Lomba Gropyok Tikus di Kotayasa Banyumas, Juaranya Dapat Rp 500 Ribu!

Lomba Gropyok Tikus di Kotayasa Banyumas, Juaranya Dapat Rp 500 Ribu!

Anang Firmansyah - detikJateng
Minggu, 03 Sep 2023 15:20 WIB
Warga Wanayasa Banyumas berburu hama tikus di sawah, Minggu (3/9/2023)
Warga Wanayasa Banyumas berburu hama tikus di sawah, Minggu (3/9/2023) Foto: Anang Firmansyah/detikJateng
Banyumas -

Panas terik yang menyinari Desa Kotayasa, Kecamatan Sumbang, Banyumas, tak menyurutkan semangat warga yang akan berburu tikus di area pesawahan setempat. Mereka berebut juara gropyokan tikus untuk mendapatkan uang Rp 500 ribu.

Tikus memang menjadi musuh petani setempat sejak beberapa pekan ini. Oleh karenanya, Pemerintah Desa Kotayasa menggelar sayembara gropyokan berburu tikus.

"Bagi yang paling banyak mendapatkan tikus, akan kita kasih hadiah uang Rp 500 ribu. Anggarannya dari dana ketahanan pangan," kata Kades Kotayasa, Tarwo, kepada wartawan, Minggu (3/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tarwo menjelaskan selama ini para petani di desanya mengalami gagal panen. Tanaman pagi dan jagungnya diserang hama tikus.

"Ini sudah sangat meresahkan. Petani terancam gagal panen," terangnya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, ada total ratusan peserta yang mendaftar. Lomba tersebut diselenggarakan untuk umum tidak hanya masyarakat desa setempat. Mereka dibebaskan untuk menyusun strategi masing-masing.

"Total ada sekitar 200 orang yang ikut berburu tikus. Ada yang bawa bambu, manggar, emposan (alat semprot asap) serta ada juga yang membawa tabung elpiji," jelasnya.

Sementara itu, salah satu peserta sekaligus Kepala Dusun 3 Desa Kotayasa, Wasis mengaku cukup kesulitan untuk mendapat tikus. Sebab tikus sawah merupakan hewan nokturnal.

"Sampai siang ini baru dapat satu. Karena tikus memang banyaknya keluar malam. Cukup sulit," ujarnya.

Kegiatan ini sebagai salah satu bentuk ikhtiar untuk membantu para petani bisa memanen padi dengan maksimal. Warga setempat sebelumnya juga sudah menggelar upacara adat sedekah bumi yang bertujuan agar hasil panen melimpah.

"Ini yang paling parah menurut petani (hama tikus). Karena tak hanya di persawahan saja tapi sudah sampai ke permukiman warga," pungkasnya.




(ams/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads