Pemerintah Kota Semarang melaksanakan program Festival Pendamping Beras yang dilakukan di Car Free Day Simpang Lima, Semarang, Minggu (8/10/23). Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu pun langsung turun serta dalam keramaian acara ini.
Hevearita Gunaryanti Rahayu atau yang kerap disapa Mbak Ita menjelaskan acara ini merupakan salah satu program untuk mempromosikan makanan sehat yang berasal dari bahan non beras. Hal ini juga untuk menanggulangi harga beras yang seringkali meningkat apalagi dalam fenomena alam seperti El Nino ini.
"Mengajak bagaimana tanpa beras atau mengurangi konsumsi beras karena masih banyak variasi makanan yang bisa dihadirkan di rumah masing-masing. Dengan kandungan karbohidrat yang sama, beberapa bahan makanan asli Indonesia ini banyak yang lebih sehat daripada gandum dan beras," imbuhnya dalam keterangan tertulis, Senin (9/10/23).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mbak Ita pun menambahkan terdapat 10 bahan makan pendamping beras yang bisa dijadikan bahan pokok masyarakat Indonesia, di antaranya adalah jagung, sukun, pisang, singkong, talas, ubi, porang, sagu, hanjeli, dan sorgum.
Sorgum menjadi salah satu olahan yang bisa dibuat menjadi roti. Rasa yang tercipta dari bahan ini pun tak kalah nikmatnya dan lagi sorgum lebih menyehatkan.
"Dari 10 bahan makanan pendamping beras bisa dibuat aneka makanan. Kita intinya tidak menghilangkan beras tapi mengurangi konsumsinya, karena tidak makan beras dengan bahan pendampingan beras juga mengenyangkan dan menyehatkan," tambahnya.
Saat ini Mbak Ita memaparkan jika stok beras yang ada di Kota Semarang masih cukup sampai akhir tahun 2023. Stok beras yang dimiliki oleh Kota Semarang sekitar 8000 ton dan tidak akan berkurang, hanya saja beras memang saat ini masih menjadi masalah karena harganya yang sedang naik.
"Kalau namanya beras itu tidak berkurang tapi memang harga masih naik. Untuk cadangan beras di Kota Semarang masih aman sampai tahun anggaran 2023. Program ini mengurangi konsumsi beras di masyarakat dan agar mengurangi problem saat harga beras naik," lanjutnya.
Kemudian, Mbak Ita memastikan program-program agar tidak ketergantungan dengan beras akan terus dilakukan. Dirinya juga akan menyediakan produk-produk pendampingan beras untuk kebutuhan masyarakat.
"Masyarakat bisa berjuang dan tidak ada kata mengeluh harga beras dan gula naik. Ini bisa dimanfaatkan untuk berhemat," tutupnya.
Pada Festival Pendamping Beras ini, terdapat 45 macam makanan dengan bahan pendamping beras yang disajikan oleh 114 peserta.
Program ini merupakan sebuah tantangan dari Presiden Indonesia ke-5 Megawati Soekarnoputri untuk bagaimana cara mengantisipasi krisis pangan dan menghindari keluhan masyarakat jika harga beras meningkat.
(anl/ega)