Cerita Mencekamnya Penyelaman Mencari Bangkai Kapal Perang AS di Cilacap

Cerita Mencekamnya Penyelaman Mencari Bangkai Kapal Perang AS di Cilacap

Anang Firmansyah - detikJateng
Jumat, 21 Jul 2023 21:30 WIB
Direktur Operasi Pusat Komando Pasukan Katak (Puskopaska), Letnan Kolonel Laut (P) Yudo Ponco di Cilacap. Jumat (21/7/2023).
Direktur Operasi Pusat Komando Pasukan Katak (Puskopaska), Letnan Kolonel Laut (P) Yudo Ponco di Cilacap. Jumat (21/7/2023). Foto: Anang Firmansyah/detikJateng
Cilacap -

Sudah dua hari ini Pusat Komando Pasukan Katak (Puskopaska) TNI AL melakukan operasi pencarian bangkai kapal perang di perairan Cilacap. Mereka kini telah menemukan bangkai kapal yang diduga kapal induk AS yang karam di era Perang Dunia II itu.

Direktur Operasi Puskopaska, Letnan Kolonel Laut (P) Yudo Ponco mengatakan kapal tersebut berada di kedalaman 20 meter. Namun penyelaman untuk menjangkau bangkai kapal itu cukup menegangkan dan penuh tantangan.

"Saya sudah sejak 2014 melakukan misi penyelaman identifikasi kapal seperti ini. Yang pertama U-boot Nazi, USS Houston, HMAS Perth, Bangkai pesawat Thunderbolt, kemudian ini yang kelima saya," kata Yudo Ponco, Jumat (21/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama itu pula, proses identifikasi kapal perang di perairan Cilacap ini diakui yang paling menantang. Sebab ada dua kendala yang tidak bisa ia taklukkan.

"Ini yang paling menantang, dari semua penyelaman yang pernah saya lakukan. Karena visibility jelek dan arus sangat kencang," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Pada misi untuk mencari tahu identitas bangkai kapal perang yang ditemukan ribuan amunisi tersebut, Yudo mengakui sangat kesulitan. Sebab jarak pandang yang berada di kedalaman 20 meter dari permukaan laut ini sangat buruk.

"Karena Visibility nya 0 dan arusnya kencang. Kemudian berada di ruangan yang sudah tidak berbentuk dan menjadi trap jebakan untuk diver," kata Yudo.

Terlebih saat di dasar perairan dengan ke dalam 20 meter ini, dirinya sempat mengalami disorientasi. Arah masuk dan keluar hanya bisa ia susuri dengan berpegangan tali.

Selengkapnya baca halaman selanjutnya

"Arusnya kencang. Jadi saya terbang kaya Superman kalau pegangan tali. Bahkan tadi lost navigasi. Tidak tahu apa-apa, disorientasi benar. Jadi jalan kita pulang hanya tali pegangan kita masuk dari situlah jalan kita keluar," ungkapnya.

Ia bahkan sempat merasakan ketakutan dengan kondisi tersebut. Karena dengan senter khusus yang ia bawa, tidak mampu menembus pekatnya lumpur di bangkai kapal perang ini.

"Kita tidak punya petunjuk lain untuk melihat kiri-kanan seperti orang buta berjalan pasti kan takut. Itu tadi di kedalaman sekitar 20 meter," ujarnya.

Kondisi bangkai tersebut menurutnya tidak memungkinkan satu kelompok untuk masuk secara bersamaan. Ia bersama enam regu tim harus masuk secara bergantian dengan menyusuri tali yang sudah terpasang.

"Itu dimasukin satu saja kita takut, karena tidak tahu batas pintunya sampai mana. Jadi kita fokus satu-satu masuk ke dalam. Tadi sekitar 22 menit di dalam," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, TNI AL melakukan penyelaman setelah ada penemuan ribuan butir amunisi di perairan Cilacap. Diduga amunisi itu berasal dari kapal perang yang karam pada masa Perang Dunia II.

Misi pencarian itu cukup penting untuk memeriksa kemungkinan adanya sisa-sisa bom yang bisa membahayakan di bangkai kapal tersebut.

Halaman 2 dari 2
(ahr/apl)


Hide Ads