Pendaki warga negara asing (WNA) asal Spanyol, Jacinto Cornejo Denise Del Carmen yang mendaki Gunung Merapi secara ilegal, ditemukan tim SAR di atas Pos 1 jalur pendakian Selo, Boyolali.
"Dititik pos 1, jadi sudah sekitar 500 meter dari batas Taman Nasional Gunung Merapi," kata Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Balai Taman Nasional Gunung Merapi, Ahmadi, saat ditemui di kantor Resort Selo, Kamis (14/9/2023).
Lokasi Pos 1 itu berjarak sekitar 1,5 kilometer dari Pos New Selo. Saat itu Denise sudah perjalanan turun dari arah puncak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi informasi yang bersangkutan me-WA pihak asuransi maupun ke SAR. Dia masih bisa komunikasi, kondisi masih bisa, sehingga waktu (terdeteksi) CCTV pukul 08.45 WIB posisi di Pasar Bubar (kawasan puncak Merapi). Dia perjalanan turun itu sudah kita pantau dan (tim) dari bawah saya silakan langsung jalan (menyusul)," jelasnya.
Tim SAR naik sekitar pukul 10.00 WIB. Sembari naik, tim SAR terus berteriak memanggil nama Denise. Sampai di atas Pos 1, teriakan itu direspons Denise.
Sekitar pukul 11.17 WIB, tim SAR menemukan Denise di atas Pos 1. Tim kemudian membawanya turun dan tiba di Pos New Selo pukul 12.03 WIB.
Sampai di New Selo, Denise kemudian diperiksa oleh tim medis PMI Boyolali. Selanjutnya dia dibawa ke Puskesmas Selo untuk diperiksa kesehatannya.
"Kondisi kesehatannya dinyatakan sehat," kata Ahmadi.
Denise lalu dibawa ke Kantor BTNGM Resort Selo. Setelah istirahat untuk pemulihan, kemudian dia dimintai keterangan oleh petugas BTNGM.
Mengapa Denise bisa mendaki Merapi? Ahmadi menjelaskan, dari keterangan yang bersangkutan bahwa pendakian itu tidak seperti yang direncanakannya.
Denise juga mengaku tidak tahu jika pendakian Merapi ditutup. Dia tidak melihat papan informasi penutupan jalur pendakian yang dipasang Pos New Selo.
"Dan bertemu dengan orang yang katanya boleh (naik ke Merapi), tapi tidak boleh sampai puncak. Nah itu yang membuat dia tetap naik. Kemudian terkait papan informasi (penutupan jalur pendakian) dia mengatakan tidak melihat," ujar Ahmadi.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Diberitakan sebelumnya, Denise yang dilaporkan hipotermia dan dievakuasi dari Gunung Merapi melakukan pendakian secara ilegal. Pasalnya, Gunung Merapi saat ini masih ditutup untuk aktivitas pendakian.
Ahmadi menerangkan, pendakian Gunung Merapi ditutup sejak 2018 sejak status Merapi Waspada. Pada 2020, status Merapi naik menjadi Siaga.
Informasi penutupan pendakian sudah disebar melalui media sosial dan dipasang papan informasi jalur pendakian New Selo dan Sapu Angin.
Diketahui, Denise mendaki ke Merapi sendirian. Denise datang ke Selo, Boyolali dengan mengendarai motor matik berpelat nomor asal Jogja. Dia tiba di Selo Rabu (13/9) sekitar pukul 10.00 WIB dan langsung naik ke Merapi.
Disebutkan Ahmadi, keberadaan pendaki WNA di kawasan puncak Merapi itu diketahui tadi malam, menginformasikan kesulitan untuk turun karena disorientasi dan kondisi fisik yang sudah melemah.
"Tadi pagi kami dapat informasi secara formal dari masyarakat juga melalui CCTV BPPTKG tadi pagi terdeteksi jam 08.45 WIB masih berada di titik Pasar Bubrah," jelasnya.Denise juga menghubungi pihak asuransinya dan menyampaikan bahwa dirinya perlu pertolongan. Kemudian menghubungi pihak SAR Surakarta dan Balai Taman Nasional.
Tim SAR lalu bergerak dan sekitar pukul 10.00 WIB, tim SAR Barameru Merapi bersama petugas BTNGM naik ke atas untuk mencari Denise.