Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan bersama sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju menggelar rapat koordinasi nasional di Hotel Plataran Borobudur, Magelang. Rapat koordinasi nasional ini untuk pengembangan lima destinasi pariwisata super prioritas (DPSP).
Untuk rapat koordinasi nasional pengembangan lima DPSP semester I ini dipimpin Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. Sejumlah menteri yang hadir antara lain Menparekraf Sandiaga Uno, Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto, Menteri PAN-RB Azwar Anas, Menag Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut), Wamen Kesehatan Dante Saksono. Selain menteri, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga hadir dalam kegiatan tersebut.
Rapat yang berlangsung sekitar 2 jam membahas lima DPSP meliputi Candi Borobudur, Danau Toba, Mandalika, Likupang dan Labuan Bajo.
"Kita dengan adanya UU Kesehatan maka turis kesehatan itu akan kita tonjolkan. Sehingga nanti yang berobat ke luar negeri itu akan berkurang," kata Luhut dalam jumpa pers kepada wartawan di Hotel Plataran Borobudur, Jumat (21/7/2023).
Menurut Luhut, sebagaimana laporan dari Menparekraf Sandiaga di mana angka nasional yang berobat di luar negeri hampir USD 11 miliar.
"Sangat besar sekali. Sekarang dengan membangun rumah sakit untuk turis itu dibangun, saya kira akan terkurangi," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, yang kedua, kata Luhut, mengenai infrastruktur dari semua tempat.
"Seperti Borobudur ini semua kabel-kabel yang ada akan kita tanam sehingga lebih rapi dan semua arsitektur-arsitektur di tourism destination harus kearifan lokal. Yang belum, harus kita minta bertahap. Borobudur ini menjadi salah satu turis yang menarik," katanya.
Sementara itu, Menag Gus Yaqut mengatakan, potensi umat Buddha yang berziarah menuju Candi Borobudur sangat besar. Selain itu, pihaknya berharap agar catra yang berada di puncak Candi Borobudur dipasang kembali.
"Kita tahu bahwa potensi umat Buddha yang bisa berziarah ke Candi Borobudur ini akan sangat besar. Karena di Asia ada sekitar 7 juta umat Buddha dan di Asia Tenggara ada 60 juta," katanya.
"Kalau Borobudur kita tata dan dikemas dengan baik, catra dipasang untuk melengkapi keagungan Borobudur, saya kira menjadi sebuah potensi wisata religi yang luar biasa," ujar Gus Yaqut.
Selengkapnya baca di halaman berikut.
Menurut Gus Yaqut, Candi Borobudur sekarang ada yang kurang di atasnya. Hal tersebut semacam penangkal petir yang namanya catra.
"Seharusnya di situ ada namanya catra, tiga susun yang dipasang di sana. Sekarang barang itu disimpan di Museum Budaya di Magelang. Kalau catra ini kita pasang, maka Borobudur ini akan menjadi semakin agung untuk menjadi semacam wisata bagi umat Buddha," kata dia.
Sedangkan Sandiaga Uno mengatakan, semua progres sudah on the track. Kemudian, kunjungan wisatawan memenuhi target. Sedangkan kunjungan wisatawan memberikan dampak positif terhadap penciptaan lapangan kerja.
"Khusus untuk Borobudur, bisa kita lihat dari jumlah populasi masyarakat umat Buddha di Asia ini saja, kita bisa memproyeksikan ditarik sekitar 2 juta kunjungan wisatawan spiritual. Dengan target total pariwisata sekitar 2 miliar dollar," ujar Sandiaga.