Gunung Lawu Masih Terbakar, Pemkab Karanganyar Minta Warga Salat Istisqa

Gunung Lawu Masih Terbakar, Pemkab Karanganyar Minta Warga Salat Istisqa

Agil Trisetiawan Putra - detikJateng
Selasa, 03 Okt 2023 12:44 WIB
Sejumlalh pejabat daerah mengamati titik api pada peta Gunung Lawu di Posko Penanganan Darurat Karhutla Gunung Lawu 2023 di Ngrayudan, Kendal, Ngawi Jawa Timur, Senin (2/10/2023). Menurut data di Posko Penanganan Darurat Karhutla Gunung Lawu 2023 luas keseluruhan hutan dan lahan yang terbakar di Gunung Lawu sejak 30 Agustus hingga Senin (2/10) sore mencapai 1.100 hektare, dan dari luas tersebut yang terbakar sejak Jumat (29/9) seluas 400 hektare. ANTARA FOTO/Siswowidodo/hp.
Kebakaran Gunung Lawu di wilayah Jatim sudah merembet ke Karanganyar, Jateng. (Foto: ANTARA FOTO/SISWOWIDODO)
Karanganyar -

Relawan gabungan masih berupaya memadamkan api yang membakar hutan di Gunung Lawu. Api pertama muncul di kawasan Ngawi, Jawa Timur, lalu merembet hingga Karanganyar, Jawa Tengah.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Karanganyar, Juli Padmi Handayani mengatakan ada sejumlah kendala yang dihadapi dalam proses pemadaman ini. Selain objek yang mudah terbakar, cuaca kering, angin kencang, dan medan yang terjal juga menyulitkan proses pemadaman.

"Cara paling efektif untuk proses pemadaman ini dengan turun hujan. Saya minta doanya bersama, agar hujan bisa segera turun," kata Juli saat ditemui di Kantor BPBD Karanganyar, Selasa (3/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar sudah menggelar rapat untuk meminta agar masyarakat di setiap kecamatan menggelar salat istisqa.

"Kemarin rapat sudah kita minta agar setiap kecamatan menggelar salat berjamah untuk meminta hujan," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Selain itu, siang ini Kepala BPBD Karanganyar, Kapolres Karanganyar, Damdim 0727/Karanganyar, Perhutani, dan Pemkab Karanganyar akan menggelar rapat untuk menentukan status kebencanaan. Dari rapat itu akan dibahas apakah proses pemadaman hutan di Gunung Lawu wilayah Karanganyar perlu menggunakan water bombing.

"(Water bombing) Belum, kita masih koordinasi dengan Kapolres, Bupati, Dandim, dan Perhutani. Penggunaan helikopter harus ada tahapannya dan persyaratan yang harus dipenuhi. Penetapan status, belum. Nanti kita koordinasi. Dengan status itu nanti bisa melayangkan surat dan sebagainya," kata dia.

Hingga saat ini, proses pemadaman masih dilakukan dengan cara manual. Lokalisir api dengan sekat juga dilakukan agar titik api tidak meluas.

"Pemadamannya sebisanya, yang sekiranya tidak membahayakan, dan membuat pilar (sekat) agar api tidak merembet," pungkasnya.




(aku/dil)


Hide Ads