Dataran tinggi Dieng kembali diselimuti es pagi tadi. Tidak hanya kompleks Candi Arjuna, lahan pertanian warga pun memutih. Embun es yang lebih tebal dan luas dari sebelumnya kali ini mengakibatkan tanaman kentang layu.
Salah satu petani kentang di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Mohson mengatakan dampak embun es di kompleks Candi Arjuna mulai dirasakan petani kentang. Daun kentang kini mulai layu akibat terkena embun es.
"Hari ini dampaknya mulai terasa karena memang embun es lebih tebal dan luas," kata Mohson saat dihubungi detikJateng, Kamis (10/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, tanaman kentang yang terkena embun es biasanya akan layu setelah terkena sinar matahari, termasuk tanaman kentang miliknya yang kini berusia dua bulan.
"Termasuk punya saya ini sudah 60 hari daunnya pada layu setelah kena panas. Dan besok biasanya sudah mulai kelihatan hitam dan busuk," ujarnya.
Mohson menyampaikan, munculnya embun es memang menjadi kekhawatiran petani kentang. Sebab, tanaman kentang yang paling cepat layu saat terkena embun es.
![]() |
"Tanaman kentang paling cepat layu saat terkena embun es. Berbeda dengan tanaman wortel, kubis, itu lebih kuat, kalau sampai benar-benar tebal baru bisa layu," jelasnya.
Salah satu upaya mengurangi ancaman embun es yaitu dengan menutup tanaman kentang menggunakan jaring. Namun hal itu menyebabkan tanaman kentang tidak berbuah.
"Untuk mengurangi risiko terkena embun es itu ditutup pakai jaring. Tetapi banyak petani yang tidak melakukan itu. Selain lahannya luas, jika ditutup itu tanaman kentang kadang malah tidak berbuah," pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dieng Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banjarnegara Sri Utami membenarkan embun es pagi ini lebih tebal dan luas. Ia menyebut tidak hanya di kompleks Candi Arjuna namun juga di lahan pertanian warga.
"Pagi ini lebih tebal dan luas. Biasanya hanya di kompleks Candi Arjuna ini sudah sampai lahan pertanian warga," kata Sri Utami, Kamis (10/8).