Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 6 yang berpusat di barat daya Kabupaten Bantul, terasa kencang di Wonogiri. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri menyebut 105 rumah terdampak akibat gempa tersebut.
Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Wonogiri, Sri Maryati mengatakan hingga pagi tadi, tercatat 100 rumah rusak ringan. Selain itu ada 5 rumah rusak sedang.
"Untuk fasilitas umum seperti masjid dan sekolah yang terdampak ada 10 bangunan. Data sementara itu," kata dia kepada wartawan, Sabtu (1/7/2023).
Ia mengatakan, bangunan yang terdampak itu tersebar di 8 kecamatan. Delapan kecamatan itu adalah Pracimantoro, Paranggupito, Giritontro, Giriwoyo, Baturetno, Tirtomoyo, Jatisrono, dan Ngadirojo.
"Hingga saat ini tidak ada laporan korban jiwa ataupun korban luka," kata Sri Maryati.
Diketahui, beberapa bangunan di sejumlah daerah di Wonogiri terdampak gempa Bantul pada Jumat (30/6) malam. Mulai dari rumah warga hingga sekolah.
Di Kecamatan Paranggupito, salah satu bangunan yang cukup berdampak adalah SMPN 1 Paranggupito. Bangunan sekolah yang terdampak gempa diantaranya ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang Tata Usaha (TU), mes sekolah, mushola sekolah dan ruang kelas. Ada tiga ruang kelas yang terdampak.
"Ruang-ruangan itu berdampingan. Rata-rata atap gentingnya rontok, mlorot ke dalam dan fiber jebol. Tapi jebolnya jarang-jarang," kata salah satu guru di sana, Lugito saat dihubungi detikJateng.
Kerusakan sekolah juga terjadi di SMK N 1 Pracimantoro. Di sekolah itu da dua ruangan yang mengalami kerusakan parah.
"Untuk bangunan tembok aman. Yang banyak (rusak) parah plafon," kata Camat Pracimantoro, Warsito.
Ia mengatakan, banyak genting di sekolah itu yang melorot. Salah satu ruangan yang terdampak parah di ruang komputer (plafon jebol).
"Yang paling parah dua lokal (ruangan)," kata Warsito.
(aku/aku)