10+ Fakta Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober, Apa saja?

10+ Fakta Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober, Apa saja?

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Jumat, 27 Okt 2023 15:03 WIB
ilustrasi peringatan Hari Sumpah Pemuda
10+ Fakta Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober, Apa saja? Foto: Freepik
Solo -

Setiap 28 Oktober, Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda. Hari besar tersebut memperingati Kongres Pemuda Kedua yang dilaksanakan pada 27-28 Oktober 1928 lalu. Artinya, tahun ini adalah peringatan Sumpah Pemuda ke-95.

Kongres Pemuda Kedua dan Sumpah Pemuda tidak muncul begitu saja. Ada sejarah panjang yang melatarbelakangi pergerakan para pemuda kala itu. Tujuannya adalah mempersatukan seluruh bangsa Indonesia demi meraih kemerdekaan.

Berikut ini adalah 11 fakta menarik mengenai Kongres Pemuda Kedua dan Sumpah Pemuda 1928 yang detikJateng rangkum dari buku Sumpah Pemuda, Latar Sejarah dan Pengaruhnya bagi Pergerakan Nasional terbitan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Museum Sumpah Pemuda (2008) dan laman resmi Museum Sumpah Pemuda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fakta Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober

1. Awalnya Tidak Bernama "Sumpah Pemuda"

Dilansir detikNews, Sumpah Pemuda yang ditetapkan pada 28 Oktober 1928 sebagai hasil Kongres Pemuda Kedua, dulunya tidak langsung disebut sebagai Sumpah Pemuda. Ikrar tersebut pada mulanya disebut sebagai Putusan Kongres.

2. Kongres Pemuda Diawasi Ketat oleh Polisi Belanda

Kongres Pemuda Kedua ketat diawasi oleh kepolisian Belanda, yang melarang penggunaan kata "merdeka." Meskipun demikian, peserta kongres yang cerdik berhasil merumuskan Sumpah Pemuda tanpa kata "merdeka." Hal ini juga mempengaruhi penampilan lagu "Indonesia Raya" oleh WR Supratman yang hanya dimainkan dengan biola tanpa syair karena larangan tersebut.

ADVERTISEMENT

Larangan tersebut sebenarnya tidak mengganggu kongres, tapi banyak pembicara yang tidak senang karena harus menggunakan kata yang berbelit-belit untuk menyampaikan pesan tentang kemerdekaan.

3. Kali Pertama Lagu "Indonesia Raya" Diperdengarkan

Di Kongres Pemuda Kedua, Sugondo selaku pemimpin kongres memutuskan untuk memperdengarkan lagu "Indonesia Raya" yang diciptakan oleh W.R. Supratman, meskipun tanpa lirik. Pasalnya, liriknya dianggap berbahaya jika diperdengarkan di hadapan pihak kolonial yang turut hadir.

W.R. Supratman setuju dan berjanji hanya memainkan lagu dengan biola, tidak dinyanyikan. Ketika W.R. Supratman memainkan lagu itu, para pemuda meminta agar liriknya dinyanyikan, tetapi ia tetap memainkannya dengan biola.

Lantunan merdu lagu ini membuat hadirin terkesan, dan partitur serta liriknya kemudian disebarkan. W.R. Supratman kemudian merekam lagu "Indonesia Raya" untuk lebih mempopulerkannya.

4. Dipengaruhi oleh Pemikiran Kartini

Sumpah Pemuda adalah hasil dari Kongres Pemuda Kedua yang berlangsung pada Oktober 1928. Ini merupakan tonggak sejarah penting dalam perjuangan nasional Indonesia. Kongres ini muncul dari gagasan persatuan yang bermula dari Perhimpoenan Indonesia dan terwujud dalam Sumpah Pemuda, yang menegaskan tekad pemuda untuk bersatu dalam satu bangsa dan satu bahasa.

Sejarah perjuangan Indonesia juga dipengaruhi oleh tokoh seperti Kartini yang memiliki pemikiran tentang kebangsaan dan memperjuangkan perbaikan kondisi masyarakat Indonesia. Gagasan-gagasannya memengaruhi perkumpulan seperti Indische Vereeniging, yang kemudian berganti nama menjadi Indonesische Vereeniging, dan akhirnya berkontribusi pada Kongres Pemuda Kedua dan Sumpah Pemuda.

5. Bukan Kongres Pemuda Pertama

Kongres Pemuda 27-28 Oktober 1928 yang menjadi tonggak lahirnya Sumpah Pemuda bukanlah kongres pertama. Dua tahun sebelumnya, Kongres Pemuda Pertama sudah terlebih dahulu digelar pada 20 Mei 1926 di Jakarta.

