Proses evakuasi delapan penambang terjebak di lubang galian emas Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, memasuki hari keempat. Hingga saat ini belum ada kejelasan nasib delapan penambang ini.
Selain upaya dengan hal yang dari tim gabungan, masyarakat sekitar juga akan menggelar ritual adat kearifan lokal yang diyakini bisa membantu proses evakuasi.
Tokoh masyarakat Grumbul Tajur, Desa Pancurendang, Nasim (53) menjelaskan ritual tersebut sebagai ikhtiar untuk mengetahui kondisi delapan penambang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita siapkan ayam walik sepasang, kelapa gading 8, ikan emas 8 penanda jumlah penambang, sama ikan melem 4 itu melambangkan kemelem (tenggelam)," kata Nasim saat ditemui, Sabtu (29/7/2023).
![]() |
Ritual tersebut digelar pada saat magrib. Bukan tanpa alasan waktu tersebut digunakan untuk ritual, sebab menurutnya itu menandakan waktu ayam pulang.
"Kalau terang tidak bisa. Kalau magrib kan waktunya ayam pulang. Harapannya delapan penambang ini bisa kembali," terangnya.
Sedangkan ikan itu akan dilepaskan di dalam lubang galian tempat penambang terjebak. Dari tingkah laku ikan itu nantinya akan diketahui apakah lubang tersebut di dalam sudah tertutup atau belum.
"Ikan itu nanti akan dimasukkan ke dalam lubang, kalau balik lagi ikannya balik lagi ke atas berarti sudah tertutup. Tetapi kalau ikan itu bablas terus, maka masih ada lokasi di dalamnya," jelasnya.
Sementara untuk kelapa dan ayam, akan diletakkan di sekitar lubang tambang. Ritual tersebut kerap dilakukan oleh masyarakat sekitar. Bahkan saat awal pembukaan lubang tambang juga biasanya digelar ritual tertentu.
"Dalam pembukaan lubang galian baru biasanya ada upaya pemberian sesaji berupa jajanan pasar sebagai bentuk tradisi," ungkapnya.
Dalam proses penyedotan air yang sudah dilakukan Tim SAR gabungan, ia memandang terdapat kejanggalan. Sebab sudah beberapa hari dilakukan air tidak kunjung surut.
"Udah disedot tapi tapi air naik lagi. Ini aneh banget. Saya lihatnya di sekitar situ mandan wingit (angker)," ujarnya.
Selengkapnya baca di halaman berikut.
Nasim yang merupakan warga asli desa setempat, mengetahui pasti kondisi lahan yang terdapat di penambangan. Menurutnya, Sumur Bogor (tempat delapan penambang terjebak) merupakan lubang yang banyak menghasilkan emas.
"Di lubang itu pernah ada dari satu kilo material nilai emasnya ada yang setengah kilo emas," ujarnya.
Menurutnya, di lubang Bogor terdapat dua sif pembagian kerja. Warga Bogor ini kerap mendapat sift malam. Sedangkan dari pagi sampai sore merupakan warga sekitar asal Kecamatan Gumelar.
"Orang-orang Bogor itu lebih berani bisa sampai dalam. Tapi kalau warga lokal paling mentok kedalaman 25 meter saja," pungkasnya.
Simak Video "Video: Kecelakaan Karambol di Tol Gayamsari Semarang, 8 Orang Terluka"
[Gambas:Video 20detik]
(apl/apl)