Teks anekdot adalah teks yang berbentuk cerita dan di dalamnya mengandung humor sekaligus kritik. Teks anekdot tak hanya sekadar menyajikan humor, kritik yang ada di dalamnya mengandung pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tentu sering mendengar cerita-cerita lucu, terkadang juga satire. Terkadang cerita anekdot itu tentang tokoh tertentu, baik tokoh nyata atau rekaan. Cerita tentang Abunawas adalah salah satu contohnya.
Pengertian Anekdot
Dikutip dari laman Rumah Belajar Kemdikbud, anekdot adalah teks yang memaparkan cerita singkat yang menarik dan lucu dan mengesankan karena isinya berupa kritik atau sindiran terhadap kebijakan, layanan publik, perilaku penguasa, atau suatu fenomena/kejadian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fungsi Anekdot
Dari pengertiannya, terlihat bahwa anekdot memiliki sebuah fungsi sebagai sebuah ruang untuk mengkritik, menyindir maupun ketidakpuasan terhadap penguasa.
Namun, kritikan ini dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah hal yang jenaka dan terkesan lucu.
Struktur Anekdot
Dikutip dari Rumah Belajar Kemdikbud, sebuah teks anekdot memiliki struktur yang terdiri dari lima bagian, yaitu abstrak, orientasi, krisis, reaksi, dan koda.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai kelima struktur teks anekdot:
- Abstrak adalah bagian di awal paragraf yang berfungsi memberi gambaran tentang isi teks. Biasanya bagian ini menunjukkan hal unik yang akan ada di dalam teks.
- Orientasi adalah bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita atau latar belakang bagaimana peristiwa terjadi. Biasanya penulis bercerita dengan detail di bagian ini.
- Krisis adalah bagian dimana terjadi hal atau masalah yang unik atau tidak biasa yang terjadi pada si penulis atau orang yang diceritakan.
- Reaksi adalah bagian bagaimana cara penulis atau orang yang ditulis menyelesaikan masalah yang timbul di bagian krisis tadi.
- Coda merupakan bagian akhir dari cerita unik tersebut. Bisa juga dengan memberi kesimpulan tentang kejadian yang dialami penulis atau orang yang ditulis.
Contoh Anekdot
Dikutip dari detikEdu, terdapat sebuah cerita anekdot yang berjudul 'SBI (Sekolah Bertarif Internasional)'. Berikut ini ceritanya.
Suatu ketika, di sebuah sekolah negeri "Entah Di mana", seorang Bapak guru memberi tahu kepada anak didiknya bahwa sekolah mereka akan berubah status menjadi sekolah SBI.
"Anak-anak, ada kabar gembira untuk kita semua. Tidak lama lagi Sekolah kita akan menjadi sekolah SBI (Sekolah Bertaraf Internasional). Nah, untuk menyambut hal ini, saya mau tanya apa yang akan kalian siapkan?," tanya sang guru.
"Joni, apa yang akan kamu lakukan untuk menyambut ini?" tanya guru tersebut lebih lanjut.
Dengan sigap si Joni pun menjawab pertanyaan guru, "Belajar bahasa Inggris agar mampu berbicara bahasa Inggris, Pak", jawab Joni.
"Bagus sekali. Kalau kamu, Jono?" tanya guru kepada Jono.
"Harus siapkan uang, Pak" Jawab Jono.
"Lho kok uang?" Tanya guru lebih lanjut.
"Ya Pak. Soalnya kalau sekolah kita statusnya sudah SBI, pasti bayarnya lebih mahal. Masa sih bayarnya sama kayak sekolah biasa? Udah gitu, pasti nanti diminta iuran untuk ini itu", jelas Jono lebih lanjut.
"Jawabanmu kok sinis sekali? Begini lho, kalau sekolah kita bertaraf internasional, artinya sekolah kita itu setara dengan sekolah luar negeri. Jadi, kalian seperti sekolah di luar negeri", sang guru melanjutkan penjelasannya.
"Tapi Pak, kalau menurut saya, SBI itu bukan Sekolah Bertaraf Internasional, tapi Sekolah Bertarif Internasional", Jono juga melanjutkan penjelasannya.
(ahr/rih)