Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyinggung soal potensi dan dampak El Nino pada bulan Agustus-September mendatang. Syahrul mengingatkan sejumlah hal kepada para petani.
"Kita terus berbuat, optimalisasi lapangan, jangan hanya cerita di atas kertas," kata Syahrul Yasin Limpo saat ditanya detikJateng soal strategi antisipasi El Nino, usai acara gerakan pengamanan produksi padi dengan pengendalian OPT di Desa Karangdowo, Kecamatan Karangdowo, Klaten, Jumat (14/7/2023).
Syahrul menjelaskan, El Nino di bulan Agustus-September kemungkinan akan berdampak pada kekeringan yang panjang. Untuk itu daerah hijau atau banyak air harus di-booster.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita punya daerah hijau di mana airnya masih cukup harus di-booster, diperkuat. Ada daerah kuning yang pas-pasan punya air, harus dijaga jangan hilang," kata Syahrul.
Menurut Syahrul, untuk daerah kuning, alat mesin pertanian (alsintan) harus dimanfaatkan. Varietas di lokasi juga harus dipilih tepat dan diperbaiki.
"Varietas di lokasi juga harus dipilih tepat dan diperbaiki. Ada daerah merah yang memang kering harus ada penanganan khusus, lumbung-lumbung pangan harus dipersiapkan, ada tiga itu," ujarnya.
Syahrul menambahkan, adanya hama pada tanaman termasuk wereng merupakan hal biasa. Apalagi jika cuaca tidak menentu.
"Masih saja hama hadir karena panas bisa hujan tapi ini bukan hal baru bagi petani kita. Kita bersama-sama petani dan pemerintah di daerah," kata Syahrul.
Lebih lanjut, Syahrul menyampaikan dirinya sengaja datang ke Klaten untuk melihat SOP daerah menangani masalah tantangan alam.
"Berjalan baik dan agenda aksinya sudah sampai ke desa. Menghadapi hama wereng pun sudah siap sampai dengan menggunakan jamu-jamu dengan mengkudu, buah mojo, dan bahan nabati lain untuk menghadapi El Nino yang di-warning pada kita," pungkas Syahrul.
Dalam kunjungannya ke Desa Karangdowo, Kecamatan Karangdowo, Syahrul didampingi Bupati Klaten Sri Mulyani. Syahrul juga berdialog dan menyerahkan berbagai bantuan.
(rih/aku)