Eks Kepala SMKN 1 Sale, Widodo mengatakan jika pengumpulan uang tersebut justru inisiatif dari komite dan juga wali murid. Menurutnya, jika uang yang sudah terkumpul itu akan dikembalikan wali murid justru tidak berkenan.
"Pengembalian itu, sebagian informasi datang ke sekolah bahwa mereka sudah ikhlas. Kalau misalkan suruh mengembalikan malah nggak mau, soalnya sudah terwujud musala, berbentuk barang. Itu malah inisiatif mereka sendiri wali murid dan komite," papar Widodo, saat dihubungi detikJateng, Rabu (12/7/2923).
Sedangkan saat disinggung ihwal pemeriksaan atas kasus penarikan iuran infak sebesar Rp 300 ribu, Widodo menerangkan pihaknya akan siap memfasilitasi tim pemeriksa ke lapangan.
"Pemeriksaan kemarin sudah dari pihak dinas provinsi lewat cabang dinas sudah terjun di lapangan. Ini tadi tetap kita siapkan dokumen-dokumen dan semua warga sekolah. Ada pemeriksaan di lapang silakan, siapapun yang datang kita berikan fakta yang lengkap, yang riil," ujar Widodo.
Sebelumnya diberitakan, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo tampak geram ketika mengetahui ada pungutan berkedok infak di salah satu SMK Negeri di Kabupaten Rembang. Ganjar meminta pungutan itu dikembalikan.
Pungutan itu terbongkar ketika berdialog dengan siswa dalam acara seminar di Pendopo Kabupaten Rembang, Senin (10/7) kemarin. Ada lima siswa peserta seminar yang naik panggung untuk berbincang dengan Ganjar.
Dalam video yang diunggah Ganjar di akun media sosialnya, ia kaget ketika salah satu siswi ditanya apakah sekolahnya membayar, ternyata dia membayar uang infak di sekolahnya. Padahal Pemprov Jateng sudah melarang pungutan dalam bentuk apapun di sekolah negeri. Ganjar pun meminta uang infak itu dikembalikan.
(apl/ams)