Kronologi Tahanan Kasus Curanmor Tewas Penuh Luka di Purwokerto

Kronologi Tahanan Kasus Curanmor Tewas Penuh Luka di Purwokerto

Anang Firmansyah - detikJateng
Senin, 05 Jun 2023 14:27 WIB
Ilustrasi jenazah
Kronologi Tahanan Kasus Curanmor Tewas Penuh Luka di Purwokerto. Foto ilustrasi. (Foto: Thinkstock)
Banyumas -

Seorang tahanan kasus pencurian sepeda motor di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, berinisial OK (26) dilaporkan tewas dengan kondisi penuh luka. Keluarga merasa ada kejanggalan terkait tewasnya tahanan tersebut.

Orang tua OK, Jakam (51) mengungkapkan pihaknya menerima informasi bahwa anaknya meninggal dunia di Rumah Sakit Margono Soekarjo Purwokerto karena sakit. Padahal saat ditangkap, 17 Mei lalu, Jakam menyebut anaknya dalam kondisi sehat.

Selain itu, pihak keluarga mengaku menemukan sejumlah luka di tubuh OK. Berikut kronologi tewasnya OK menurut Jakam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rabu 17 Mei 2023

Jakam mengungkapkan kasus ini berawal saat anaknya ditangkap karena diduga melakukan pencurian sepeda motor. Pada waktu penangkapan pada Rabu (17/5) malam, Jakam mengaku tidak mendapatkan kabar dari pihak kepolisian. Saat itu ia menyebut kondisi anaknya dalam keadaan sehat.

"Kondisi anak saya waktu itu sehat. Kami nggak kasih kabar. Terus kan harusnya kalau mau menangkap orang harus ada surat penangkapan. Lah itu saya nggak dikasih," kata Jakam kepada wartawan, Senin (5/6/2023).

ADVERTISEMENT

Sabtu 20 Mei 2023

Sekitar tiga hari usai penangkapan, dia mengaku mendapat surat penangkapan anaknya oleh polisi dari Polsek Baturraden.

"Polisi ke sini lagi. Ngasih surat penangkapan ke saya di rumah," terangnya.

Dirinya menyebut pihak kepolisian yang berasal dari Polsek Baturraden saat itu tidak memperbolehkan keluarga membesuk sebelum 20 hari dari penangkapan. Namun, dirinya merasa resah karena tidak ada kabar apapun setelah menerima surat penangkapan.

"Terus katanya ini kalau sudah 20 hari keluarga baru boleh mbesuk. Saya di rumah kok lama banget nggak ada ini (kabar), dari kepolisian nggak ada kabar. Saya kan bingung," jelasnya.

Jumat 2 Juni 2023

Kabar kondisi anaknya baru diketahui pada Jumat (2/6) lalu ketika dirinya istirahat seusai bekerja sebagai kuli bangunan. Kala itu, Jakam sudah memiliki firasat tidak enak pada malam sebelumnya.

"Saya kan lagi kerja kuli bangunan, waktu malam Jumat saya sudah kerasa lemas banget badannya tapi saya tetap berangkat saja. Terus jam setengah 12 siang saya istirahat terus pulang tahu-tahu sudah ada pak polisi di rumah. Sama dia saya suruh duduk dulu. Terus ngomong sebelumnya minta maaf ke saya, pak polisi ini ngabarin bahwa anak saya sudah dalam keadaan kritis," ungkapnya.

Namun pada saat diperjalanan ke rumah sakit, pihak kepolisian menyampaikan kepada keluarga, bahwa OK sudah tidak bernyawa. Sontak Jakam syok dan lemas.

"Terus saya mandi berangkat ke Margono. Di jalan itu baru ngomong ke saya, 'Pak Jakam, anaknya sudah meninggal'. Saya kan sudah syok banget tidak karuan sampai Margono katanya dokter polisi nemuin saya, Pak Jakam, OK meninggal karena sakit," ujarnya.

Meski begitu, keluarga korban tidak percaya begitu saja. Sebab pihak medis menyuruh dirinya untuk langsung membawa pulang dan dikebumikan.

"Terus saya kan lagi nungguin saudara belum datang. Saudara saya datang minta dibuka itu jenazah, tapi tidak boleh. Alasannya kasihan karena sudah dimandikan dan dikafani," jelas Jakam.

Keluarga ungkap kondisi jenazah OK. Simak di halaman selanjutnya.

Pihak keluarga kemudian nekat untuk membuka kain kafan saat di rumah. Keluarga pun kaget, sebab tubuh korban ditemukan dalam kondisi penuh luka.

"Di rumah terus sama keluarga dan Pak Kayim dibuka, ternyata bukan penyakit. Penganiayaan dan penyiksaan. Lukanya di punggung ada dua kayak sudah kelihatan dagingnya. Paha dua-duanya gosong hitam Terus di perut kaya bekas pecutan rotan atau besi. Kalau yang di tangan sama kaki kaya bekas borgol," ungkapnya.

Melihat bekas luka di tubuh OK, Jakam menduga anaknya mendapatkan penganiayaan.

"Keinginan keluarga ya memang anak saya katanya maling harus dihukum tapi ya jangan dipukulin sampai meninggal. Nggak terimanya di situ. Itu katanya anak saya meninggal karena sakit ternyata setelah saya pulang ke rumah dibuka bukan karena sakit," ungkapnya.

Senin 5 Juni 2023

Polisi masih menyelidiki kasus tewasnya OK. Hal itu disampaikan Kasat Reskrim Polresta Banyumas, Kompol Agus Supriyadi.

"Terkait kasus tahanan meninggal kita masih lakukan penyelidikan. Informasi perkembangan kami laporkan segera," ujar Agus saat dimintai konfirmasi.

Halaman 2 dari 2
(aku/ams)


Hide Ads