200 Kecamatan di Jateng Tak Ada SMA/SMK Negeri, Bagaimana Calon Siswanya?

200 Kecamatan di Jateng Tak Ada SMA/SMK Negeri, Bagaimana Calon Siswanya?

Afzal Nur Iman - detikJateng
Kamis, 15 Jun 2023 17:41 WIB
Komitmen Perta Arun Gas
Ilustrasi siswa SMA (Foto: Chelsea Olivia Daffa)
Semarang -

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA/SMK resmi dimulai. Kabid Penerimaan SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah (Disdikbud Jateng) Syamsudin Isnaini menyebut masih ada 200 kecamatan yang belum memiliki SMA/SMK negeri.

"Sekitar di angka 200 kecamatan yang tidak ada sekolah (SMA/SMK) negerinya," ujar Syamsudin saat ditemui di Kantor Inspektorat Jateng, Jalan Pemuda, Semarang, Kamis (15/6/2023).

Kecamatan yang tidak memiliki SMA/SMK negeri itu disebut sebagai blank spot. Syamsudin menyebut pihaknya membagi ke dalam dua kategori.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Blank spot pertama atau prioritas adalah kecamatan yang sama sekali tak memiliki SMA/SMK baik negeri maupun swasta. Blank spot kedua adalah kecamatan yang tidak memiliki SMA/SMK negeri tapi memiliki sekolah swasta.

"Blank spot prioritas di Jawa Tengah itu kurang lebih ada 17 kecamatan yang sama sekali tidak ada sekolahnya baik SMA negeri, SMK negeri maupun swasta jadi sama sekali tidak ada sekolah menengahnya tapi anak-anaknya itu lulusan SMP," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Di 17 lokasi blank spot prioritas, pihaknya membuka sekolah jarak jauh untuk menampung calon siswa. Pemprov juga tengah berusaha membangun beberapa sekolah baru.

"Kita dirikan kelas jauh di sana, jadi kita bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten dan teknisnya di Pemerintah Desa itu untuk menyediakan tempat untuk sebagai kelas nanti sebagai manajemen kita indukkan kepada SMK yang paling dekat di situ atau SMK yang paling dekat di situ walaupun berbeda kecamatan," jelasnya.

"Tahun kedua, ketiga, embrio dari kelas jauh skemanya adalah pembangunan unit sekolah baru dan kita sudah menyelesaikan di SMA Tawangmangu dan SMK Pagentan," lanjutnya.

Kemudian, di lokasi blank spot kedua atau di kecamatan yang terdapat SMK/SMK swasta, pihaknya memberikan kuota zonasi khusus agar calon siswa di kecamatan itu bisa bersekolah di SMA/SMK negeri. Tahun ini, ada 12 persen kuota atau naik 2 persen dibanding tahun sebelumnya.

"Seperti di Gajahmungkur, Kota Semarang ini, itu tidak ada sekolah negerinya tapi swastanya ada. Nah untuk zonasi ini kita beri support 12 persen kalau tahun kemarin kan 10 persen," pungkasnya.




(ams/rih)


Hide Ads