.webp)
TPA Jatibarang Kota Semarang kembali terbakar. Kali ini zona dua dan tiga yang merupakan zona aktif terbakar dan menyebabkan asap putih membumbung tinggi.
Salah satu pemulung, Zubaidah (47) mengatakan kebakaran mulia terjadi sekitar pukul 11.30 WIB. Saat itu dia sudah pulang dan kemudian dikabari ada asap dari tempatnya memulung.
"Aku udah pulang terus ditelpon dikabari. Dari zona tiga itu. Aku pikir barang rosokku aman, ternyata kena juga," kata Zubaidah kepada detikJateng di lokasi, Jumat (6/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebakaran itu kemudian makin meluas dan hingga pukul 15.55 WIB asap masih mengepul dan petugas pemadam kebakaran dibantu anggota Brimob yang menyerahkan water canon berupaya melokalisir dan memadamkan api.
"Kami kerahkan tujuh unit mobil damkar, dan ada sekitar 70 personel kami yang sudah mengupayakan untuk pemadaman," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Semarang, Nurkholis di lokasi.
Kondisi kebakaran yang masih menyala, Nurkholis menjelaskan dipengaruhi faktor cuaca yang masih panas dan anginnya kencang. Sampah juga dalam kondisi kering dan juga mudah terbakar.
"Kita tidak bisa mengatakan harus lokalisir atau apa. Kita harus lihat situasi dulu. Kemudian kita juga lihat topografi, dan juga melihat situasi angin yang ada. Sehingga sewaktu-waktu itu bisa berubah. Yang terpenting kita itu melakukan pemadaman tapi pelindung diri juga harus diperhatikan atau jiwa manusia," ujarnya.
Terlihat di lokasi Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu (Ita) dan jajarannya datang untuk memantau. Ia berkoordinasi dengan petugas di lokasi terkait upaya pemadaman.
"Ini Zona dua dan tiga, aktif, yang terbakar. Kita masih ada zona empat, " kata Ita.
Diketahui, TPA Jatibarang Semarang juga sempat terbakar pada Kamis (5/10) kemarin, namun telah padam. Kebakaran di zona aktif hari ini tidak berhubungan dengan kebakaran kemarin karena jaraknya berjeda.
"Yang kemarin sudah padam. Ini tidak berhubungan kan ya, soalnya jauh. Yang ini berawal dari zona dua dulu terus merembet ke zona tiga," jelas Ita.
(ahr/apl)
