Pelajar SMP kelas 3 berinisial NA (16) tewas usai dikeroyok gerombolan tak dikenal di Jalan Diponegoro depan SMK Kristen, Gumulan, Kecamatan Klaten Tengah, Klaten. Mengusut kasus ini, polisi telah memeriksa enam saksi.
"Kita sudah periksa enam saksi. Kita juga coba cari-cari, mungkin ada CCTV, ada bukti yang mengarah. Mohon waktu," kata Kapolres Klaten AKBP Warsono kepada wartawan, Rabu (17/5/2023) siang.
Dijelaskan Warsono, setelah ada laporan pengaduan pengeroyokan, pihaknya terus melakukan penyelidikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
''Tapi keterangan dari saksi belum bisa akurat, mohon waktu karena tim masih terus bekerja. Kita tidak ingin salah duga, nanti bisa muncul permasalahan baru," ujar Warsono.
Mencegah peristiwa serupa terulang, dia mengimbau para orang tua agar lebih seksama dalam mengawasi pergaulan anak-anaknya.
![]() |
''Nomor satu itu pengawasan orang tua, jadi harus simultan dan bersinergi. Di era digital teknologi saat ini perlu pembangunan karakter, pengawasan orang tua, pengawasan sekolah, peran tokoh agama. Karena kalau hanya polisi saja tidak bisa," ucap Warsono.
Sebelumnya diberitakan, seorang pelajar asal Desa Ngrundul, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten, meninggal dunia setelah dirawat dua hari di RSI Klaten. Pelajar itu diduga menjadi korban pengeroyokan.
Warga sekitar lokasi, Suharyono, menceritakan peristiwa itu terjadi pada Sabtu (14/5) pukul 00.30 WIB.
"Saya lihat gerombolan dengan sepeda motor ke arah timur lalu balik arah kayaknya mengejar," kata dia kepada detikJateng, Selasa (16/5).
Setelah massa balik arah, terang Suharyono, tiba-tiba ada sepeda motor yang ambruk di depan gapura SMK. Teman korban yang ketakutan lari menyelamatkan diri.
"Motor terpeleset ambruk dan temannya lari, yang tertinggal itulah yang dianiaya. Yang menyerang itu banyak, 15 orang lebih, rombongan," papar Suharyono.
Menurut Suharyono, kejadian berlangsung cepat dan saat warga keluar para pelaku melarikan diri. Beberapa teman korban yang lari kemudian kembali.
"Temannya datang menolong, warga baru mendekat. Setelah itu dibawa pergi ke barat dengan sepeda motor, kondisinya bisa jalan tapi sempoyongan dipapah," imbuh Suharyono.
Ayah korban, Sriyanto (42) menyatakan sebelum kejadian anaknya pamit ngopi- ngopi bersama temannya di sekitar terminal Klaten, tepatnya di Kelurahan Buntalan, Klaten Selatan.
Saat hendak pulang usai ngopi, korban bersama lima rekannya dikejar gerombolan tak dikenal.
''Anak saya motornya ditendang jatuh lalu digebukin pakai as skok. Bawa senjata tajam tapi tidak dibacok," ungkap Sriyanto kepada detikJateng di Dusun Karangnongko.
(dil/ahr)