Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa. Demak adalah wilayah yang diberikan Brawijaya V kepada putranya Raden Fatah dan didirikan pada tahun 1478.
Pada masa kepemimpinan Raden Fatah, Kerajaan Demak mengalami banyak kemajuan di berbagai bidang, baik ekonomi maupun perkembangan dan perluasan kerajaan. Sebagai satu-satunya kerajaan Islam pertama di Jawa, Kerajaan Demak memegang peranan penting dalam proses islamisasi saat itu. Kesultanan Demak berkembang menjadi pusat perdagangan dan pusat penyebaran Islam.
Dalam jalur perdagangan nusantara, Demak berperan sebagai penghubung antara daerah penghasil rempah-rempah di bagian barat Indonesia dan daerah penghasil rempah-rempah di bagian timur Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, pada masa kepemimpinan Raden Fatah juga terjadi konflik antara Demak dengan Portugis. Apa penyebabnya? Berikut penjelasannya.
Latar Belakang Perlawanan Kerajaan Demak Terhadap Portugis
Dikutip dari jurnal berjudul 'Sejarah Kesultanan Demak: Dari Raden Fatah Sampai Arya Penangsang', Volume 9, Tahun 2021 oleh IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Kerajaan Demak juga berkembang menjadi pelabuhan yang amat penting, karena pelayaran dunia yang melintang di laut Nusantara dari Malaka ke Maluku dan sebaliknya mesti melalui dan transit di Bandar Demak.
Selain bergerak di bidang maritim, Demak juga bergerak di bidang pertanian. Demak juga memperhatikan masalah pertanian, sehingga beras menjadi salah satu hasil pertanian dan komoditas perdagangan utama Demak. Sehingga, pada akhirnya Demak menjadi satu-satunya eksportir produk beras di lautan Indonesia,
Latar belakang dari adanya perlawanan Demak terhadap Portugis didorong dari faktor ekonomi dan religius. Hal ini karena dengan kedatangan Portugis di Malaka menyebabkan hubungan antara Jawa dan Malaka terputus, sehingga sisa produk produksi Jawa tidak dapat diekspor ke Malaka sebagai pelabuhan penghubung.
Penyerangan ke Malaka telah direncanakan sejak tahun 1509. Saat itu armada Demark terkonsentrasi di Jepara, namun Portugis telah menyerang dan menduduki Malaka pada tahun 1511.
Pada tahun 1513, Portugis menguasai Malaka. Kehadiran Portugis tersebut mengancam keselamatan Demak. Kemudian, Demak menyerang Portugis dengan kekuatannya sendiri dipimpin oleh Pati Unus atau Pangeran Sabrang Lor. Adipati Unus atau Pati Unus mengerahkan armada yang dipusatkan di Jepara.
Sayangnya, serangan ini tidak berhasil menyingkirkan Portugis yang menguasai Malaka, dan kegagalan itu tidak menghentikan Demak.
Beberapa waktu kemudian, Raden Fatah kembali memerintahkan penyerangan terhadap Portugis di Malaka. Serangan kedua dipimpin oleh Ratu Kalinyamat, cucu Raden Fatah. Bahkan, percobaan kedua tidak berhasil, karena Portugis semakin kuat. Serangan kedua adalah serangan terakhir Raden Fatah terhadap Portugis di Malaka karena pada tahun 1518, Raden Fatah wafat.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perlawanan yang dilakukan oleh Kerajaan Demak terhadap Portugis dilatarbelakangi oleh faktor ekonomi.
(aku/dil)