Taman Nasional Gunung Merapi Beri Sanksi ke Pendaki Ilegal Asal Spanyol

Taman Nasional Gunung Merapi Beri Sanksi ke Pendaki Ilegal Asal Spanyol

Jarmaji - detikJateng
Kamis, 14 Sep 2023 20:17 WIB
Kasi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Balai Taman Nasional Gunung Merapi, Ahmadi, menunjukkan surat pernyataan WN Spanyol yang mendaki Merapi secara ilegal lewat Boyolali, Kamis (14/9/2023).
Kasi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Balai Taman Nasional Gunung Merapi, Ahmadi, menunjukkan surat pernyataan WN Spanyol yang mendaki Merapi secara ilegal lewat Boyolali, Kamis (14/9/2023). Foto: Jarmaji/detikJateng
Boyolali -

Pendaki warga negara asing (WNA) asal Spanyol, Jacinto Cornejo Denise Del Carmen yang mendaki Gunung Merapi secara ilegal dikenai sanksi oleh pihak Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM). Denise sempat hipotermia dan ditemukan tim SAR di atas Pos 1 jalur pendakian Selo, Boyolali.

Wanita itu mendaki Merapi sendirian dan berhasil dievakuasi oleh tim SAR dalam kondisi selamat, siang tadi.

Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II BTNGM, Ahmadi mengatakan setelah sampai di bawah Denise dinyatakan sehat. Setelah istirahat, Denise lalu dimintai keterangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahmadi memaklumi keterangan Denise yang mengaku tidak tahu jika pendakian Merapi ditutup sejak 2018. Saat ini Merapi masih berstatus Siaga. Di tengah perjalanan, dia mengaku bertemu seseorang yang menyebut boleh mendaki asal tidak sampai puncak.

"Dia paham (soal sanksi) dan menyesali," kata Ahmadi di kantor Resort Selo BTNGM, Kamis (14/9/2023).

ADVERTISEMENT

Adapun sanksinya yaitu seluru foto dan video saat Denise mendaki Merapi dihapus dari ponselnya. Denise juga diminta membuat surat penyataan dengan tulisan tangan.

"Dokumentasi (saat di Merapi) di alat komunikasinya dihapus. Kemudian membuat surat pernyataan tertulis dengan tulisan tangan yang menyatakan kalau menyesali telah melanggar, menyatakan juga dokumentasi sudah dihapus dan tidak akan mengulangi lagi," ujar Ahmadi.

Denise juga membacakan langsung surat pernyataannya di depan wartawan. Dalam surat pernyataan berbahasa Inggris yang ditandatanganinya itu, Denise mengaku menyesal telah melakukan pendakian ilegal ke Gunung Merapi.

"Saya Denise telah melakukan pendakian Gunung Merapi secara ilegal, karena saya mendapat informasi yang salah terkait pendakian. Saya menghapus semua gambar dan video. Saya mengumumkan tidak akan mengulangi kegiatan itu (Pendakian ilegal) lagi," kata Denise.

Denise mengatakan, dirinya mendaki Merapi lewat jalur Selo, Boyolali, pada Rabu (13/9) pukul 10.00 WIB. Saat malam, dia tidak bisa melihat apapun selama di atas. Dia pun panik dan meniup peluit yang ada di tasnya berkali-kali. Dia juga menyalakan senter sebagai kode meminta bantuan.

Beruntungnya dia membawa power bank dan sempat mendapatkan sinyal seluler. Dia langsung menghubungi agen asuransinya. Dia juga mengenakan jaket dan selimut untuk menghangatkan tubuh.

Saat itu, Denise berujar, yang ada di benaknya yaitu kondisi di atas sangat berbahaya. Bebatuan yang dia injak juga selalu melorot.

Kisah menegangkan Denise ada di halaman selanjutnya.

"Saya berusaha tidur tapi tidak bisa, karena satu-satunya tempat yang saya temukan untuk beristirahat sangat tidak nyaman posisinya. Saya coba untuk istirahat, tetapi susah. Saya berpindah-pindah terus dan saya sangat kedinginan. Saya hampir tidak tidur, mungkin saya hanya tidur 50 menit sampai satu jam saja," ungkapnya.

Soal bekal makanan dan air, dia mengaku membawa dan mengonsumsinya sedikit-sedikit. Dia khawatir akan kesulitan jika kehabisan logistik, karena dia tidak tahu akan bertahan berapa lama di kawasan puncak Merapi.

Dia hanya minum sedikit saat malam dan kembali meminumnya pada Kamis pagi.

"Saya juga punya cokelat. Jadi pagi tadi saya hanya makan cokelat, itu memberiku sedikit energi, ya saya sangat beruntung," ujarnya.

Denise menambahkan, sebelum ke Merapi, dia sudah beberapa kali mendaki sejumlah gunung lain di Indonesia, Srilanka, Spanyol, Nepal, dan India. Dia mengaku bukan pendaki profesional dan juga bukan pendaki amatir.

Halaman 2 dari 2
(dil/ahr)


Hide Ads