Koloni Lebah Madu Serang Warga Klaten, Begini Penjelasan Peneliti BRIN

Koloni Lebah Madu Serang Warga Klaten, Begini Penjelasan Peneliti BRIN

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Selasa, 04 Jul 2023 16:39 WIB
Tim Damkar Satpol PP Pemkab Klaten dan relawan mendatangi lokasi serangan lebah madu hutan di Desa Jiwan, Kecamatan Karangnongko. Foto diunggah pada Selasa (4/7/2023).
Tim Damkar Satpol PP Pemkab Klaten, relawan, dan warga mendatangi lokasi serangan lebah madu hutan di Desa Jiwan, Kecamatan Karangnongko. Foto diunggah pada Selasa (4/7/2023). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng
Klaten -

Koloni lebah madu hutan menyerang warga di Desa Jiwan, Kecamatan Karangnongko, Klaten. Peristiwa yang menyebabkan 13 orang dilarikan ke rumah sakit dan puskesmas setelah disengat tersebut mendapat tanggapan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Peneliti Pusat Riset Bio Sistematika dan Evolusi BRIN, Hari Nugroho menjelaskan lebah yang menyerang tersebut merupakan lebah madu hutan.

"Nama latinnya adalah Apis dorsata," jelas Hari saat dimintai penjelasan detikJateng, Selasa (4/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, spesies itu memang banyak ditemukan di kawasan Asia. Sehingga, bukan hal yang aneh saat koloni lebah itu juga muncul di Klaten.

Dijelaskan Hari, lebah madu hutan merupakan lebah migran yang hidup berpindah-pindah alias tidak menetap.

ADVERTISEMENT

"Bisa jadi di satu tempat tetapi berikutnya di tempat lain. Misalnya dari Yogyakarta ke Solo, bisa saja membuat sarangnya di Klaten, besok pindah lagi," terang Hari.

Meskipun lebah tersebut pola hidupnya bermigrasi, lanjut Hari, tetapi ada juga yang sarangnya menetap. Saat membuat sarang di satu tempat hanya digunakan untuk berkembang biak.

"Sarang di satu tempat hanya digunakan untuk berkembang biak. Kemudian ditinggalkan tetapi saat melintas daerah tersebut sarang digunakan lagi," sambung Hari.

Tipe sarang, kata Hari, berbeda dengan tawon Vespa affinis meskipun racun sengatannya hampir sama. Lebah hutan membangun sarang di perbukitan atau pohon hutan.

"Lebah madu hutan ini membangun sarang di perbukitan atau pohon hutan, sarangnya tidak tertutup rapat seperti tawon Vespa. Koloninya banyak dan sarangnya bisa panjang sampai dua meter, kalau yang di Klaten baru diameter 80 sentimeter tergolong masih kecil," ucap Hari.

Menurutnya, karena di ketinggian, sarang lebah madu hutan biasanya rusak oleh angin kencang atau serangan elang. Ada satu jenis burung elang yang mengambil madu maupun larva lebah.

"Ada satu jenis burung elang yang mengambil madu maupun larva lebah. Elang yang biasa menyerang sarang lebah madu kemungkinan adalah Sikep Madu Asia (Pernis ptilorhynchus)," papar Hari.

Hari menyarankan masyarakat tidak perlu khawatir atau takut berlebihan dengan lebah madu hutan. Sebab merupakan lebah migran dan tidak berdiam di satu wilayah.

"Saya kira masyarakat tidak perlu khawatir atau takut berlebihan karena lebah madu hutan itu berpindah-pindah. Namun jika melihat sarangnya tetap harus waspada, di wilayah kota memang tidak familiar sebagaimana tawon Vespa affinis," tambah Hari yang pernah meneliti tawon Vespa affinis di Klaten sekitar lima tahun silam.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Diberitakan sebelumnya, koloni lebah madu atau lebah hutan mengamuk di Dusun Tlompak, Desa Jiwan, Karangnongko, Klaten, kemarin. 13 orang warga dilarikan ke RS dan Puskesmas akibat disengat.

"Kejadiannya sekitar pukul 09.30 WIB. Awalnya sarang jatuh di jalan kena angin atau gimana tidak tahu," ungkap Kadus 4 Desa Jiwan, Handayani kepada detikJateng, Senin (3/7).

Saat sarang jatuh, lanjutnya, lebah mulai menyerang warga yang lewat. Warga sekitar yang mencoba mengatasi juga ikut diserang.

"Warga yang lewat di jalan diserang. Warga lain juga diserang saat mendekat, jadi ada beberapa warga kena," jelas Handayani.

Personel Damkar Satpol PP Pemkab Klaten, Irwan Santosa, menjelaskan pihaknya mendapatkan laporan dari warga jika ada lebah yang menyerang warga. Awalnya pihaknya menduga serangan tawon Vespa Affinis tetapi ternyata lebah madu.

"Dilaporkan menyerang warga dan ada satu warga yang mencoba mengatasi tapi belum berani turun dari pohon. Kita berangkat ke lokasi, warga sudah turun dan yang kita duga tawon Vespa ternyata lebah madu atau lebah hutan," papar Irwan.

Posisi sarang, kata Irwan ada di kebun warga sehingga jumlah lebah cukup banyak. Sarang di pohon Sono Keling di dahan yang ukurannya kecil.

"Di dahan yang ukurannya kecil sehingga tidak memungkinkan kita lakukan evakuasi. Kita sarankan ke pemerintah desa untuk memberikan papan peringatan ada sarang lebah agar tidak didekati," lanjut Irwan.

Sarang lebah itu, sambung Irwan, ukuran diameternya mencapai 80 sentimeter. Dugaan sementara sarang tawon jatuh sebagian dan masih ada tawonnya.

"Bongkahannya jatuh masih ada yang mengikuti kemudian ada warga lewat dan diseranglah warga. Total 10 orang dilarikan ke Puskesmas, dua orang dilarikan ke RS Dr Soeradji Tirtonegoro dan satu orang ke RS Cakra," imbuh Irwan.

Irwan mengatakan, lebah madu dari sisi racun tidak seganas tawon Vespa Affinis. Namun dari sisi rasa jika tersengat hampir sama.

"Sensasinya sama, nyerinya, rasanya. Meskipun beda tetapi jika jumlah sengatan banyak juga bisa berbahaya, tadi tim kita enam orang yang ke lokasi," pungkas Irwan.

Halaman 2 dari 2
(rih/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads