Nabung 30 Tahun, Bakul Sayur Keliling di Klaten Senang Akhirnya Naik Haji

Klaten -

Mursidah (70) warga Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo, Klaten, senang karena bakal berangkat ibadah haji tahun ini. Pedagang sayur keliling tersebut harus berjuang menabung puluhan tahun untuk mewujudkan impiannya.

Saat detikJateng, berkunjung ke rumah Mursidah, rumahnya sederhana dengan model joglo di tengah kampung padat. Plesteran tembok dan pintu sebagai sudah kusam.

Lantai rumah Mursidah hanya disemen dan halaman hanya berupa gang. Sepeda onthel tua yang digunakan Mursidah berjualan sayur masih terparkir di teras karena masih digunakan bepergian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya kerja bakul sayur pakai sepeda onthel sekitar 30 tahun. Daftar haji tahun 2012 terus ini mau berangkat tahun 2023," tutur Mursidah kepada wartawan di rumahnya, Selasa (23/5/2023).

Mursidah senang akhirnya akan berangkat ke tanah suci Mekkah tahun ini. Untuk mewujudkan niatnya, dia mengaku menabung per hari.

"Menabung Rp 10.000 per hari dari uang jualan sayur. Alhamdulillah saya diberi iman dan takwa, diberi anak-anak yang soleh," kata Mursidah sambil mempersiapkan kopernya.

Anak pertama Mursidah, Sri Murjiati (44) menceritakan ibunya menabung untuk haji sekitar 20-30 tahun. Menabung per hari biasanya Rp 10.000.

"Nabungnya Rp 10.000 per hari tapi kalau ada kelebihan ya ditambahi kadang Rp 20.000. Keinginan Mak dari dulu, kalau anaknya sudah keluarga semua ingin naik haji sehingga nabung," cerita Sri kepada detikJateng di rumahnya.

Saat mendaftar tahun 2012, kata Sri, sebagian besar uang hasil nabung dan kekurangan disokong anaknya. Namun, untuk pelunasan BPIH semuanya uang Mursidah sendiri.

"Kekurangan buat nglunasi, buat manasik dan lainnya tahun ini uang ibu sendiri. Dari tabungan ibu sendiri," kata Sri.

Menurut Sri, ibunya memiliki empat anak yang saat ini sudah berkeluarga semua. Tekad Mursidah yang kuat untuk naik haji akhirnya terlaksana.

"Niatnya ibu kuat, tapi nyatanya bisa meskipun sambil membesarkan anak-anaknya. Saat itu masih sekolah padahal, ditinggal bapak (meninggal) kita juga masih SMP, nyatanya cukup," ujar Sri.