Pakar UGM Wanti-wanti Politik Identitas Masih Digunakan di Pilpres 2024

Pakar UGM Wanti-wanti Politik Identitas Masih Digunakan di Pilpres 2024

Jauh Hari Wawan S - detikJateng
Kamis, 11 Mei 2023 12:34 WIB
Ilustrasi Pemungutan Suara
Ilustrasi Pilpres (Foto: Pradita Utama/detikcom)
Yogyakarta -

Pakar politik UGM Wawan Mas'udi menyebut politik identitas masih akan menjadi senjata di Pilpres 2024. Wawan menyebut politik identitas saat ini menjadi senjata untuk merebut dan mencari kekuasaan.

"Penggunaan identitas sebagai bagian dari politik atau bagian dari perjuangan politik sesungguhnya sesuatu yang sudah berlangsung sangat panjang. Bahkan berhubungan dengan pembentukan modern state," kata Wawan, Kamis (11/5/2023).

Hal itu diungkapkan Wawan saat diskusi Publik 'Apakah politik identitas masih relevan dalam kampanye pemilu 2024 di media sosial?' di Kampus Terpadu UII, Sleman, Yogyakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menceritakan, saat awal Indonesia berdiri, kala itu juga dengan politik identitas. Namun, politik identitas dulu dan sekarang mengalami pergeseran.

"Dulu digunakan sebagai alat perjuangan. Kalau sekarang politik identitas digunakan untuk merebut dan mencari kekuasaan. Nah bahayanya sebenarnya di sini," bebernya.

ADVERTISEMENT

Lalu seberapa masif politik identitas ini akan digunakan atau tidak digunakan pada Pilpres 2024 mendatang? Wawan berujar, dalam kontes politik elektoral di Indonesia kerap menggunakan pola single majoritarian. Artinya siapa pun yang memenangkan 50 persen plus 1 akan memiliki legitimasi menjadi pemimpin politik.

"Dalam situasi seperti ini, penggunaan politik identitas sangat critical karena selisih suara orang ini kan cukup sedikit apalagi nanti dua putaran dan kemudian dua calon, jangankan 1-2 persen, satu suara akan jadi penentu kemenangan," bebernya.

Pakar politik UGM Wawan Mas'udi.Pakar politik UGM Wawan Mas'udi. Foto: dok. Istimewa

Oleh karena itu, untuk memenangkan pemilu, seorang politisi akan menyiapkan strategi politik.

"Saya yakin semua politisi, semua calon presiden di Indonesia itu menyiapkan strategi mulai 'strategi malaikat' sampai 'strategi setan', ini dipakai semua," sambungnya.

Atas dasar itu, Wawan menilai politik identitas masih menjadi salah satu strategi untuk memenangkan pemilu.

"Kalau saya melihat, politik identitas nampaknya masih akan dipakai menjadi sebuah skenario atau strategi, cuma apakah akan diaktifkan atau tidak nanti melihat perkembangan," sebutnya.

Akan tetapi, dia menilai politik identitas tidak akan langsung dimunculkan dan disimpan sebagai senjata pamungkas.

"Tahun 2024 saya yakin semua calon menyiapkan semua strategi ini tadi. Strategi programatiknya pasti disiapkan, pertama itu. Di depan publik harus kelihatan baik, jangan identitas dulu. Itu sudah pasti," ujarnya.

"Nanti dilihat strategi program ini akan memberi keyakinan politik atau tidak, begitu tidak cukup mereka pasti akan menyasar ceruk massa tertentu yang memang akan sangat teryakinkan jika politik identitas ini tereksploitasi," pungkasnya.




(rih/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads