Sebuah gudang rongsok di Kampung Joyosudiran, Pasar Kliwon, Solo, terbakar pada Selasa (3/10) sekitar pukul 17.00 WIB. Api merembet menghanguskan belasan rumah.
Dilaporkan api muncul saat para pekerja gudang rongsok itu sudah pulang. Berikut 5 fakta peristiwa kebakaran tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Api Berasal dari Gudang Rongsok
Gudang rongsok yang terbakar itu diketahui milik Agus Susmadyo. Dia mengatakan, saat kebakaran terjadi, dirinya sedang mandi di rumah. Dia mengetahui kejadian itu setelah diberitahu oleh sang istri.
"Saya baru pulang mandi, terus dikabarin istri saya jika kebakaran. Saya langsung ke sini, dan sudah berkerumun," kata Susmadyo, Selasa (3/10/2023).
"Ini luasannya sekitar 4.500 meter persegi," ucapnya.
2. Gudang Berisi Kayu hingga Plastik
Kapolresta Solo Kombes Iwan Saktiadi mengatakan gudang menyimpan barang-barang bekas yang mudah terbakar.
"Barang-barang bekas terdiri dari berbagai macam barang, ada kayu, ada besi, ada plastik, ada potongan-potongan sisa bahan bangunan," kata Iwan.
"Ini mix bahan-bahan yang terbakar ini bercampur jadi satu," lanjutnya.
3. Belasan Rumah Hangus
BPBD Solo mencatat 12 rumah hangus terbakar. Sementara 52 warga mengungsi.
"Dari data malam ini (Selasa, 3/10) sekira pukul 22.20 WIB ada 12 rumah yang ikut terbakar. Ya dimungkinkan masih bisa bertambah karena kondisi saat ini yang belum padam," kata Kepala BPBD Solo, Nico Agus Putranto.
Nico melanjutkan, dampak kebakaran ini, 17 kepala keluarga (KK) terdiri 52 warga mengungsi. Lokasi pengungsian sementara ada di dua titik, yakni di Kantor Kelurahan Pasar Kliwon dan SD Muhammadiyah 23.
"Korban dampak dari kebakaran gudang ini ada 17 KK yang untuk jumlahnya ada 52 orang. Kondisinya alhamdulillah kita sudah ada tim dari kesehatan sudah mengecek kondisi yang ada di pengungsian ini tidak ada yang sakit semua kondisinya baik," ujarnya.
Disebutnya, ada satu warga yang sempat mengalami sesak napas dan harus diberikan pertolongan. "Tidak sampai dilarikan ke rumah sakit," ucapnya.
Sementara itu, polisi memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran ini. "Tidak ada korban jiwa," kata Kapolresta Solo Kombes Iwan Saktiadi.
Selengkapnya di halaman selanjutnya
4. Kendala Pemadaman
Petugas damkar menemui kendala dalam upaya pemadaman. Lokasi kejadian tidak bisa diakses unit damkar.
"Kita memang banyak kendala, banyak masyarakat gang sempit. Masyarakat semua menunjukkan jalan, tapi tidak bisa dilewati unit kita. Akibatnya kita ngolor dari utara, butuh selang panjang," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Solo, Sutarjo.
Hingga pukul 23.00 WIB, Selasa (3/10), api masih membara. Sutarjo mengatakan sekitar 15 unit mobil damkar dari Solo Raya dikerahkan untuk proses pemadaman ini.
"Di tengah (gudang) ini hanya tumpukan kayu yang sangat banyak. Tim kita dari selatan, timur sudah pada maju semoga cepat selesai," ucapnya.
Sutarjo mengatakan, kebakaran itu merembet ke rumah warga yang menempel gudang. "Yang terdampak ada rumah kecil sekira 13-14 rumah. Itu rumah semipermanen. Rumahnya ludes semua," ungkap Sutarjo.
Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa mengatakan pihaknya memerintahkan damkar untuk tetap bersiaga di lokasi kebakaran, Selasa (3/10) malam. Hal ini untuk memastikan api segera padam.
"Damkar kita minta standby, fokus pemadaman," kata Teguh.
Selain itu, Teguh meminta BPBD, Dinas Sosial, dan Dinas Pemadam Kebakaran Solo untuk mendata dampak kebakaran. Tindak lanjutnya akan dirapatkan Pemkot, Rabu (4/10) pagi.
5. Tim Forensik Diterjunkan
Polresta Solo akan mengerahkan tim forensik untuk menyelidiki penyebab kebakaran. Tim akan mulai bekerja setelah api benar-benar padam.
"Nanti akan kita datangkan forensik untuk mengecek di mana titik api berasal dan sebabnya apa. Nanti kita nunggu setelah berhasil kita kendalikan," kata Kapolresta Solo Kombes Iwan Saktiadi.
Menurutnya, pemilik gudang tidak mengidentifikasi adanya korsleting. Pihaknya sampai saat ini menduga faktor cuaca menjadi pemicu munculnya titik api.
"Menurut pemilik tidak mengindikasikan adanya korsleting, artinya memang cuaca cukup panas dan kita kalau melihat ke dalam bahan-bahan yang di dalam itu adalah bahan-bahan yang mudah terbakar artinya kayu-kayu kering kemudian spon kemudian plastik dan lain sebagainya," ujarnya.
"Namun demikian tentunya kembali polisi selalu bekerja berdasarkan standar operasional prosedur," pungkasnya.