30+ Contoh Teks Anekdot Singkat dan Lucu Lengkap dengan Strukturnya

30+ Contoh Teks Anekdot Singkat dan Lucu Lengkap dengan Strukturnya

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Senin, 23 Okt 2023 14:02 WIB
Teks Anekdot Adalah
30+ Contoh Teks Anekdot Singkat dan Lucu Lengkap dengan Strukturnya. (Foto: Istimewa)
Solo -

Teks anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.

Mengutip e-Modul Bahasa dan Sastra Indonesia terbitan Kemendikbud, teks anekdot memiliki 4 struktur utama, yaitu abstraksi berisi uraian singkat, orientasi atau pengenalan pelaku, krisis yang berisi puncak kritik, reaksi berupa jawaban lucu, dan koda sebagai penutup dan klarifikasi.

Adapun teks anekdot sering digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan, kritik, atau hiburan kepada pembaca atau pendengar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut ini beberapa contoh teks anekdot yang bisa dijadikan inspirasi, dikutip detikJateng dari Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES, Bahan Ajar Bahasa Indonesia oleh Kabul Prasetya dan Dedi Wijayanti, hingga Kemdikbud RI.

30+ Contoh Teks Anekdot Singkat dan Strukturnya

Contoh Teks Anekdot #1: Puntung Rokok

Abstraksi

ADVERTISEMENT

Azam pergi ke Singapura untuk berlibur. Di negara itu diberlakukan peraturan kebersihan secara ketat. Orang tidak boleh membuang sampah sembarangan.

Orientasi

Dengan santai Azam merokok dan membuang puntung rokoknya begitu saja di sampingnya.

Krisis

Perbuatan Azam diketahui oleh petugas, lalu ia ditegur dengan suara keras.

Reaksi

Dengan spontan Azam mengambil puntung rokoknya kembali, lalu dihisapnya lagi sambil mengucapkan kata "maaf" bahwa rokoknya terjatuh.

Koda

Petugas terbelalak, tetapi tidak dapat berbuat apa-apa dan pergi meninggalkan Azam.

Contoh Teks Anekdot #2: Sekolah Bertaraf Internasional

Abstraksi

Suatu hari di suatu sekolah negeri Antah Berantah, seorang guru memberi tahu kepada murid-muridnya bahwa sekolah mereka akan menjadi sekolah SBI.

Orientasi

Guru: Anak-anak, ada kabar gembira untuk kita semua. Sekolah kita sebentar lagi akan menjadi sekolah SBI (Sekolah Bertaraf Internasional). Nah, untuk menyambut hal ini, saya mau tanya apa yang akan kalian siapkan. Joni, apa yang akan kamu untuk menyambut ini?

Joni: Belajar bahasa Inggris agar lebih mahir dalam berbicara bahasa Inggris.

Krisis

Guru: Bagus sekali. Kalau kamu, Jono?
Jono: Harus siap uang, Pak.
Guru: Lho kok uang?
Jono: Ya Pak. Soalnya kalau sekolah kita statusnya sudah SBI, pasti bayarnya lebih mahal. Masa sih SBI bayarnya sama kayak sekolah biasa? Udah gitu, pasti nanti diminta iuran untuk ini itu.
Guru: Jawabanmu kok sinis sekali? Begini lho, kalau sekolah kita bertaraf internasional artinya sekolah kita itu setara dengan sekolah luar negeri. Jadi, kalian seperti sekolah di luar negeri.
Jono: Tapi Pak, kalau menurut saya, SBI itu bukan Sekolah Bertaraf Internasional, tapi Sekolah Bertarif Internasional.

Reaksi

Akhirnya guru tersebut kebingungan membalas kata-kata Jono

Koda

... dan langsung membahas materi pelajaran.

Contoh Teks Anekdot #3: Selembar Uang Rp 50.000

Abstraksi

Pada suatu sore, seorang suami pulang kerumah dari pekerjaannya yang hanya sebagai kuli bangunan.

Orientasi

Sang suami berwajah lesu tetapi tetap tersenyum karna telah ditunggu oleh istri dan 2 anaknya yang masih berumur 8 dan 6 tahun di rumah.

Krisis

Sang suami tersebut kemudian menyerahkan selembar uang Rp 50.000 kepada istrinya dari hasil ia bekerja di depan 2 anaknya. Suami berkata "Dik, ini uang untuk belanja satu bulan, mudah mudahan cukup!" Sang istri menjawab, "Iya mas, ini sudah cukup kok, bahkan cukup untuk belanja setahun!" Sang suami pun kembali menjawab, "Wah, adik ini hebat sekali bisa sehemat itu, memangnya untuk belanja apa bisa bertahan satu tahun?" Istri menyahut lagi, "Buat beli kalender...!!!".

Reaksi

Sang suami pun terdiam dan kedua anaknya tertawa lepas.

Koda

Setelah itu sang suami pun berjalan ke dalam rumah dan kedua anaknya kembali kedalam rumah juga.

Contoh Teks Anekdot #4: Obrolan Presiden

Orientasi

Seperti biasa, setiap presiden selalu ingin memamerkan apa yang menjadi kebanggaan negara yang dipimpin mereka.
Tidak lama Presiden AS, Bill Clinton mengeluarkan tangannya, lalu sesaat kemudian dia berkata, "Wah kita sedang berada di atas New York!"
Gus Dur pun menanggapi dan berkata, "Lho kok bisa tahu, sih?"
"Ini patung Liberty kepegang!" jawab Bill Clinton dengan bangganya.
Tidak mau kalah, Presiden Prancis saat itu, Jacques Chirac, ikut menjulurkan tangannya keluar pesawat.
"Tahu tidak, kita sedang berada di atas Kota Paris!" dengan sombongnya.
"Wah ... kok bisa tahu juga?" saut Gus Dur.
"lni menara Eiffel kepegang!" jawab presiden Perancis.

Krisis

Karena disombongin oleh Clinton dan Chirac, giliran Gus Dur yang menjulurkan tangannya keluar pesawat.
"Wah ... kita sedang berada di atas Tanah Abang!" teriak Gus Dur.
"Lho kok bisa tahu, sih?" tanya Clinton dan Chirac heran karena tahu Gus Dur itu kan nggak bisa melihat dengan baik.

Reaksi dan Koda

"Ini jam tangan saya hilang," jawab Gus Dur bernada kalem

Contoh Teks Anekdot #5 Orang Tuaku Sayang, Anakku Malang

Abstraksi

Setiap hari orang tua Zaki selalu bekerja. Mereka jarang pulang di rumah karena harus banyak mengisi acara seminar. Sudah 1 bulan lamanya, mereka tidak bertemu anaknya.
Rasa kangen pun muncul. Sang bapak ingin menguji anaknya, apakah dia mencintai dan merindukannya atau tidak.

Orientasi

Bapak: Zak, apakah kamu sayang terhadap orang tuamu?
Zaki: sangat sayang dong. Aku selalu merindukan ayah dan ibu, ketika aku sendiri di rumah (jawan Zaki bohong).
Bapaknya lega mendengar perkataan Zaki. Beliau percaya kalau anaknya sangat menyayangi dirinya.

Krisis

Ayahnya kemudian berdoa, "Ya, Allah terima kasih kau telah titipkan hamba seorang anak yang sayang padaku. Berikan dia hukuman jika salah".

Reaksi

Seketika itu, Zaki jatuh dan pingsan. Bapaknya segera melarikannya, ke rumah sakit.

Koda

Zaki langsung mendapatkan pertolongan. Namun, sang ayah pun hanya menangis.

Contoh Teks Anekdot #6 Mengikuti Kuis

Abstraksi

Suatu hari Doni dan Trio mengikuti sebuah kuis berhadiah. Doni menjadi pengarah sedangkan Trio menjadi penjawab. Apapun yang dikatakan Trio, Doni hanya boleh menjawab ya, tidak, atau bisa jadi.

Orientasi

Doni: Nama tempat?
Trio: Tidak!
Doni: Makanan?
Trio: Tidak!
Doni: Orang?
Trio: Ya, ya, ya!
Doni: Profesi?
Trio: Ya!
Doni: Guru?
Trio: Tidak!

Krisis

Doni: Berdasi?
Trio: Ya, ya!
Doni: Pejabat?
Trio: Ya, ya!
Doni: Di kantor suka tidur?
Trio: Ya!
Doni: Banyak yang korupsi?
Trio: Bisa jadi, bisa jadi!
Doni: Anggota DPR?

Reaksi

Trio: Ya...!

Koda

Akhirnya Doni menjawab betul.

Contoh Teks Anekdot #7 Keluarga Miskin dan Durian

Abstraksi

Di sebuah desa, hiduplah seorang janda dengan anaknya. Hari ini tidak ada kepulan asap di dapur. Hasan sangat lapar. Ia pun pergi dari rumah, siapa tahu ada orang yang berbelas kasihan terhadapnya dengan memberi makan kepadanya. Namun, tak seorang pun yang belas kasih kepadanya. Akhirnya, Hasan punya akal panjang yaitu mencuri buah durian milik tetangga yang kikir itu.

Orientasi

Dia pulang ke rumah membawa sebuah durian. Ibunya pun senang melihat kedatangan anaknya yang membawa makanan. Ibunya pun memuji tindakan Hasan. "Lain kali lebih banyak, ya, Nak! Tidak hanya satu!" kata ibunya dengan polos.

Krisis

Hari ini cuaca lebih cerah. Hasan pun pergi ke kebun. Diambilnya dua buah durian. Tapi naas bagi Hasan, warga sudah menghadangnya. Hasan di hakimi oleh massa. "Ini bukan keinginan saya, tapi keinginan ibuku." Hasan menjerit kesakitan. Ibunya hanya diam."Bagaimana warga, apakah kita lanjutkan hukuman ini!" kata kepala kampung

"Lanjut, hajar dia, sampai dia kapok!" seru warga. Ibunya hanya bisa melihat anak yang malang itu dihakimi massa. Setelah warga puas melampiaskan amarah dan meninggalkannya, ibunya datang memeluknya. Tapi Hasan malah memukul ibunya. Ibunya jatuh tersungkur di tanah.

Reaksi

"Kenapa ibu dulu tidak memarahiku ketika aku mencuri pertama kali. Sekarang jadi seperti ini. Ya Allah, hukumlah Ibu yang tidak menyayangi anaknya!" rintih Hasan

Contoh Teks Anekdot #8 Sekolah Tinggi

Abstraksi

Iwan To Be Millionaire: "Bener, tapi saya itu diminta sekolah sama ibu saya."
Setyawan Tiada Tara: "Heem."

Orientasi

Iwan To Be Millionaire: "Itu untuk sekolah yang tinggi."
Setyawan Tiada Tara: "Heem."

Krisis

Iwan To Be Millionaire: "Saya enggak mau."
Setyawan Tiada Tara: "Kenapa?"
Iwan To Be Millionaire: "Saya takut ketinggian. Lihat bawah tuh saya takut kalau mau jatuh."

Reaksi

Setyawan Tiada Tara: "Oh ya ya ya."
Koda Iwan To Be Millionaire: "..."

Contoh Teks Anekdot #9 Nilai Merah

Abstraksi

Setyawan Tiada Tara: "Kan luar biasa itu. Ada pengalaman unik selama sekolah?"

Orientasi

Mas Wanto: "Ada dulu sekolah itu kan biasanya orang-orang kalau sama nilai dapat merah itu pada takut kalau saya nggak."
Setyawan Tiada Tara: "Sebabnya?"

Krisis

Mas Wanto: "Saya ditanya 'kamu itu sekolah raportnya nilainya merah terus kenapa alasannya' karena saya orang Indonesia karena merah berani saya."

Reaksi

Setyawan Tiada Tara: "Wowwww."

Contoh Teks Anekdot #10 Duduk di Muka

Orientasi

Setyawan Tiada Tara: "Tapi lagunya itu istilahnya untuk pendidikan kurang pas mas."
Iwan To Be Millionaire: "Lha kok bisa?"

Krisis

Setyawan Tiada Tara: "Lha itu pada hari Minggu kuturut ayah ke kota, naik delman istimewa kududuk di muka. Bayangin duduk kan harusnya di kursi itu di muka mas."
Iwan To Be Millionaire: "Lhaiya bahaya."
Setyawan Tiada Tara: "Kadang aneh-aneh. Bahaya makanya duduk di kursi ini di muka kan kurang sopan. Lhaiya bahaya."

Reaksi

Iwan To Be Millionaire: "Harusnya kan duduk di samping pak kusir ini malah di muka."

Contoh Teks Anekdot #11 Lihat Kebunku

Orientasi

Iwan To Be Millionaire: "Ada misalnya tahu lagu lihat kebunku."
Setyawan Tiada Tara: "Ho'o."

Krisis

Iwan To Be Millionaire: "Itu judulnya kan lagu lihat kebunku penuh dengan bunga."
Setyawan Tiada Tara: "Penuh itu iya."
Iwan To Be Millionaire: "Ada yang putih dan ada yang merah."
Setyawan Tiada Tara: "Ho'o."
Iwan To Be Millionaire: "Setiap hari kusiram semua."
Setyawan Tiada Tara: "Ho'o."
Iwan To Be Millionaire: "Mawar melati semuanya indah. Ha cuma dua kan harusnya mawar, melati, anggrek, septivera."

Contoh Teks Anekdot #12 Lomba Lari

Orientasi

Mas Pur: "Disuruh gini misalnya saya tuh sama guru disuruh misalnya olahraga, olahraga saya pintar."
Setyawan Tiada Tara: "Apa misalnya"

Krisis

Mas Pur: "Saya pernah juara lari, weloh saya melarikan kendaraan pak guru."
Setyawan Tiada Tara: "Weh ini Mas Pur ini juara lomba lari latihan tiap jam 12 malam. Belakangnya itu ada polisi dan aparat serta penduduk karena lari sambil bawa TV."

Reaksi

Mas Pur: "Bahkan disertai dengan anjing pelacak."

Contoh Teks Anekdot #13 Berantem

Abstraksi

Mas Pur: "Saya itu berantem sendirian berani lawannya."

Orientasi

Mas Wanto: "Lho kok sendirian?"
Mas Pur: "Maksudnya sendiri ga usah bawa temen."
Mas Wanto: "Iya terus?"
Mas Pur: "Musuhnya sepuluh, saya sendirian gak mundur saya."
Mas Pur: "Terus?"
Mas Wanto: "Gak mundur saya."
Mas Pur: "Nggak mundur?"

Krisis

Mas Wanto: "Kenapa nggak mundur?"
Mas Pur: "Karena di belakang ada tembok."

Reaksi

Mas Wanto" : "Wah hahaha tak kira di belakang kemudian yang lain itu maju karena kamu kiper biasanya gitu e."

Contoh Teks Anekdot #14 Tak Punya Latar Belakang Presiden

Abstraksi

Mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) memang unik. Dalam situasi genting dan sangat penting pun dia masih sering meluncurkan joke-joke yang mencerdaskan.

Orientasi

Seperti yang dituturkan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD saat di-interview salah satu televisi swasta. "Waktu itu saya hampir menolak penunjukannya sebagai Menteri Pertahanan. Alasan saya, karena saya tidak memiliki latar belakang soal TNI/Polri atau pertahanan," ujar Pak Mahfud.

Krisis

Tak disangka, jawaban Gus Dur waktu itu tidak kalah cerdiknya. "Pak Mahfud harus bisa. Saya saja menjadi Presiden tidak perlu memiliki latar belakang presiden kok," ujar Gus Dur santai.

Reaksi

Jelas saja Pak Mahfud Md pun tidak berkutik. "Gus Dur memang aneh. Kalau nggak aneh, pasti nggak akan memilih saya sebagai Menhan," kelakar Pak Mahfud.

Contoh Teks Anekdot #15 Anak Artis

Abstraksi

Pada suatu hari di salah satu warung tenda kawasan Kemang.

Orientasi

Devano, anak salah satu artis terkenal memanggil pelayan untuk meminta nota pembayaran.
Devano: "Berapa semuanya?"
Pelayan: "Semuanya Rp 132.000,00, Kak."
Devano yang memang nggak punya uang lima puluh ribuan langsung saja menyodorkan dua lembar seratus ribu.
Pelayan: "Ini kak, kembaliannya."
Devano: "Sudah... simpan saja buat keluarga kamu."
Pelayan merasa senang karena menerima enam puluh delapan ribu rupiah dan langsung berterima kasih kepada Devano. Setelah beberapa jam kemudian, Keisha yang juga anak artis terkenal memanggil pelayan untuk meminta nota pembayaran.
Keisya: "Berapa semuanya?"
Pelayan: "Semuanya Rp 127.000,00, Kak."
Keisya menyodorkan tiga lembar lima puluh ribu.
Pelayan: "Ini kak, kembaliannya."
Devano: "Sudah... simpan saja tip untuk kamu."
Pelayan langsung memasukkan kembalian itu ke kantongnya dan berterima kasih banyak ke Keisya.
Setelah beberapa jam Soimah pun memanggil pelayan untuk meminta nota pembayaran
Soimah:"Berapa?"
Pelayan: "Semuanya Rp 145.000."

Krisis

Soimah menyodorkan tiga lembar lima puluh ribu dan menunggu beberapa menit, kemudian..
Soimah: "Loh, mana uang kembalian saya?"
Pelayan: "Ah, Kakak, masa uang lima ribu rupiah saja dikembalikan. Tadi Devano dan Keisya kembaliannya enam puluh delapan ribu rupiah dan dua puluh tiga ribu saja diberikan ke saya, masa kakak yang artis terkenal, lima ribu saja minta dikembalikan?"
Soimah: "Tunggu dulu kamu tahu siapa Devano dan Keisya?"

Reaksi

Pelayan dengan cekatan menjawab: "Yah tahu, Kak! Devano dan Keisya anak artis terkenal."
Soimah: "Pintar kamu, tahu mereka anak artis. Nah sedangkan saya, kan anak penjual ikan!! Sekarang, mana kembalian saya?"

Koda

Pelayan: "!%$%?"

Contoh Teks Anekdot #16 Tidak Terlalu Dalam

Abstraksi

Telah berulang kali Nasrudin mendatangi seorang hakim untuk mengurus suatu perjanjian. Hakim di desanya selalu mengatakan tidak punya waktu untuk menandatangani perjanjian itu. Keadaan ini selalu berulang sehingga Nasrudin menyimpulkan bahwa si hakim minta disogok.Tapi kita tahu menyogok itu diharamkan. Maka Nasrudin memutuskan untuk melemparkan keputusan ke si hakim sendiri.

Orientasi

Nasrudin menyiapkan sebuah gentong. Gentong itu diisinya dengan tahi sapi hingga hampir penuh. Kemudian di atasnya, Nasrudin mengoleskan mentega beberapa sentimeter tebalnya. Gentong itu dibawanya ke hadapan Pak Hakim. Saat itu juga Pak Hakim langsung tidak sibuk, dan punya waktu untuk membubuhi tanda tangan pada perjanjian Nasrudin.

Krisis

Nasrudin kemudian bertanya, "Tuan, apakah pantas Tuan Hakim mengambil gentong mentega itu sebagai ganti tanda tangan Tuan?"
Hakim tersenyum lebar."Ah, kau jangan terlalu dalam memikirkannya."
Ia mencuil sedikit mentega dan mencicipinya. "Wah, enak benar mentega ini!"
"Yah," jawab Nasrudin, "Sesuai ucapan Tuan sendiri, jangan terlalu dalam!"

Reaksi/Koda

Dan berlalulah Nasrudin.

Contoh Teks Anekdot #17 Pelaut Ulung

Abstraksi

Seorang pelaut berdiri di atas kapal melihat keindahan laut yang tenang dan damai.

Orientasi

"Seandainya keadaan keluargaku seperti ini pasti kebahagiaan yang ada".Tetapi kemudian badai ganas menghadang hingga kapalnya oleng hampir tenggelam. Kapalnya selamat setelah dia membuang semua muatannya dengan bersusah payah.

Krisis

Kejadian tersebut mengingatkan padanya kalau dia seorang 'pelaut ulung'. Badailah yang membuatnya ulung. Pikirannya kembali kepada keluarganya."Bagaimana kalau istri dan anakku yang kubuang? Apakah saya akan memperoleh ketenangan dan merasakan kebahagiaan?" ujar si pelaut.

Reaksi/Koda

Si pelaut tersenyum-senyum memikirkan istri dan anaknya

Contoh Teks Anekdot #18 Biopori

Abstraksi

Suatu hari guru menerangkan tentang biopori di depan kelas. "Biopori itu bisa dijadikan sebagai salah satu usaha menghindari banjir"jelasnya.

Orientasi

"Sekarang, Ibu beri tugas pada kalian untuk membuat biopori di sekitar rumah, lalu kalian foto. Fotonya nanti ditempel di buku tugas dan berikan deskripsi".

Krisis

Tiba-tiba seorang anak berkomentar."Syukurlah Bu, jalan menuju rumah saya sudah banyak bioporinya, tapi kata bapak itu bukan untuk menanggulangi banjir, melainkan biopori akibat sering banjir".

Reaksi

Mendengar itu semua anak dan bu guru tertawa.

Contoh Teks Anekdot #19 Renang Gaya Batu

Abstraksi

Seorang ayah mengajari anaknya berenang.

Orientasi

"Aku tidak mau malu karena tidak bisa berenang ayah", kata sang anak. "Ayah akan ajari dari gaya tersulit sampai termudah Nak", jawab ayahnya. Sang anak gembira.

Krisis

Setelah beberapa hari latihan renang itu, sang ayah tampak bersedih sementara sang anak tampak gembira. "Terimakasih, Yah, akhirnya Ayah dapat mengajari gaya berenang yang paling aku kuasai, tapi kenapa ayah bersedih?" tanyanya.

Reaksi dan Koda

"Yang kamu kuasai itu gaya batu, Nak!"

Contoh Teks Anekdot #20 Bapak Buruh

Abstraksi

Sebelum memilih jurusan, setiap peserta didik diwawancarai untuk menjaring data. wawancara berlangsung selama 10 menit.

Orientasi

Guru: Aini!
Aini: Ya, Pak
Guru: Silakan duduk. Bapakmu buruh, ya?

Krisis

Aini: Kok tahu, Pak
Guru: Pipimu berstempel tikar
Aini: Maksud Bapak apa, ya?

Reaksi dan Koda

Guru: Tersenyum sambil menunjuk tanda bangun tidur di pipi Aini.

Contoh Teks Anekdot #21 Kisah Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

Abstraksi

Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa penuntut umum menyerang saksi.

Orientasi

"Apakah benar," teriak Jaksa, "Bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?"

Krisis

Saksi menatap keluar jendela seolah-olah tidak mendengar pertanyaan."Bukankah benar bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?" ulang pengacara.
Saksi masih tidak menanggapi.
Akhirnya, hakim berkata, "Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa!"

Reaksi/Koda

"Oh, maaf!"Saksi terkejut sambil berkata kepada hakim, "Saya pikir dia tadi berbicara dengan Anda."

Contoh Teks Anekdot #22 Membuat Orang Berdoa

Abstraksi

Di pintu akhirat seorang malaikat menanyai seorang sopir Metro Mini. "Apa kerjamu selama di dunia?" tanya malaikat itu.

Orientasi

"Saya sopir Metro Mini, Pak." lalu malaikat itu memberikan kamar yang mewah untuk sopir Metro tersebut dan peralatan yang terbuat dari emas. Lalu datang Gus Dur dengan dituntun ajudannya yang setia. "Apa kerja kamu di dunia?" tanya malaikat kepada Gus Dur.

Krisis

"Saya presiden dan juga juru dakwah Pak..." lalu malaikat itu memberikan kamar yang kecil dan peralatan dari kayu. Melihat itu Gus Dur protes. "Pak kenapa kok saya yang presiden sekaligus juru dakwah mendapatkan yang lebih rendah dari seorang sopir Metro..?"

Reaksi

Dengan tenang malaikat itu menjawab, "Begini Pak... Pada saat Bapak ceramah, Bapak membuat orang-orang semua ngantuk dan tertidur... sehingga melupakan Tuhan. Sedangkan pada saat sopir Metro Mini mengemudi dengan ngebut, ia membuat orang-orang berdoa..."

Contoh Teks Anekdot #23 Kuli dan Nyai

Abstraksi

Rombongan jamaah haji NU dari Tegal tiba di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah Arab Saudi.

Orientasi

Langsung saja kuli-kuli dari Yaman berebutan untuk mengangkut barang-barang yang mereka bawa.

Krisis

Akibatnya, dua orang di antara kuli-kuli itu terlibat percekcokan serius dalam bahasa Arab.Melihat itu, rombongan jamaah haji tersebut spontan merubung mereka, sambil berucap: Amin, Amin, Amin!

Reaksi

Gus Dur yang sedang berada di bandara itu menghampiri mereka: "Lho kenapa Anda berkerumun di sini?"
"Mereka terlihat sangat fasih berdoa, apa lagi pakai sorban, mereka itu pasti kyai."

Contoh Teks Anekdot #24 Fenomena Gila Gus Dur

Abstraksi

Konon, guyonan mantan Presiden Abdurrahman Wahid selalu ditunggu-tunggu oleh banyak kalangan, termasuk presiden dari berbagai negara.

Orientasi

Pernah suatu ketika, Gus Dur membuat tertawa Raja Saudi yang dikenal sangat serius dan hampir tidak pernah tertawa. Oleh Kiai Mustofa Bisri (Gus Mus), momentum tersebut dinilai sangat bersejarah bagi rakyat Negeri Kaya Minyak. "Kenapa?" tanya Gus Dur.
"Sebab sampeyan sudah membuat Raja tertawa sampai giginya kelihatan. Baru kali ini rakyat Saudi melihat gigi rajanya," jelas Gus Mus, yang disambut gelak tawa Gus Dur.

Krisis

Melekatnya predikat humoris pada Presiden RI yang keempat itu pun sempat membuat Presiden Kuba Fidel Alejandro Castro Ruz penasaran. Suatu ketika, keduanya berkesempatan bertemu. Seperti yang diceritakan oleh mantan Kepala Protokol Istana Presiden Wahyu Muryadi pada tayangan televisi, Fidel Castro bertanya kepada Gus Dur mengenai joke teranyarnya.
Dijawablah oleh Gus Dur, "Di Indonesia itu terkenal dengan fenomena 'gila',". Fidel Castro pun menyimak pernyataan mengagetkan tersebut. "Presiden pertama dikenal dengan gila wanita. Presiden kedua dikenal dengan gila harta. Lalu, presiden ketiga dikenal gila teknologi," tutur Gus Dur yang kemudian terdiam sejenak.

Reaksi

Fidel Castro pun semakin serius mendengarkan lanjutan cerita. "Kemudian, kalau presiden yang keempat, ya yang milih itu yang gila," celetuk Gus Dur. Koda Fidel Castro pun diceritakan terpingkal-pingkal mendengar dagelan tersebut

Contoh Teks Anekdot #25 Dilap Celana

Abstraksi

Ketika Gus Dur Kuliah di Mesir, ia kedatangan seorang tamu dari Indonesia. Tamu yang kini menjadi pengasuh pesantren terkenal di Jawa Timur ini datang ke tempat Gus Dur dan teman-temannya di Mesir

Orientasi

Seperti galibnya seorang tuan rumah, Gus Dur dan teman-teman kemudian sibuk menjamu teman yang datang dari jauh itu. Gus Dur kemudian mengeluarkan piring dan gelas, maksudnya untuk tempat makanan dan minuman. Sang tamu, seperti biasa menunggu Gus Dur dan teman-temannya yang sibuk mau menghidangkan minuman dan makanan itu. Tapi betapa kagetnya si tamu ketika menyaksikan Gus Dur melap gelas-gelas dan piring itu dengan celana dalam. Sebaliknya, Gus Dur dan teman-teman malah tenang-tenang saja.

Krisis

Begitu kue dan minuman disajikan, si tamu dipersilakan menikmati hidangan tersebut. Si tamu tentu saja serba salah. Mau minum jijik, tetapi kalau ditolak rasanya tidak mungkin. Kemudian dengan sangat terpaksa, si tamu menikmati juga hidangan tersebut. Namun, tak lama berselang ia langsung muntah-muntah. Ia ingat kain yang dipakai untuk mengelap piring dan gelas tadi yang tidak lain adalah celana dalam.

Reaksi

Menyaksikan tamunya yang KO tersebut, Gus Dur mulai tanggap. Lalu berkata, Anda ini terlalu melihat sesuatu dari segi luarnya saja, tidak melihat substansinya. Si tamu tertegun.

Koda

Celana dalam ini belum pernah saya pakai. Ini baru saya beli. Jadi, masih baru, kata Gus Dur sembari tertawa.

Contoh Teks Anekdot #26 Hasil Keputusan Rapat

Abstraksi

Sewaktu masih belajar di Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP) Jakarta, Gus Dur Punya Guru bahasa Inggris dari Batak.

Orientasi

Menurut dia, lafal bahasa Inggris gurunya itu sangat medok dengan logat Bataknya.Namun, yang lebih menjengkelkan Gus Dur dan teman-temannya, guru tersebut ngotot agar murid-muridnya mengikuti lafal Inggris yang berlogat Batak tersebut secara persis.

Krisis

Akhirnya, Gus Dur dan kawan-kawan sepakat untuk mengerjai sang guru. Di pintu kamar mandi sekolah, digantung sebuah ember berisi air. Nah, pada saat sang guru hendak ke kamar mandi, ketika membuka pintu tersebut, maka jatuhlah ember dan airnya menimpah tubuh sang guru.
Byarrrrr!

Reaksi

Siapa yang punya ide pertama kali menaruh ember itu?

Koda

Ditanya demikian, Gus Dur sambil menahan tawa, menjawab. Awalnya adalah saya, tetapi kemudian sudah menjadi keputusan rapat.

Contoh Teks Anekdot #27 Cuma Takut Tiga Roda

Abstraksi

Suatu hari, saat Abdurrahman Wahid menjabat sebagai Presiden RI, ada pembicaraan serius. Pembicaraan bertopik isu terhangat dilakukan selesai menghadiri sebuah rapat di Istana Negara

Orientasi

Diketahui, pembicaraan itu mengenai wabah demam berdarah yang kala itu melanda kota Jakarta. Gus Dur pun sibuk memperbincangkan penyakit mematikan tersebut.

Krisis

"Menurut Anda, mengapa demam berdarah saat ini semakin marak di Jakarta Pak?" tanya seorang menterinya.

Reaksi

"Ya karena Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso melarang bemo, becak, dan sebentar lagi bajaj dilarang beredar di Kota Jakarta ini. Koda Padahal kan nyamuk sini cuma takut sama tiga roda...!

Contoh Teks Anekdot #28 Beda Tetap Beda

Abstraksi

Kisah ini masih di seputar demokrasi terpimpin yang digagas oleh Presiden Soekarno. Tak pelak persoalan itu menimbulkan pro dan kontra di kalangan politisi, termasuk di dalam NU sendiri.

Orientasi

Kiai Wahab dan Kiai Bisri berbeda pendapat dalam soal masuk tidaknya NU dalam DPRGR yang dibentuk oleh pemerintah, menggantikan Majelis Konstituante yang dibubarkan pemerintah. Menurut Kiai Wahab, NU mesti masuk di DPRGR dengan pertimbangan jika tidak, NU tidak punya orang di Parlemen. Prinsip Kiai Wahab, yang penting masuk dulu. Kalau kemudian nanti ada masalah, apa susahnya keluar?

Krisis

Pikiran Kiai Wahab ini berbeda dengan Kiai Bisri. Beliau beralasan bahwa DPRGR adalah buatan pemerintah tanpa melalui pemilu. Pembubaran Konstituante dalam kacamata fiqih adalah ghasab adalah perampasan hak rakyat secara tidak sah. Kalau NU masuk dalam DPRGR berarti NU telah ikut melaksanakan perampasan hak. Perdebatan dua tokoh ini cukup alot dan tampaknya tidak ada titik temu. Kiai Wahab berusaha meyakinkan Kiai Bisri tapi usaha itu selalu kandas. Tak kurang akal, Kiai Wahab mencoba melakukan diplomasi gulai kambing.

Reaksi

Pada suatu hari Kiai Wahab mengundang kiai Bisri ke rumahnya ke Tambak Beras. Acaranya hanya makan-makan, tak lebih tak kurang. Seluruh masakan dibikin sendiri oleh Kiai Wahab yang memang terkenal ahli masak. Makanan gulai kambing kesukaan Kiai Bisri dihidangkan.
Sehabis makan, mereka berdua ngobrol di beranda depan. Sebelum Kiai Wahab berbicara, Kiai Bisri lebih dahulu membuka pembicaraan. Gulainya memang enak, saya nggak menyangka kalau masakan sampean bisa melebihi masakan penjual gulai profesional.

