Sarang tawon Vespa Affinis membuat ngeri warga sekitar Pondok Pesantren Darut Tauhid di Desa Banaran, Kecamatan Delanggu, Klaten. Sarang tawon di dekat masjid joglo sekitar pondok itu ukuran panjang mencapai satu meter.
Foto sarang super besar itu diunggah di Facebook. "Giat ott tim damkir(damai modal mikir) 4 sarang tawon Vespa affinis ...ponpes darul tauhid Banaran Delanggu,pabrik plastik Kusuma mulia/infotex ceper,Kayen Sonorejo Sukoharjo,somokaton Karangnongko....moga bermanfaat...Monggo yg butuh bantuan kami siap membantu....,"tulis akun Tara Kus Setiawan sebagaimana dikutip detikJateng, Rabu (10/5/2023) pagi.
Pada unggahan tersebut terlihat seorang pria dewasa mengangkat sarang tawon yang lebih dari setengah tinggi badannya. Tiga foto lainnya menunjukkan sarang tawon itu diangkat bersama beberapa anak remaja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ukuran sarang tinggi diperkirakan 1,5 meter dengan diameter setengah meter. Termasuk besar di Klaten, saya tak mengira masih ada sarang raksasa di Klaten," ungkap koordinator relawan Damai Modal Mikir (Damkir) Klaten, Tara Kus Setiawan kepada detikJateng, Rabu (10/5/2023).
Kus menjelaskan sarang itu diamankan kemarin malam dari masjid joglo dekat Ponpes Darut Tauhid Desa Banaran, Kecamatan Delanggu. Laporan masuk dari para relawan masjid.
"Laporan masuk dari Sedulur Sedekah Indonesia (SSI) yang sedang membersihkan masjid di lokasi. Mereka dilaporin pengurus ponpes dan masjid lalu melapor ke kami," terang Kus Setiawan.
Setelah mendapat laporan, kata Kus, dirinya langsung meluncur ke lokasi. Sampai lokasi cukup kaget dengan ukuran sarang yang begitu besar di dekat mess pondok pesantren.
"Untuk kondisi sarang masih utuh dan banyak tawon. Sarang di ranting pohon kecil dan sangat berbahaya karena pendek dan di dekat mes pondok untuk tidur santri," sambung Kus Setiawan.
Kus mengatakan sarang yang berbahaya karena dekat permukiman. Jika tanpa sengaja terganggu tawon bisa menyerang dan mengakibatkan sengatan beracun.
"Sengatannya beracun sehingga masyarakat harus berhati-hati," pungkas Kus Setiawan.
(sip/dil)