Bakul Sayur Keliling di Klaten Nabung 30 Tahun Bisa Naik Haji, Ini Amalannya

Bakul Sayur Keliling di Klaten Nabung 30 Tahun Bisa Naik Haji, Ini Amalannya

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Rabu, 24 Mei 2023 08:21 WIB
Mursidah (70) bakul sayur keliling di Klaten berangkat ibadah haji tahun ini. Foto diunggah Rabu (24/5/2023).
Mursidah (70) bakul sayur keliling di Klaten berangkat ibadah haji tahun ini. Foto diunggah Rabu (24/5/2023). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng
Klaten -

Mursidah (70) warga Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo, Klaten mewujudkan impiannya berangkat ibadah haji tahun ini. Bakul sayur keliling itu menabung selama 30 tahun untuk biaya haji. Dia juga memiliki amalan yang rutin dilakukannya sebagai seorang muslim, apa saja?

"Ya yakin saja. Amalannya puasa Senin-Kamis, malam bangun jam 02.00 WIB salat minta pada Gusti Allah," ungkap Mursidah saat berbincang di rumahnya dengan detikJateng, Selasa (23/5/2023).

Mursidah menuturkan dirinya hanya sebagai penjual sayur keliling dengan sepeda ontel. Tidak punya usaha atau pekerjaan lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mboten, mboten gadah (tidak punya). Modalnya ya tenaga jualan sayur," kata Mursidah yang punya empat anak dan tujuh cucu itu.

Untuk persiapan haji, jelas Mursidah, dirinya tidak punya persiapan khusus. Guna menjaga kesehatan dirinya hanya naik sepeda ontel ke masjid.

ADVERTISEMENT

"Tidak olahraga, ya ke masjid naik sepeda, sejak dulu ya naik sepeda. Yang penting sehat," imbuh Mursidah.

Anak pertama Mursidah, Sri Murjiati (44) menceritakan kebiasaan ibunya selama ini hanya berjualan sayur dan puasa sunah Senin-Kamis. Selain itu juga rutin berkurban tiap tahun.

"Meskipun nabung untuk haji, ibu rutin ikut kurban. Pernah disarankan untuk nabung haji saja tapi tetap saja ikut iuran kurban (Idul Adha)," kata Sri kepada wartawan.

Selain puasa dan rajin kurban, terang Sri, ibunya memiliki kebiasaan unik saat bulan Ramadan. Setiap saat sahur, ibunya ke masjid membangunkan warga dengan loud speaker.

"Setiap puasa jam 03.00 WIB bangunkan warga untuk sahur di masjid. Itu rutin," ungkap Sri.

Ibunya, sambung Sri, kondisinya sehat meskipun usianya sudah 70 tahun. Sebab selama puluhan tahun ngontel jualan sayur dari pasar ke pasar.

"Jualannya dari Pasar Cokro ke Pasar Ngendo. Jaraknya mungkin dari rumah setiap hari sekitar enam kilometer," imbuh Sri.

Sayuran yang dijual, sebut Sri, berupa sayuran mentah. Sayur belinya di pedagang pasar kemudian dikelilingkan ke pasar.

"Beli dari pedagang sudah diikat tinggal jual," tambah Sri.

Saat detikJateng berkunjung ke rumah Mursidah, rumahnya sederhana dengan model joglo di tengah kampung padat. Plesteran tembok dan pintu sebagai sudah kusam.

"Saya kerja bakul sayur pakai sepeda ontel sekitar 30 tahun. Daftar haji tahun 2012 terus ini mau berangkat tahun 2023," tutur Mursidah kepada wartawan di rumahnya, Selasa (23/5).

"Menabung Rp 10.000 per hari dari uang jualan sayur. Alhamdulillah saya diberi iman dan takwa, diberi anak-anak yang soleh," kata Mursidah sambil mempersiapkan kopernya.




(rih/sip)


Hide Ads