Penerimaan Peserta Didik Baru SMA dan SMK di Jawa Tengah (Jateng) telah memasuki hari kedua. Sejumlah pendaftar SMK tampak masih bingung dan harus bolak-balik mengurus dokumen.
Misalnya orang tua calon siswa di SMK 8 Kota Semarang, Mardiani (50). Dia mengaku sudah beberapa kali bolak-balik antara ruang pendaftaran dan tempat fotokopi. Sebab, ada saja berkas yang kurang.
"Ke sini baru dua kali terus tadi bolak-balik ke fotokopi, kurang apa, kurang apa gitu. Tadi upload yang kesehatan dan berkas-berkas jurusan itu disuruh jadikan satu, terus nilai sama apa gitu disuruh scan di fotokopi," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini bukan hari pertama anaknya datang ke sekolah untuk mendaftar. Di hari pertama, anaknya datang bersama kakaknya untuk mendaftar ke sekolah impiannya.
"Ke sini tapi sudah habis nomor antrean, terus sekarang ke sini pagi-pagi," lanjutnya.
Orang tua calon siswa lain, Weni (37) juga mengaku bolak balik dalam mengurus berkas untuk pengajuan akun PPDB 2023. Dia pun memasrahkan proses pendaftaran kepada anaknya.
"Iya kemarin (sudah datang), kemarin dapat (nomor antrean) tapi siang terus berkasnya nggak sampai. Ini ibunya nggak mudeng (paham), anaknya sendiri yang ngurus," katanya.
Ketua Panitia PPDB 2023 di SMK 8 Kota Semarang, Agus Munif menyebut pihaknya memang menerima aduan terkait kebingungan orang tua siswa. Namun, dia menyebut pihak sekolah sudah menyosialisasikan tata cara PPDB dengan maksimal.
"Sebenarnya mungkin karena kurang teredukasi juga sih ketika pakta integritas harus ada dua, di dalam dokumen ada dua kan harus di-convert jadi satu. Kita sudah memberikan informasi sih di PPDB secara online. Kita ada WA juga, mungkin ada beberapa yang sudah mengerti dan paham dan beberapa orang tua yang belum paham," jelas Munif di kantornya.
Aduan yang masuk disebut hanya terkait masalah teknis dalam pemberkasan. Ada juga aduan soal KK yang di bawah satu tahun. Menurut Munif, hal itu terjadi setiap tahun.
"Mungkin KK juga yang di bawah satu tahun, permasalahan klasik karena di situ kan ada domisili terdekat ya, ada zonasi, dan wajar juga," imbuhnya.
Munif juga menyampaikan sejak tahun lalu pihak sekolah melibatkan OSIS untuk membantu pendaftar yang kesulitan.
"OSIS membantu di pengajuan akun ada, di informasi ada, di verifikator juga ada, di pengaduan juga ada, sekaligus sosialisasi terkait kegiatan kesiswaan. Termasuk ada layanan kesehatan ada tensi dan ada cek gula darah," pungkasnya.
(dil/ams)