Kongres tersebut menyatukan pemuda Indonesia, membentuk dua organisasi penting yaitu Indische Partij dan Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI).

6. Pembukaan Kongres di Lapangan Banteng

Kongres Pemuda Kedua digelar di 3 tempat berbeda. Pembukaannya dilakukan di Katholieke Jongenlingen Bond di Waterlooplein Noord. Saat ini, kawasan tersebut dikenal dengan Lapangan Banteng.

Gedung Katholieke Jongenlingen Bond saat ini masih ada dan dialihfungsikan menjadi gedung sekolah Santa Ursula. Arsitektur bangunan aslinya masih dipertahankan hingga kini.

7. Awal Kelahiran Bangsa Indonesia

Kongres Pemuda Kedua adalah momen penting dalam sejarah pergerakan nasional Indonesia. Pada kongres ini, keputusan utama diambil untuk mengakui satu kebangsaan dan tanah air, menghargai bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, dan mengakui persatuan berdasarkan persamaan budaya, hukum adat, bahasa, dan sejarah.

Keputusan tersebut menguatkan kesadaran akan persatuan bangsa Indonesia. Meskipun Indonesia memiliki banyak suku bangsa dan bahasa yang berbeda. Tanggal kongres ini dianggap sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia.

8. Ki Hajar Dewantara Batal Hadir pada Kongres Pemuda

Ki Hajar Dewantara seharusnya hadir pada Kongres Pemuda Kedua dan menyampaikan pidato di forum tersebut. Namun pada 27 Oktober 1928, panitia mengumumkan bahwa Ki Hajar Dewantara tidak dapat hadir karena kesibukannya mengurus Taman Siswa. Saat itu, Ki Hadjar menjabat sebagai Direktur Taman Siswa.

9. Dihadiri Organisasi Pemuda hingga Partai Politik

Kongres Pemuda Kedua yang menjadi tonggak awal lahirnya Sumpah Pemuda ini dihadiri oleh semua organisasi kepemudaan di Nusantara. Berikut ini daftarnya:

  • PPPI
  • Jong Java
  • Jong Sumatranen Bond
  • Jong Bataks Bond
  • Jong Islamieten Bond
  • Pemoeda Indonesia
  • Jong Celebes
  • Sekar Roekoen
  • Jong Ambon
  • Pemoeda Kaoem Betawi

Tidak hanya itu, ada juga perwakilan partai politik yang turut hadir, antara lain:

  • Partai Nasional Indonesia
  • Partai Sarekat Islam
  • Kaoem Betawi
  • Boedi Oetomo
  • Timoresch Verbond
  • Permoefakatan Perhimpoenan-perhimpoenan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI)

Turut hadir pula utusan Pemerintah Hindia Belanda, Patih Batavia, Polisi, Adviseur voor Inlandsch Zaken (Penasehat Urusan Bumiputra), dan PID (Politieke Inlichtingen Dienst, Dinas Informasi Politik).

10. Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa Persatuan

Setelah Kongres Pemuda Kedua, bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi dan bahasa persatuan dalam pertemuan-pertemuan dan rapat-rapat bangsa Indonesia. Sebelumnya, setiap rapat selalu menggunakan bahasa Belanda, setelah Kongres Pemuda Kedua digunakan bahasa Indonesia.

Media cetak yang diterbitkan organisasi-organisasi pergerakan pun tidak mau kalah, seperti Majalah Istri yang terbit mingguan melarang penggunaan bahasa Belanda dalam karangan- karangan yang akan dimuat. Ini merupakan salah satu bukti Istri melaksanakan salah satu keputusan Sumpah Pemuda.

11. Tumbuhnya Pergerakan Wanita

Setelah Kongres Pemuda Kedua pada 28 Oktober 1928, semangat kebangsaan memengaruhi gerakan perempuan di Indonesia. Pada 22 Desember 1928, organisasi-organisasi perempuan di Yogyakarta mengadakan kongres dengan tokoh-tokoh seperti S.K Trimurti, Maria Ulfa, dan lainnya yang aktif dalam meningkatkan kesadaran politik dan pendidikan perempuan.

Organisasi pergerakan wanita seperti Pasundan Istri, bergabung menjadi perkumpulan "Istri Indonesia," yang mendukung Indonesia Raya. Pada Kongres Perempuan Indonesia ke III di Bandung pada Juli 1938, tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu, menghormati peran perempuan dalam perjuangan nasional.

Itulah 11 fakta menarik mengenai Sumpah Pemuda yang wajib kamu pahami. Semoga bermanfaat, detikers.




(cln/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads