Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah, Uswatun Hasanah menjelaskan pungutan yang disebut untuk infak pembangunan musala itu dilakukan pada tahun 2022. Dari 534 siswa di sana, 460 di antaranya sudah membayar.
Kemudian 44 siswa tidak membayar karena tergolong tidak mampu. Selanjutnya, 30 siswa tidak membayar dengan pertimbangan sudah tahun keempat.
"Sampai saat ini dana yang terkumpul Rp 130 juta dan telah digunakan pada 2022 untuk pembangunan musala. Pembangunan musala saat ini sudah mencapai 40 persen," kata Uswatun dalam keterangan pers Pemprov Jateng yang dikutip Rabu (12/7/2023).
Uswatun juga menjelaskan siswa yang mengungkap dugaan pungutan tersebut sudah diberi pendampingan khusus. Hal itu untuk mengantisipasi intervensi hingga perundungan.
"Terkait siswa yang ditanyai gubernur, saat itu juga kami langsung minta dilakukan pendampingan supaya tidak terjadi perundungan. Harus dijamin siswa tersebut nyaman dan bisa menjalankan aktivitas seperti biasa sesuai kapasitasnya sebagai peserta didik, tanpa intervensi dari pihak manapun," jelasnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan sudah membebastugaskan Kepala SMKN 1 Sale. Yang bersangkutan saat ini ditarik ke Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wilayah III Jateng.
"Makanya kita ambil tindakan tegas, jadi kita langsung Plh. Kita langsung tarik dulu, kita pindah dulu. Kemudian ini agar menjadi perhatian bagi semuanya untuk tidak main-main. Hal-hal aduan selalu datang maka model-model semacam ini ya kita butuh bantuan masyarakat. Laporgub sudah cukup bagi saya untuk bisa melaporkan," tegas Ganjar.
Kasek SMKN 1 Sale Kecewa
Di sisi lain, SK pencopotan Kepala SMKN 1 Sale itu sudah diterima Widodo. Widodo menyebut SK tugas itu berlaku mulai hari ini.
"Barusan saya dapat surat tugas itu ditugaskan di cabang dinas, ya di situ tertulis penugasan khusus. Mulai 12 Juli hari ini sampai 12 Agustus," kata Widodo via telepon kepada detikJateng, Rabu (12/7).
Widodo pun mengakui kecewa dengan keputusan tersebut. Sebab, pungutan infak itu dia gunakan untuk pembangunan musala demi para siswa.
"Kalau kecewanya ada, tapi bagaimana lagi? Wong di sisi lain ingin membuat karakter siswa itu terbentuk. Karena sekarang P5 itu digembar-gemborkan, yang pertama kan beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Nah Kita mau beriman bertakwa itu gimana sarananya, kita kan juga dilema," keluhnya.
(ams/aku)