Seorang pria lansia, K (70) ditemukan meninggal saat menyambangi sebuah rumah di Delanggu Klaten. Polisi memastikan bahwa kakek tersebut meninggal secara wajar karena sakit.
Namun, peristiwa yang terjadi pada Selasa (2/5/2023) itu berbuntut panjang. Belakangan diketahui bahwa rumah yang disambangi kakek tersebut merupakan sebuah tempat prostitusi yang berkedok warung soto.
Satuan Polisi Pamong Praja Klaten lantas menggerebek warung soto plus-plus itu. Meski warung itu sepi saat penggerebekan, mereka memperoleh beberapa temuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Betul yang kemarin lokasi ada orang meninggal. Tapi saat kita gerebek posisi tidak ada tamu," ungkap Sub koordinator Bidang Penindakan dan Penegakan Perda Satpol-PP dan Pemadam Kebakaran Pemkab Klaten, Sulamto kepada detikJateng, Selasa (9/5/2023) siang.
Warga setempat menyebut bahwa warung itu sudah cukup lama digunakan untuk aktivitas esek-esek. Bahkan, sudah turun-temurun.
Seorang warga berinisial S mengatakan, tempat prostitusi itu sudah lama ada. Warga di sekitar lokasi menjuluki tempat itu dengan sebutan Mbok Seger.
"Lokasi itu sudah ada sejak lama, generasi tua juga tahu sebab ada sejak pabrik karung goni ada," kata S kepada detikJateng.
Menurutnya, keberadaan tempat prostitusi itu muncul seiring dengan beroperasinya pabrik goni yang ada di wilayah itu. Sebagai catatan, pabrik goni itu beroperasi sejak era kolonial, tepatnya di tahun 1934.
"Itu sudah turun-temurun dan sekarang yang mengelola anaknya, biasanya orang-orang dari pasar, ke situ. Dari depan warung tapi di belakang itu ada dua atau tiga kamar," kata dia.
Modus Berkedok Warung Soto
Sub koordinator Bidang Penindakan dan Penegakan Perda Satpol-PP dan Pemadam Kebakaran Pemkab Klaten, Sulamto, rumah tersebut digunakan seperti layaknya warung soto. Pemiliknya orang yang sudah lanjut usia.
Terdapat tiga kamar di dalam rumah tersebut. Di kamar itulah kegiatan prostitusi berlangsung.
"Sesuai keterangan warga, memang sudah lama rumah itu untuk kegiatan prostitusi," terang Sub Koordinator Penindakan Satpol PP dan Pemadam Kebakaran Pemkab Klaten, Sulamto, Jumat (12/5/2023).
Dari hasil pengecekan, anak pemilik rumah itulah yang membuka warung soto, wedangan dan lainnya yang juga membuka layanan prostitusi. Ada dua PSK yang mangkal.
"Ada dua orang PSK yang ada di situ yang berasal dari wilayah sekitar Delanggu. Kita juga menerima laporan dari warga lewat medsos kita, rumah tersebut memang digunakan untuk itu," paparnya.
Satpol PP, sambung Sulamto, sebenarnya sudah terus mengawasi rumah tersebut. Bahkan tahun lalu pernah digerebek tapi kosong.
"Setahun yang lalu kita lakukan penggerebekan di situ, operasi pekat tapi kosong tidak ada penghuni sehingga tidak ada hasil. Baru kali ini benar adanya, kamar yang digunakan ada tiga kamar," imbuh Sulamto.
Tarif paket hemat baca halaman berikutnya
Tarif Paket Hemat
Dijelaskan Sulamto, modus di rumah tersebut terungkap setelah pada Senin (8/5) sekitar pukul 14.00 WIB Satpol PP mengecek lokasi. Rumah tersebut ukuran kecil.
"Rumah berukuran sangat kecil sekitar 6x9 meter yang dibagi dua rumah. Pemilik S umur 70 tahun dan anak perempuannya yang single parent tapi punya anak," tutur Sulamto.
Dari hasil pengecekan, anak pemilik rumah itulah yang membuka warung soto, wedangan dan lainnya yang juga membuka layanan prostitusi. Ada dua PSK yang mangkal.
"Ada dua orang PSK yang ada di situ yang berasal dari wilayah sekitar Delanggu. Kita juga menerima laporan dari warga lewat medsos kita, rumah tersebut memang digunakan untuk itu," paparnya.
Hasil pemeriksaan, terungkap tarif pelanggan cukup bayar Rp 70.000 sudah termasuk sewa kamar.
"Tarif yang dipatok penunggu warung itu Rp 70.000, itu kamar plus PSK-nya. Yang punya rumah atau kamar dapat Rp 15.000, sisanya untuk PSK," ungkapnya.
Simak Video "Video: 16 Prostitusi Berkedok Warung Kopi di Ponorogo Dibongkar "
[Gambas:Video 20detik]
(ahr/ahr)