Pemerintah Kabupaten Blora memiliki cara unik mengatasi masalah bayi di bawah dua tahun (baduta) yang berisiko stunting. Para pegawai Pemkab Blora diminta bersedekah berupa telur setiap hari Jumat.
"Ini sudah berjalan tiga minggu, tapi surat Bupati baru minggu kemarin pas hari Jumat. Sedekah telur ini untuk semua pegawai yang kerja di Blora. Tidak hanya ASN tapi juga honorer dan P3K," kata Plt Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dalduk KB) Achmad Nur Hidayat saat dimintai konfirmasi, Jumat (28/7/2023).
Program Pemkab Blora peduli stunting ini fokus kepada bayi di bawah dua tahun yang berisiko stunting. Harapannya, telur-telur ini bisa membantu menurunkan angka baduta yang berisiko stunting di Blora.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nur mengatakan baduta yang berisiko stunting di Blora sebanyak 2770 anak, sedangkan baduta yang sudah stunting 823 anak.
"Surat dari Bupati itu diterjemahkan masing-masing Kepala OPD. Kalau surat dari Bupati minimal satu pegawai satu butir telur. Ini masing-masing pimpinan OPD ada yang 3 kilogram, 2 kilogram, 1 kilogram juga ada," jelas Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Blora ini.
Dia menerangkan sedekah telur yang terkumpul tidak hanya di Pemkab Blora, tapi juga dikumpulkan di tiap kecamatan. Dia mencontohkan, di OPD Blora per hari ini (28/7) sudah terkumpul 2.185 butir telur, belum termasuk yang di 16 kecamatan di Blora. Misalnya di Kecamatan Ngawen terkumpul 524 telur.
Gerakan sedekah telur ini, kata Nur, menjadi salah satu upaya mengatasi baduta yang berisiko stunting. Menurutnya, protein telur yang tinggi ampuh mengatasi bayi stunting.
"Ini sudah melalui riset, penelitian dari Kementerian Kesehatan, baduta yang berisiko stunting itu cara penanganan pertama harus dengan telur, karena protein telur bagus untuk baduta berisiko stunting. Caranya digoreng, ini yang ngomong ahli gizi, telur lebih baik digoreng, tapi yang minyak sekali pakai jangan jelantah lho," ucap Nur.
Pemkab Blora menetapkan bagi penderita stunting diberikan satu telur sehari selama 14 hari, namun nantinya akan diubah menjadi sehari dua telur. Pemkab berharap mampu mendistribusikan telur selama tiga bulan berturut-turut bagi penderita stunting.
"Ada penurunan baduta yang beresiko stunting, kita belum cek semua. Penimbangan itu Februari dan Agustus, September sudah kelihatan. Mudah mudahan kersane Gusti Allah stunting Kabupaten Blora turun drastis," harapnya.
Dari catatannya, angka stunting tertinggi berada di Kecamatan Kunduran dan Kecamatan Kedungtuban.
Terpisah, Bupati Blora Arief Rohman menyebut program sedekah telur ini diberlakukan untuk seluruh pegawai Blora. Aries menyebut telur paling mujarab mengatasi stunting.
"Jadi selama ini untuk stunting yang manjur itu telur mas. Dari itu terus telurnya dibagi yang menderita stunting. Itu anjuran pusat, dari BKKBN Pusat memang yang praktis dan cepat itu telur. Nanti kita pantau terus hasilnya gimana," ucap Arief.
Berdasarkan pantauan Dalduk KB, melalui program sedekah telur terdapat penurunan angka stunting di wilayah Blora. Sebagai contoh empat dari lima baduta di wilayah Dusun Medang, Desa Sendangharjo, Kecamatan/Kabupaten Blora sembuh dari stunting setelah seminggu diberikan telur.
"Informasi dari Pak Nur sih hasilnya lumayan bagus, ada penurunan stunting. Harapan nanti angka stunting di Blora turun," ucapnya.