Serangan besar-besaran Hamas ke Israel akhir pekan lalu berbuntut perintah 'pengepungan total' terhadap wilayah Jalur Gaza dari Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Yoav Gallant. Selama pengepungan, pasokan listrik dan makanan ke Jalur Gaza akan diputus.
"Kami melakukan pengepungan total terhadap Gaza," kata Gallant dalam pernyataan video, seperti dilansir AFP yang dikutip detikNews, Senin (9/10/2023).
"Tidak ada listrik, tidak ada makanan, tidak ada air, tidak ada gas -- semuanya ditutup," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir detikNews, pengepungan total itu akan menambah penderitaan 2,3 juta warga Palestina yang tinggal di Jalur Gaza yang telah bertahun-tahun diblokade Israel.
Setelah Hamas menembakkan ribuan roket dan mengerahkan ratusan petempurnya ke kota-kota Israel pada Sabtu (7/10) waktu setempat, Israel secara resmi menyatakan perang terhadap Hamas pada Minggu (8/10) waktu setempat.
Data Korban dari Pihak Israel dan Palestina
Penetapan perang itu sama artinya memberikan lampu hijau untuk 'langkah militer yang signifikan' oleh Israel untuk membalas Hamas.
Dikutip detikNews dari ABC News, otoritas kesehatan Israel melaporkan lebih dari 700 orang tewas di wilayah Israel akibat serangan Hamas pada akhir pekan. Sekitar 2.100 orang lainnya mengalami luka-luka dalam serangan di negara Yahudi itu.
Serangan Hamas itu memicu serangan balasan oleh militer Israel yang mengatakan telah menggempur 500 target militan Hamas dan Jihad Islam di Jalur Gaza. Serangan udara Israel berlanjut hingga Senin (9/10) pagi waktu setempat.
Kementerian Kesehatan Palestina menyebut sedikitnya 436 warga Palestina, termasuk 81 anak-anak, tewas akibat serangan itu. Sekitar 2.271 orang lainnya mengalami luka-luka.
(dil/apl)











































