Cuitan Kemenparekraf Sebut Buddha Pernah ke Borobudur Diprotes, Kini Dihapus

Cuitan Kemenparekraf Sebut Buddha Pernah ke Borobudur Diprotes, Kini Dihapus

Afzal Nur Iman - detikJateng
Selasa, 06 Jun 2023 16:52 WIB
Sejumlah biksu memimpin ritual pradaksina berjalan mengelilingi candi saat doa pagi Waisak di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (4/6/2023). Doa pagi menyambut Tri Suci Waisak 2567 BE/2023. diikuti oleh seratusan umat Buddha dengan permohonan untuk perdamaian dunia dan kebaikan bagi semua makhluk. ANTARA FOTO/Anis Efizudin/tom.
Sejumlah biksu memimpin ritual pradaksina berjalan mengelilingi candi saat doa pagi Waisak di Candi Borobudur, Magelang, Minggu (4/6/2023). (Foto: ANTARA FOTO/Anis Efizudin)
Semarang -

Cuitan akun Twitter resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tentang alasan Waisak identik dirayakan di Candi Borobudur mendapat protes netizen. Alasan akun @Kemenparekraft yang menyebut Borobudur pernah dikunjungi Buddha Gautama itu dituding membelokkan sejarah.

Hal ini berawal dari cuitan akun @Kemenparekraft soal kenapa Waisak identik dirayakan di Candi Borobudur. Akun tersebut menyebut alasannya adalah karena Candi Borobudur dianggap sebagai salah satu tempat yang dikunjungi oleh Buddha Gautama dalam perjalanannya mencapai pencerahan.

Cuitan itu mendapat sanggahan dari Akun @BuddhisGL. Akun @BuddhisGL menyebut cuitan itu salah karena Candi Borobudur berdiri abad kedelapan dan Buddha Gautama hidup di abad ketiga Sebelum Masehi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mas menteri @sandiuno tolong twit @Kemenparekraf ini dihapus karena jadi pembelokan sejarah. Buddha Gotama tidak pernah sampai ke Borobudur.

Borobudur didirikan sekitar abad 8 masehi sedangkan Sang Buddha hidup sekitar abad 3 sebelum masehi, tidak benar seperti yang dituitkan," tulis akun tersebut, dilihat detikJateng, Selasa (6/6/2023).

ADVERTISEMENT

Pantauan detikJateng, saat ini cuitan akun @Kemenparekraf itu sudah dihapus. Namun masih bisa dilihat dari tangkapan layar yang disematkan oleh akun @BuddhisGL.

Dimintai tanggapan, Ketua DPD Perwakilan Umat Buddha Indonesia Jawa Tengah (Walubi Jateng) Tanto Harsono menyebut pihaknya tak mau ikut dalam permasalahan tersebut.

"Kalau itu saya no comment, saya belum pernah membaca sejauh itu sih jadi saya tidak bisa bilang benar atau tidak, mestinya tanya kepada yang bersangkutan yang nulis," ujarnya saat dihubungi, Selasa (6/6/2023).

Walubi memang rutin menggelar perayaan Waisak di Candi Borobudur sejak sekitar 1980. Tak hanya Waisak, beberapa perayaan agama Buddha lain juga rutin digelar di Candi Borobudur.

"Walubi merayakan Hari Trisuci Waisak itu dari tahun 80-an sudah di Candi Borobudur, dari dulu enggak pernah berubah," ujarnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Hal itu dikarenakan Candi Borobudur yang berada di Magelang itu merupakan monumen bersejarah bagi umat Buddha. Candi tersebut merupakan candi budist terbesar di dunia.

"Kalau Anda bisa mendengar cerita dari relief-relief Candi Borobudur itu kan memang Candi Borobudur itu memang mandala terbesar di dunia, mandala itu namanya seperti meja persembahan kalau kita lihat dari atas itu akan kelihatan sekali," jelasnya.

Selain itu, Candi Borobudur juga masuk sebagai salah satu candi tertua di Indonesia. Candi itu, didirikan pada masa Dinasti Syailendra.

"Setahu kita kan memang raja-raja kita yang mendirikan Candi Borobudur Raja Syailendra itu memang dari Buddha kalau Hindu kan di Prambanan," lanjutnya.

Menurutnya, dengan memusatkan perayaan Waisak di Candi Borobudur juga akan berdampak positif bagi perekonomian Indonesia khususnya warga sekitar. Dia mencontohkan pada perayaan Waisak tahun ini, betapa seluruh penginapan penuh oleh umat Buddha dan wisatawan.

"Dari segi ekonominya, penduduknya itu akan berjalan dengan baik. Itu kehidupan di sekitar candi sangat hidup sekali, rumah makan, suvenir, hotel itu sangat ramai, ini sekarang udah agak sepi tapi kalau kemarin sangat terasa," imbuh Tanto.



Hide Ads