnya lagi.
Bayi mungil yang diberi nama Tania itu lahir dalam sebuah hiruk pikuk tanpa upacara penyambutan seperti tradisi biasanya.
"Jika bukan karena perang, saya pasti ingin menggelar suatu acara yang indah satu pekan setelah persalinan. Saya akan mengundang seluruh anggota keluarga saya dan mengadakan akikah untuknya," kata Jumana.
(ahr/rih)