Alur Sungai Dengkeng di beberapa desa di wilayah Kabupaten Klaten dikeruk untuk normalisasi. Pengerukan dengan alat berat itu dilakukan untuk mengantisipasi banjir.
"Sudah sekitar dua minggu dimulai, ini terus dikerjakan pengerukan. Ya untuk antisipasi banjir, menyelematkan jembatan dan permukiman," kata Kades Krikilan, Kecamatan Bayat, Eka Sri Purwanto kepada detikJateng, Rabu (6/9/2023).
Menurut Eka, normalisasi sungai Dengkeng itu merupakan usulan pemerintah desa. Sebab tahun sebelumnya, banjir mengancam jembatan dan rumah warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada satu jembatan dan tiga rumah warga terancam setiap tahun. Akhirnya tiga desa, Desa Krikilan, Beluk, dan Kebon mengajukan surat ke Balai Besar Sungai melalui kecamatan," jelas Eka.
Koordinator Pengawas Sungai Wilayah Klaten, Balai Besar Sungai Wilayah Bengawan Solo (BBSWBS), Alung Prasaja Utama menjelaskan normalisasi dilakukan di beberapa desa. Pengerukan ini dilakukan karena ada permintaan dari desa.
"Atas permintaan Pak Kades Beluk dan Kades Krikilan dengan pengajuan surat ke kantor BBSWBS meminta normalisasi sungai Dengkeng tanggul kanan dan tanggul kiri. Sebab tanggul terkikis habis dan pedangkalan," jelas Alung kepada detikJateng saat dimintai konfirmasi.
Alung mengatakan pengerukan sungai ini sebagai upaya agar saat musim penghujan nanti tidak terjadi luapan air dan banjir. Dia menjelaskan pengerukan Sungai Dengkeng ini dikerjakan mulai 21 Agustus lalu.
"Alat beroperasi 21 Agustus 2023 sampai sekarang 6 September 2023. Semoga ke depannya dan musim penghujan sudah mengurangi dampak luapan," harap Alung.
Selain Kecamatan Bayat, kata Alung, normalisasi dilakukan di anak Sungai Dengkeng yaitu Sungai Jaran. Panjangnya 2,6 kilometer dengan lebar 8 meter dan tinggi 2 meter.
"Panjangnya 2,6 kilometer dengan lebar 8 meter dan tinggi 2 meter di Desa Tugu dan Nanggulan. Mulai pengerjaan 18 juli 2023 selesai 16 Agustus 2023. Atas permintaan kedua desa bersurat ke BBSWBS minta normalisasi karena dangkal dan sering meluap," imbuh Alung.
(ams/sip)