Israel Akan Serang Lewat Darat, Warga Gaza: Tak Ada Tempat Aman!

Internasional

Israel Akan Serang Lewat Darat, Warga Gaza: Tak Ada Tempat Aman!

Tim detikNews - detikJateng
Rabu, 11 Okt 2023 14:42 WIB
A relative mourns over a girl killed in an Israeli air strike in Gaza City on Monday, Oct. 9, 2023. Israels military battled to drive Hamas fighters out of southern towns and seal its borders Monday as it pounded the Gaza Strip. (AP Photo/Fatima Shbair)
Miris, 140 Anak Palestina Tewas Imbas Serangan Israel di Gaza. Foto: AP/Fatima Shbair
Solo -

Setelah mengklaim puluhan jet tempurnya menyerang lebih dari 200 target milik Hamas di Gaza pada Selasa (10/10) malam waktu setempat, Israel kini akan mengintensifkan serangan darat.

Dilansir detikNews dari Deutsche Welle (DW), Rabu (11/10/2023), Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan kepada tentara di dekat pagar Gaza: "Hamas menginginkan perubahan dan mereka akan mewujudkannya. Apa yang dulu ada di Gaza tidak akan ada lagi."

"Kami memulai serangan dari udara, nanti kami juga akan datang dari darat. Kami sudah menguasai daerah itu sejak hari kedua dan kami melakukan serangan. Ini hanya akan semakin intensif."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di perbatasan utara Israel, serangkaian roket ditembakkan dari Lebanon selatan sehingga memicu serangan balasan dari Israel, kata tiga orang dari pihak keamanan yang tidak mau diketahui identitasnya.

Sementara itu Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sedikitnya 900 orang tewas dan 4.600 lainnya luka-luka di wilayah pesisir yang padat penduduk tersebut.

ADVERTISEMENT

Sebagian besar korban adalah warga sipil. Adapun sejumlah warga Israel dan orang lain dari luar negeri ditangkap dan dibawa ke Gaza sebagai sandera.

AS Akan Beri Bantuan Tambahan ke Israel

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memastikan akan memberikan bantuan militer tambahan kepada Israel, termasuk amunisi dan pencegat untuk melengkapi sistem pertahanan udara Iron Dome.

Di Gedung Putih, Biden juga menyebut serangan Hamas sebagai "tindakan yang sangat jahat".

"Izinkan saya mengatakan sekali lagi kepada negara mana pun, organisasi mana pun, siapa pun yang berpikir untuk mengambil keuntungan dari situasi ini, saya punya satu kata: jangan," tegas Biden, merujuk pada Iran dan proksinya di kawasan.

Biden juga mengirim Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken ke Israel, yang akan menyampaikan "pesan solidaritas dan dukungan", kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller.

180 Ribu Warga Gaza Kehilangan Tempat Tinggal

PBB mengatakan lebih dari 180.000 warga Gaza kehilangan tempat tinggal. Banyak di antara warga yang berkerumun di jalan atau di sekolah.

Sementara itu petugas medis di rumah sakit Khan Younis, Gaza, meminta warga untuk segera mengambil jenazah kerabatnya yang tergeletak begitu saja di kamar mayat karena keterbatasan ruang.

"Tidak ada tempat yang aman di Gaza, seperti yang Anda lihat, serangan terjadi di mana-mana," kata Ala Abu Tair, yang mencari perlindungan bersama keluarganya setelah melarikan diri dari Abassan Al-Kabira di dekat perbatasan.

Kesaksian warga Gaza di halaman selanjutnya.

Dua Senior Hamas Tewas

Menurut seorang pejabat Hamas, dua anggota dari kantor politik Hamas yaitu Jawad Abu Shammala dan Zakaria Abu Maamar, tewas dalam serangan udara di Khan Younis. Keduanya adalah anggota senior Hamas.

Kementerian Luar Negeri Palestina menyebut serangan Israel sejak Sabtu (07/10) telah menghancurkan lebih dari 22.600 unit rumah dan 10 fasilitas kesehatan serta merusak 48 sekolah.

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk, yang mengecam serangan Hamas, mengatakan: "Hukum humaniter internasional jelas: kewajiban untuk terus berhati-hati untuk menyelamatkan penduduk sipil dan objek sipil tetap berlaku selama serangan terjadi."

Kekerasan juga pecah di Tepi Barat yang diduduki dan di Yerusalem Timur, di mana polisi Israel mengatakan mereka membunuh dua warga Palestina yang menembakkan kembang api ke arah petugas pada Selasa (10/10) malam.

Warga Gaza: Tidak Ada Tempat yang Aman

Warga Palestina yang tinggal di Gaza mengatakan pengeboman Israel begitu hebat.

"Situasinya gila, benar-benar tidak ada tempat yang aman. Saya secara pribadi telah mengungsi tiga kali sejak kemarin," kata Plestia Alaqad, warga Gaza berusia 22 tahun, yang telah merekam kehidupan pribadinya di bawah pengeboman dan mempostingnya di halaman Instagram-nya.

Menurutnya, saat ini warga di Gaza seperti menjalani "Nakba", kata dalam bahasa Arab untuk bencana yang mengacu pada perang pada 1948 pasca-deklarasi negara Yahudi yang dimaknai oleh Palestina sebagai perampasan massal wilayah Palestina oleh Israel.

"Baru kemarin saya mengerti apa yang kakek saya, semoga beliau beristirahat dalam damai, menceritakan kepada saya tentang 1948 dan Nakba. Ketika saya biasa mendengar cerita tentang itu, saya tidak mengerti," kata Plestia Alaqad melalui panggilan video dari sebuah rumah di Gaza.

Di rumah itu dia dan warga lainnya mencari perlindungan dari pengeboman setelah serangan mendadak Hamas terhadap Israel.

Untuk diketahui, lebih dari tujuh dekade setelah Nakba, warga Palestina masih menyesali bencana yang mengakibatkan mereka harus mengungsi dan menghalangi impian mereka untuk bernegara.

Dalam perang terkait berdirinya Israel, sekitar 700.000 warga Palestina, setengah dari populasi Arab di wilayah Palestina yang dikuasai Inggris, melarikan diri atau diusir dari rumah mereka, dan ditolak untuk kembali. Banyak dari mereka yang berakhir di Yordania, Lebanon, Suriah, serta di Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur.

Kini Israel memperketat blokadenya terhadap Gaza, sepenuhnya melarang impor makanan dan bahan bakar serta memotong pasokan listrik.

Menhan Israel Yoav Gallant memperingatkan bahwa dampak yang harus dibayar oleh Gaza "akan mengubah kenyataan dari generasi ke generasi".

Halaman 2 dari 2
(dil/rih)


Hide Ads