Embun es yang terjadi akibat suhu ekstrem di dataran tinggi Dieng diprediksi masih akan terjadi. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi suhu ekstrem diprediksi hingga September mendatang.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara Hery Susanto Wibowo mengatakan fenomena embun beku atau bun upas ini sudah biasa terjadi. Terutama saat musim kemarau mulai bulan Juni hingga September.
"Fenomena embun beku di Dieng diprediksi masih terjadi selama musim kemarau. Yakni bulan Juni sampai bulan September," ujar Hery saat dihubungi detikJateng Jumat (28/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk puncak suhu ekstrem diperkirakan akan terjadi pada Agustus. Meski demikian, embun es masih bisa terjadi di bulan Mei.
"Di bulan Mei bisa saja muncul embun es. Tetapi intensitasnya akan lebih sering terjadi di musim kemarau, yakni bulan Juni sampai bulan September," jelasnya.
Meski begitu, Hery mengingatkan wisatawan yang ingin berburu embun es untuk mempersiapkan pakaian hangat. Mulai dari sarung tangan, jaket dan penutup kepala untuk mengantisipasi suhu dingin di Dieng.
"Untuk wisatawan yang akan ke Dieng di musim kemarau ini untuk mempersiapkan pakaian hangat. Karena suhu udara bisa di bawah 0 derajat," pesannya.
Hal yang sama juga disampaikan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dieng Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banjarnegara Sri Utami. Ia menyarankan wisatawan yang berburu embun es datang ke kompleks Candi Arjuna Dieng pukul 05.00 WIB sampai 06.00 WIB.
"Yang harus dipersiapkan tentunya baju hangat. Kalau minum dan makanan hangat banyak tersedia di warung di Dieng. Bisa juga menginap di homestay atau datang langsung ke lapangan kompleks Candi Arjuna jam 5 pagi sampai jam 6 pagi," kata dia.
(ams/ahr)