Video seorang anak perempuan meludahi spanduk bergambar Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani viral di media sosial. Video itu disebutkan terjadi di Kabupaten Semarang.
Video tersebut ini viral di berbagai platform media sosial, salah satunya diunggah oleh akun Instagram @unikinfo_id. Penelusuran detikJateng, video tersebut berlokasi di Desa Boto, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang.
Di dalam video pertama tampak seorang anak perempuan berkerudung hitam berdiri di depan spanduk bergambar potret Sukarno, Megawati Soekarnoputri, dan Puan Maharani serta Kepala Desa Boto, Sjaichul Hadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian si bocah perempuan tersebut meludahi potret Megawati yang ada di spanduk tersebut sambil tertawa terbahak-bahak.
Dalam video selanjutnya menampilkan seorang ibu berhijab yang diketahui sebagai orang tua dari anak tersebut. Ibu itu meminta maaf dan memberikan klarifikasi atas perbuatan anaknya tersebut.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, saya selaku orangtua mewakili semua yang hadir di sini ingin menyampaikan permohonan minta maaf. Kepada yang pertama almarhum Bapak Ir Sukarno, yang kedua ibu Hj Diah Permata Megawati Setiawati atau Megawati Soekarnoputri, ketiga Ibu Puan Maharani, keempat Bapak Kades Sjaichul Hadi," ujar ibu tersebut dengan suara serak, seperti dilihat detikJateng, Rabu (10/5/2023).
Ibu tersebut sangat menyesal atas kejadian tersebut, ia mengaku tindakan yang dilakukan anaknya tidak pantas dilakukan dan dipertontonkan.
"Atas kejadian beredarnya video yang tidak layak dilakukan dan dilihat, karena tindakan tersebut menyangkut etika norma kesopanan. Dari lubuk hati yang paling dalam kami menyesal dengan adanya kejadian tersebut dan berjanji tidak akan mengulanginya. Dan saya selaku orangtua akan lebih waspada lagi dalam mendidik anak," jelasnya.
Setelah meminta maaf dia tak lupa meminta agar video tersebut tidak lagi disebarluaskan kembali karena sangat menyesali hal tersebut.
"Sekiranya permohonan minta maaf dari kami semoga diterima bapak dan ibu, dan memberikan kesempatan buat kami semua untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Kepada siapapun jangan menyebarkan lagi terkait video tersebut, karena kami sangat menyesalinya, terima kasih," ucapnya.
Simak respons pengurus DPC PDIP Kabupaten Semarang di halaman selanjutnya.
Tanggapan PDIP Kabupaten Semarang
Ditemui secara terpisah, Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Semarang, Bondan Marutohening memberikan tanggapan terkait hal tersebut. Ia mengatakan pihaknya sudah menerima permohonan maaf dan klarifikasi berupa tertulis dan video.
"Iya, sudah ada klarifikasi dan permohonan maaf tertulis maupun video, jadi sudah ada klarifikasi baik dengan pelaku maupun orangtua pelaku. Dari hasil klarifikasi, bahwa itu murni dilakukan oleh anak-anak dan itu adalah aksi spontan untuk konten saja, jadi artinya dia masih belum paham atas apa yang dilakukan, baik nanti berisiko seperti apa itu mereka masih belum paham," ujar Bondan saat dihubungi detikJateng, Rabu (10/5/2023)
Bondan menyebut video tersebut merupakan keperluan konten anak-anak tersebut dan tidak ada yang menyuruh mereka. Oleh karena itu pihaknya menerima permintaan maaf tersebut.
"Dengan mempertimbangkan hal itu, mereka masih anak-anak masih SD ada yang SMP kemudian itu hanya keperluan konten, untuk keperluan konten tidak ada pesanan maupun ada yang menyuruh. Mereka juga sudah klarifikasi dan memohon maaf ke semua pihak, termasuk ke kami, maupun secara tidak langsung kepada Bu Mega, Bu Puan, Ketua DPC dan kami menerima itu," ungkapnya.
Ia mengimbau kepada seluruh orang tua agar mendidik anak untuk berperilaku sopan dan memberikan pendidikan politik sesuai usia anak.
"Imbauannya kepada orang tua, karena kewajiban mendidik tidak hanya pemerintah dan sekolah saja tapi orang tua juga harus memberikan pengertian ke anak bagaimana berperilaku yang sopan, yang baik di masyarakat. Bahwa itu PR kita semua untuk memberikan pendidikan politik, walaupun ke anak-anak harus sudah mulai ada pendidikan politik yang sesuai dengan tingkatan usia maupun tingkatan sekolahnya," pungkasnya.