Kesal Warga Klaten hingga Geruduk Puskesmas Usai Paskibra Meninggal

Terpopuler Sepekan

Kesal Warga Klaten hingga Geruduk Puskesmas Usai Paskibra Meninggal

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Minggu, 13 Agu 2023 14:40 WIB
Warga datangi Puskesmas Bayat Klaten.
Warga menggeruduk Puskesmas Bayat, Klaten. Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng
Klaten -

Seorang remaja warga Desa Bogem, Kecamatan Bayat, Klaten, TA tiba-tiba sakit. Dia lantas dibawa ke puskesmas setempat. Sayang, jiwanya tidak tertolong. Peristiwa ini menjadi salah satu berita yang terpopuler di detikJateng selama sepekan ini.

Puskesmas sebenarnya sudah berusaha merujuk remaja yang merupakan anggota Paskibra di Gedangsari, Gunungkidul, itu ke rumah sakit. Namun tidak ada petugas puskesmas yang bertugas mengemudikan ambulans yang tersedia.

Pelayanan tersebut membuat warga merasa kecewa. Mereka kemudian menggeruduk puskesmas itu pada Kamis (10/8/2023) pagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita banyak sekali menerima keluhan dari masyarakat Bayat, Puskesmas Bayat itu sering nggampangke (meremehkan). Ketika kita kirim pasien sering tidak ada dokter, ketika ada pasien perlu dirujuk bilang tidak ada sopir," kata Ripto, warga Desa Paseban, Kamis (10/8/2023).

Menurutnya, hal itu sudah lama menjadi pembicaraan warga. Puncaknya adalah saat warga yang masih remaja itu akhirnya meninggal karena minimnya fasilitas. Warga pun memilih menggeruduk puskesmas itu.

ADVERTISEMENT

"Dibawa ke Puskesmas tapi dokternya tidak ada, yang ada perawat dan dinyatakan meninggal. Mau dibawa RS ambulans juga ada tapi sopirnya yang tidak ada,'' kata warga yang lain, Sumarwan.

Adapun Kepala Puskesmas Bayat, dr Wahyu Ciptadi mengakui kekurangan yang ada di puskesmas itu. Menurutnya, puskesmas tersebut tidak memiliki pegawai yang ditugaskan khusus mengemudikan ambulans.

"Sebagai bahan koreksi nanti karena kami memang kekurangan driver. Driver memang sakit opname, tapi ini nanti kita sudah tindaklanjuti kok," jelas Wahyu.

Dijelaskan Wahyu, meskipun sopir ambulans di Puskesmas Bayat hanya satu, tetapi tenaga lain ada yang kadang menjadi driver. Hanya saja saat kejadian pasien TA datang, staf tersebut sedang opname.

"Kita punya perawat sebenarnya juga kita fungsikan driver, ndilalah (kebetulan) kemarin opname. Perawat yang jaga kemarin ndilalah juga tidak ada yang bisa nyetir," lanjut Wahyu.

Sakitnya TA memang cukup mendadak. Pada hari yang sama dia masih sempat berlatih paskibra.

"Ikut kegiatan Paskibra sampai sore. Pulang dari sekolah sekitar jam 16.00 WIB," kata paman TA, Giyanto kepada detikJateng, Jumat (11/8) pagi.

Sekitar sejam kemudian dia mengeluh pegal dan kemudian pingsan. Orang tuanya langsung membawa ke puskesmas.

Hingga di puskesmas, lanjutnya, TA kemudian diperiksa dan dinyatakan meninggal.




(ahr/ams)


Hide Ads