Koda

Pendeknya, Kiai Bisri memuji-muji Kiai Wahab. Tapi, sebelum Kiai Wahab menyahuti omongannya, buru-buru Kiai Bisri melanjutkan jurus pamungkasnya dengan berkata, meskipun... masakan ini cukup enak, masalah DPRGR itu saya masih belum bisa menerima, katanya pasang kuda-kuda sebelum diserang lobi Kiai Wahab.

Contoh Teks Anekdot #29 Dikumpulkan dengan Lulusan SD

Abstraksi

Sebagaimana umumnya calon mahasiswa, Gus Dur saat mendaftar di Al-Azhar, Kairo, mengikuti ujian masuk (semacam seleksi).

Orientasi

Namun, ujian itu berbeda sekali dengan ujian di Indonesia, kalau di Indonesia paling Cuma disuruh membaca satu surat atau beberapa ayat Al-Quran yang ditentukan oleh tim penguji. Tapi di Mesir, ujian cukup pelik. Penguji biasanya membaca salah satu ayat Al-Quran secara acak. Kemudian calon mahasiswa disuruh menyebutkan tiga ayat sebelumnya atau lima ayat sesudahnya.
Karuan saja para calon mahasiswa Indonesia banyak yang gagal, termasuk Gus Dur. Padahal untuk mengikuti tes berikutnya mahasiswa yang tak lulus harus masuk Dirasah Khassah (semacam sekolah persiapan).

Krisis

Di Dirasah Khassah inilah Gus Dur dan para mahasiswa Indonesia lainnya merasa tersiksa. Mereka tersiksa bukan karena pengajarnya yang kejam, tapi justru sebaliknya sangat sayang. Soalnya, para mahasiswa itu disamakan (diperlakukan sama) dengan anak-anak Afrika yang baru lulus setingkat SD. Pelajaran dan ujiannya pun sangat dasar.

Misalnya, ditanya kalau shalat membaca surat apa? Begitu surat itu dibaca lancar, sang guru langsung mengelus kepala si murid atau santri. Persis seperti seorang bapak mengelus kepala anak-anaknya. Tidak hanya itu. Para guru di sana juga melontarkan kata-kata pujian pada anak-anak yang bisa.

"Pinter", demikian kira-kira pujian sang guru. Jadi, mereka memang diperlakukan seperti anak SD bahkan TK kalau di tanah air.

Reaksi

Karena diperlakukan seperti anak SD, maka Gus Dur tidak kerasan dan pindah ke Baghdad.

Koda

Contoh Teks Anekdot #30 Doa untuk Peragawati

Abstraksi

Ketika Gus Dur diundang untuk menghadiri Maulid Nabi di Jakarta. Pengundangnya adalah salah seorang pemilik rumah mode. Sudah barang tentu memiliki banyak peragawati.

Orientasi

Mesti yang diperagakan busana muslim, tapi tidak terlihat jilbab atau kerudung.

Krisis

Busana yang dipamerkan di sana cuma pakaian panjang-panjang saja. Tak lama kemudian terdengar pembacaan doa di penghujung acara. Doanya pun panjang-panjang.

Reaksi

Dalam perjalanan pulang, ketika berada di dalam mobil, Gus Dur bertanya kepada kiai yang membacakan doa panjang tadi. "kok mau maunya sih baca doa panjang-panjang untuk peragawati yang begitu?"

Koda

Kiai tersebut tersenyum dan menjawab, "Jangan salah sangka, doa yang saya bacakan tadi, artinya agar supaya para peragawati itu pada kena varises"

Contoh Teks Anekdot #31 Kisah Pemulung

Abstraksi

Pada siang hari di sebuah kompleks perumahan yang kelihatan mewah terjadi perdebatan antara Pak RT dan Pak Pemulung.

Orientasi

Masalah yang mereka debatkan adalah hal remeh yaitu di lingkungan perumahan itu, memang sudah banyak ditempel papan dengan tulisan "Pemulung Dilarang Masuk", tetapi masih saja ada pemulung yang tidak menaati aturan tersebut.
Pak RT : "Pak sedang cari apa di tempat sampah itu? Lihat tulisan di perumahan ini, tidak?"

Krisis

Pemulung :"Emang tulisannya apa, Pak?"
Pak RT : "Di papan itu tertulis Pemulung Dilarang Masuk, lantas kenapa Bapak nekat masuk di perumahan ini?"

Reaksi

Pemulung : "Yah, Pak RT ini gimana sih... kalau saya bisa baca tulisan yang di papan itu, tentu saya tidak akan jadi pemulung, Pak!"

Nah, itu dia sederet contoh teks anekdot yang singkat dan lucu, dilengkapi dengan strukturnya. Semoga bermanfaat, detikers!




(aku/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads