Kebakaran terjadi di lereng Gunung Sumbing pada Jumat (1/9) petang. Akibatnya semua pendaki yang berada di Gunung Sumbing dievakuasi untuk turun.
Salah satunya adalah Nicolas, salah satu pendaki Gunung Sumbing asal Palembang. Ia mendaki bersama empat teman lainnya melalui jalur Lamuk, Kecamatan Kalikajar, Wonosobo.
Ia menceritakan saat menuju pos 2 di Gunung Sumbing jalur pendakian Lamuk, sudah mulai melihat ada abu berterbangan. Namun, awalnya ia mengira jika abu tersebut karena ada warga yang sengaja membuat perapian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebenarnya sebelum sampai pos 2 sudah ada abu beterbangan, awalnya saya kira itu warga yang sengaja membuat perapian. Tetapi sampai di pos 2 kami melihat api sudah besar," ujarnya saat ditemui di basecamp Lamuk, Sabtu (2/9/2023).
Awalnya api terlihat jauh sekitar 1 kilometer sampai 1,5 kilometer. Namun saat diminta turun oleh pengelola basecamp, ia menyebut api sudah mendekat.
"Awalnya api terlihat masih jauh, sekitar 1 kilometer sampai 1,5 kilometer. Tetapi pas turun, sudah dekat, sudah di bukit sebelah tetapi masih di jalur pendakian lain," terangnya.
Selain abu dan asap, hawa udara juga berubah menjadi panas. Padahal biasanya suhu udara di pendakian Gunung Sumbing akan terasa dingin saat malam hari.
"Sekitar tengah malam kami diminta untuk turun. Saat itu hawa udaranya terasa panas, padahal kan Sumbing ini dikenal dingin. Ini efek dari kebakaran itu," kata dia.
Di tempat yang sama, pengelola basecamp pendakian Gunung Sumbing via Lamuk Heru mengatakan, ada tujuh pendaki yang dievakuasi untuk turun. Menyusul terjadinya kebakaran di lereng Gunung Sumbing.
"Sebenarnya masih jauh titik api dengan jalur pendakian di Gunung Sumbing via Lamuk. Tetapi ada instruksi agar semua pendaki untuk turun. Kalau yang dari basecamp Lamuk ada tujuh pendaki," sebutnya.
Ia menambahkan, semua pendaki kembali sampai di basecamp sekitar pukul 03.00 WIB dini hari
"Sampai di basecamp jam 3 dini hari, semuanya dalam kondisi baik," tambahnya.
(apl/apl)