Video kritikan itu diunggah oleh akun Instagram @bemuns, Rabu (18/10/2023). Dalam video tersebut terlihat Ketua MK Anwar Usman seolah berjalan bersama Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
Terlihat pula gedung MK, Balai Kota Solo, Istana Negara, dan juga gedung DPR RI. Kilatan petir juga terlihat menyambar gedung MK hingga membuatnya runtuh. Di akhir video muncul sosok Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sejak diunggah video tersebut telah disukai lebih dari 10 ribu akun dan mendapat ratusan komentar.
Ketua BEM UNS, Hilmi Ash Shidqi mengungkapkan, unggahan tersebut menjadi bentuk sikap atas dikabulkannya uji materi UU Pemilu terkait batas usia capres-cawapres. Menurutnya, putusan yang membolehkan kepala daerah di bawah 40 tahun dapat maju di Pilpres tersebut dirasa sarat akan kepentingan politik dan pelanggengan politik dinasti.
"Ditambah putusan MK yang ternyata masih kerabat dengan Jokowi, ini sangat mengindikasikan bahwa akan terjadi dinasti politik yang patut kita lawan. Sebelum ini terjadi, kita lawan terlebih dahulu," terang Hilmi saat dihubungi detikJateng via telepon, Kamis (19/10/2023).
Dalam video yang memperlihatkan foto Presiden Jokowi, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, dan Ketua MK Anwar Usman, BEM UNS juga mempertanyakan independensi MK. Ia berharap MK dapat lebih menunjukkan independensinya secara utuh tidak terpengaruh oleh iklim politik yang sedang terjadi di Indonesia.
"Indonesia ini negara hukum, bukan negara kekuasaan. Maka jangan menggunakan hukum untuk melanggengkan kekuasaan, dan jangan menggunakan kekuasaan untuk mengotak-atik hukum," tegasnya.
Ia pun menyepakati keputusan Tim Advokasi Peduli Hukum Indonesia yang akan melaporkan sembilan hakim MK ke Majelis Kehormatan MK (MKMK).
"Sangat pantas ya, kita perlu cek terlebih dahulu, supaya pada akhirnya yang terjadi akhir-akhir ini apakah betul ada intervensi, apakah MK telah tercampurtangani oleh para politikus," ungkapnya.
(apl/rih)