Kepala Sekolah (Kasek) SMKN 1 Sale Kabupaten Rembang, Widodo dibebastugaskan dari jabatannya, buntut kasus iuran infak Rp 300 ribu. Widodo mengaku sudah menerima surat keputusan (SK) tersebut.
"Barusan saya dapat surat tugas itu ditugaskan di cabang dinas, ya di situ tertulis penugasan khusus. Mulai 12 Juli hari ini sampai 12 Agustus," kata Widodo via telepon kepada detikJateng, Rabu (12/7/2023).
Widodo pun mengakui kecewa dengan keputusan tersebut. Sebab, pungutan infak itu dia gunakan untuk pembangunan musala demi para siswa.
"Kalau kecewanya ada, tapi bagaimana lagi? Wong di sisi lain ingin membuat karakter siswa itu terbentuk. Karena sekarang P5 itu digembar-gemborkan, yang pertama kan beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Nah Kita mau beriman bertakwa itu gimana sarananya, kita kan juga dilema," keluhnya.
Selama ini Widodo merangkap jabatan sebagai Kepala SMKN 1 Sale dan juga Plt SMKN 2 Rembang. Buntut kasus ini, Widodo pun dicopot dari kedua jabatan itu.
"Saat ini tadi SK-nya turun, surat tugas saya, dan yang SMK Sale ada Plh (Pelaksana Harian) baru dari Kepala SMKN 1 Rembang. Plh yang SMKN 2 Rembang yang kemarin saya Plt di sana, dirangkap Kepala SMKN 1 Sedan," terangnya.
Di sisi lain, Widodo mengaku siap diperiksa soal iuran infak senilai Rp 300 ribu. Pihaknya memastikan bakal kooperatif.
"Pemeriksaan kemarin sudah dari pihak dinas provinsi lewat cabang dinas sudah terjun di lapangan. Ini tadi tetap kita siapkan dokumen-dokumen dan semua warga sekolah. Ada pemeriksaan di lapangan silakan, siapapun yang datang kita berikan fakta yang lengkap, yang riil," ujar Widodo.
Di sisi lain, Widodo juga menyinggung soal fasilitas di sekolahnya. Menurutnya SMA-SMK di Rembang rata-rata sudah memiliki sarana dan prasarana lengkap, sedangkan sekolahnya bahkan belum memiliki musala.
"Yang saya tahu Rembang aman (dari penarikan iuran) karena untuk sarana ibadah rata-rata sudah punya semua, bengkel juga rata-rata sudah punya semua sekolah di Rembang. Termasuk saya sebelumnya di Gunem itu kan sekolah di gunung. Saya dua tahun di Gunem itu sekolah di gunung, itu juga sudah punya musala, sudah punya bengkel," cetus Widodo.
"Sementara di Sale, bengkel saja belum punya yang otomotif, apalagi sarana ibadah. Padahal kemarin kita dilema, akhirnya kita putuskan untuk tindak lanjuti aspirasi dari wali murid," pungkas Widodo.
(ams/aku)