Waduk Gajah Mungkur Wonogiri Surut, Waktunya Nelayan Panen Ikan

Waduk Gajah Mungkur Wonogiri Surut, Waktunya Nelayan Panen Ikan

Muhammad Aris Munandar - detikJateng
Kamis, 14 Sep 2023 12:18 WIB
Hasil tangkapan ikan nelayan di perairan WGM Kecamatan Wuryantoro Wonogiri.
Hasil tangkapan ikan nelayan di perairan WGM Kecamatan Wuryantoro Wonogiri. Foto: Muhammad Aris Munandar/detikJateng.
Wonogiri -

Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri yang tengah surut membawa berkah bagi para nelayan. Pasalnya saat air surut justru menjadi puncak nelayan dalam mendapatkan ikan.

"Alhamdulillah ini (kemarau) puncaknya (panen ikan). Bisa sampai awal Desember," kata salah satu nelayan di perairan WGM Kecamatan Wuryantoro Maryadi (48) kepada wartawan, Kamis (14/9/2023).

Ia mengatakan sejak Mei lalu air waduk mulai surut. Air waduk semakin kelihatan surut pada September. Diperkirakan puncak air surut terjadi pada November hingga Desember.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Puncak surut itu awal musim penghujan. Nanti saat puncak itu banyak air putih (Tawes). Nanti ikan-ikan itu ke tepi," ungkap dia.

Maryadi menuturkan, saat musim kemarau seperti ini ikan yang banyak ditangkap jenis nila. Ikan nila itu mulai mudah didapatkan sejak dua bulan lalu. Sementara itu saat musim penghujan lebih banyak ikan tawes.

ADVERTISEMENT
Hasil tangkapan ikan nelayan di perairan WGM Kecamatan Wuryantoro Wonogiri.Hasil tangkapan ikan nelayan di perairan WGM Kecamatan Wuryantoro Wonogiri. Foto: Muhammad Aris Munandar/detikJateng

Menurut dia, ikan nilai lebih mahal dibandingkan ikan tawes. Harga ikan nila saat musim kemarau sebesar Rp 20.000 per kilogram. Sedangkan saat musim penghujan bisa sampai Rp 25.000 per kilogram. Sementara itu, harga ikan tawes hanya Rp 7.000 per kilogram.

"Kalau seperti ini sehari bisa dapat ikan nila dengan keuntungan Rp 200.000. Kalau musim hujan dapat nila 2 kilogram sehari sudah bagus," ujar dia.

Maryadi mengatakan, pada musim penghujan ia lebih banyak mendapatkan air tawas. Meski bisa menangkap banyak, namun harganya jauh di bawah harga ikan nila.

"Saat penghujan dapat Rp 100.000 sudah bagus. Memang saat hujan air tawas banyak dan mudah didapat. Kalau nila sulit, dapat dua kilogram sudah bagus," jelasnya.

Ia menuturkan, pada saat ini para nelayan banyak yang mencari ikan dengan perahu. Biasanya pada pukul 16.00 WIB nelayan mulai memasang jaring. Kemudian pada esok harinya, pukul 06.00 WIB, tangkapan mulai diambil.

"Meningkat dengan surutnya waduk ini. Kalau musim hujan (air waduk penuh), nelayan banyak yang buruh," kata Maryadi.

Hal senada diungkapkan oleh nelayan WGM di Kecamatan Wuryantoro, Paryo. Menurutnya, saat musim kemarau dan air waduk surut justru hasil tangkapan ikan meningkat.

"Benar, malah banyak dapat ikannya. Ini saya dapat 4 kilogram lebih, baru saja. Akan saya jual ke TPI (Tempat Pelelangan Ikan)," kata Paryo.




(apl/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads