Sejarah Hajar Aswad: Batu Mulia yang Diturunkan Allah dari Surga

Sejarah Hajar Aswad: Batu Mulia yang Diturunkan Allah dari Surga

Noris Roby Setiyawan - detikJateng
Minggu, 11 Jun 2023 13:53 WIB
A Saudi policeman stands alert beside Al-Hajar al-Aswad, the black stone, at right, a Muslim holy relic which according to Islamic tradition dates back to the time of Adam and Eve, at the Grand Mosque, a day before the annual hajj pilgrimage, Saturday, July 17, 2021. The pilgrimage to Mecca required once in a lifetime of every Muslim who can afford it and is physically able to make it, used to draw more than 2 million people. But for a second straight year it has been curtailed due to the coronavirus with only vaccinated people in Saudi Arabia able to participate. (AP Photo/Amr Nabil)
Sejarah Hajar Aswad: Batu Mulia yang Diturunkan Allah dari Surga. Foto: AP/Amr Nabil
Solo - Hajar Aswad adalah batu mulia yang diturunkan oleh Allah dari surga melalui perantara Malaikat Jibril kepada Nabi Ibrahim. Pada mulanya batu tersebut memiliki warna putih layaknya susu, namun berubah menjadi hitam karena disebabkan dosa-dosa yang telah dilakukan oleh manusia.

Dalam sebuah kisah menyebutkan bahwa Nabi Ibrahim telah hampir menyelesaikan pembangunan Ka'bah. Akan tetapi masih terdapat salah satu bagian atau ruang yang masih kosong kemudian mengutus Ismail untuk mencari batu sebagai pengisi ruang tersebut. Akhirnya atas seizin Allah ruang tersebut diisi menggunakan Hajar Aswad. Lantas, bagaimana sejarah Hajar Aswad?

Berikut ini sejarah Hajar Aswad batu mulia yang diturunkan oleh Allah dari surga, dikutip detikJateng dari buku "Sejarah Hajar Aswad & Maqam Ibrahim Kisah Lengkap Batu dari Surga dan Jejak Kaki Nabi Ibrahim" oleh Prof. Dr. Said Muhammad Bakdasy (2018) dan NU Online, Minggu (11/6/2023).

Sejarah Hajar Aswad

Al-Azraqi meriwayatkan dari Ibnu Ishaq mengenai sejarah Nabi Ibrahim membangun ka'bah, ia berkata: Ketika bangunan ka'bah itu semakin tinggi, Ismail dapat dan mendekati sebuah Maqam (tempat berdiri) kepada Ibrahim sehingga dia dapat untuk berdiri diatasnya untuk membangun ka'bah. Ismail kemudian memindah-mindahkan Maqam tersebut ke setiap penjuru ka'bah hingga sampai pada Rukun Hijir.

Setelah itu, Nabi Ibrahim berkata kepada Ismail untuk mencarikan sebuah batu untuk diletakan di tempat tersebut sebagai penanda dimulainya tawaf bagi umat manusia. Tak berselang lama Ismail lantas pergi untuk mencari sebuah batu sesuai yang diminta oleh Ibrahim. Sebelum Ismail datang untuk memberikan sebuah batu, ternyata Malaikat Jibril telah terlebih dahulu menemui Ibrahim dengan membawa Hajar Aswad yang telah dititipkan oleh Allah SWT. Ketika itu, Allah berfirman, "Jika kau melihat kekasih-Ku sedang membangun rumah-Ku, maka keluarkanlah Hajar Aswad untuknya."

Kemudian Malaikat Jibril meletakan Hajar Aswad pada tempatnya dan mulai dibangun oleh Ibrahim. Seketika itu secara tiba-tiba Hajar Aswad memancarkan sinar yang sangat terang, bahkan sangking terangnya cahaya tersebut terpancar dari arah barat dan timur, Yaman dan Syam.

Warna Hajar Aswad

Pada awal mulanya Hajar Aswad memiliki warna putih, bahkan lebih putih dari salju dan susu. Kemudian warna tersebut berubah menjadi hitam karena disebabkan oleh dosa-dosa yang dilakukan oleh orang-orang musyrik. Sebagaimana diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr bin 'Ash ra, ia berkata bahwa "Hajar Aswad dahulu lebih putih dari susu dan panjangnya seukuran tulang hasta."

Ukuran Hajar Aswad

Hajar Aswad memiliki ukuran kurang lebih satu dzira (hasta) sebagaimana telah dikabarkan oleh atsar dan diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr bin 'Ash ra, ia berkata "Hajar Aswad dahulu lebih putih dari susu dan panjangnya seukuran tulang hasta." Namun saat ini Hajar Aswad tidak utuh lagi dan terpecah menjadi 13 potongan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Allan, " Retakan atau belahan Hajar Aswad mencapai tiga belas buah. Ada empat ukurannya besar, sedangkan sisanya berukuran kecil. Di samping itu, telah dibuatkan sebuah bahan campuran untuk merekatkan pecahan-pecahan yang terpisah.

Keutamaan Hajar Aswad

1. Tangan Kanan Allah di Dunia

Al-Azraqi dan Ibnu Abu Umar meriwayatkan dengan sanad shahih dari Ibnu Abbas ra. Ia berkata "Sesungguhnya Rukun ini adalah tangan kanan Allah di muka bumi, ia disalami oleh hamba-hamba-Nya layaknya seseorang yang menyalami saudaranya."

2. Seakan-akan Menyentuh Tangan Allah

Suatu ketika saat Atha' bin Abu Rabbah berada di ka'bah dan sampai di sudut Hajar Aswad, Ibnu Hisyam bertanya, "Wahai Abu Muhammad, apa yang membuatmu mendatangi Rukun Aswad ini?" Atha' menjawab, "Abu Hurairah ra. Menceritakan kepadaku bahwa ia mendengar Rasulullah SAW. Bersabda, "Siapa yang menyentuhnya, seakan-akan dia sedang menyentuh tangan Tuhan yang Maha Penyayang.

3. Hajar Aswad Akan Datang di Hari Kiamat

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Ash ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Hajar Aswad akan datang pada Hari Kiamat dengan bentuk yang lebih besar daripada Gunung Abu Qubais. Ia memiliki lidah dan dua bibir yang bisa berbicara tentang siapa saja yang menyentuhnya dengan niat yang baik.

4. Bagian Batu Yakut Surga

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Ash ra, ia berkata "Aku mendengar Rasulullah SAW, bersabda, " Rukun dan Maqam Ibrahim merupakan dua batu yakut yang menjadi bagian dari batu yakut surga. Jika saja Allah tidak menghapus cahayanya, maka kedua batu itu akan menerangi timur dan barat."

Peristiwa Bersejarah Hajar Aswad

Hajar Aswad menjadi salah satu mukjizat dari Allah SWT yang hingga saat ini dapat untuk disaksikan. Keberadaan Hajar Aswad senantiasa dijaga oleh Allah SWT dari semenjak diturunkan kepada Nabi Adam hingga saat ini. Terdapat berbagai macam peristiwa yang mengancam keberadaan Hajar Aswad seperti bencana alam hingga ulah manusia. Berikut ini sejumlah peristiwa tersebut.

1. Baitullah al-Haram (Ka'bah) sejauh ini Ka'bah telah dua kali mengalami kebakaran di era pra Islam dan pada masa Abdullah bin Zubair ra. Dimasa itu Ka'bah mengalami kebakaran yang cukup hebat sehingga mengakibatkan Hajar Aswad terpecah menjadi tiga bagian.

2. Masa Amirul Mukminin Harun al-Rasyid, setelah peristiwa kebakaran tersebut Hajar Aswad disatukan kembali menggunakan perak. Namun di era Harun al-Rasyid perak tersebut mulai terkikis.

3. Peristiwa pencurian Hajar Aswad pada tahun 317 H oleh penganut aliran Qaramithah. Pada saat itu Hajar Aswad berhasil dicuri dibawa pergi oleh Abu Thahir al-Qirmithi sebelum akhirnya dikembalikan oleh Sanbar bin al-Hasan al Qirmithi setelah 22 tahun.

4. Penyerangan terhadap Hajar Aswad oleh seorang Nasrani dari Romawi pada tahun 363 H. Pada waktu itu masyarakat Mekkah tengah memasuki masa qailullah, sehingga tidak ada yang melakukan tawaf kecuali seorang kabilah Saksik dari Yaman. Melihat aksi seorang Nasrani tersebut yang tengah berupaya merusak Hajar Aswad ia lantas menikamnya hingga tewas.

Artikel ini ditulis oleh Noris Roby Setiyawan peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom


(sip/sip)


Hide Ads