Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md menyebut telah mengantongi identitas pelaku perdagangan orang yang korbannya saat ini terjebak di Myanmar. Dia juga mengatakan Bareskrim Polri akan segera menangkapnya.
Saat ditemui di Semarang, Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Djuhandani Rahardjo Puro mengatakan pihak keluarga WNI yang jadi korban sudah membuat laporan ke polisi.
"Ada dua orang yang dilaporkan. Sudah identifikasi. Kami melakukan penyelidikan profesional, sejauh mana tetap ada praduga tak bersalah. Kami masih berupaya lengkapi bukti untuk bisa naik penyidikan. Proses hukum berjalan. Itu (dua orang) dalam satu agen, masih didalami. Masih anggap sebagai perekrut, tapi konstruksi sebagai apa masih pelajari," kata Djuhandani saat berada di Semarang, Kamis (4/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan keterangan pihak keluarga dan juga korban yang sempat viral videonya, Djuhandani menjelaskan awalnya para WNI itu dijanjikan bekerja di bidang komputer dengan gaji Rp 12 juta di Thailand. Namun setelah berangkat mereka memang lewat Thailand namun kemudian berhenti di Myawaddy, Myanmar.
"Rata-rata rentang usia muda antara 20-30 tahun. Diperkenalkan, menurut yang bersangkutan yang sempat share video, kerja 12 jam kalau tidak memenuhi target ada hukuman fisik, bahkan ada yang jadi korban penganiayaan," jelas Djuhandani.
"20 orang ini tidak terdaftar dalam perjalanan (resmi) menuju Myanmar. Kemungkinan tidak lewat jalur resmi," imbuhnya.
Saat ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kemenlu dan KBRI di Myanmar. Namun pihak pemerintahan Myanmar juga kesulitan karena lokasi 20 WNI itu ada di daerah konflik.
"Pemerintahan Myanmar belum bisa komunikasi karena negara itu bermasalah dengan pemberontakan. Sedangkan 20 WNI itu ada di daerah yang dikuasai pemberontak," ujarnya.
Djuhandani juga menjelaskan pihak keluarga juga kesulitan menghubungi korban setelah salah satu video pengakuan WNI itu viral. WNI yang viral itu bernama Noviana Indah Susanti yang mengaku tertipu karena kini mereka bekerja sebagai scammer online.
"Ini pihak keluarga tidak bisa menghubungi. Sebelum viral video itu masih bisa," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Menko Polhukam Mahfud MD menegaskan pelaku akan segera ditangkap. Nama-nama dari sindikat penyalur itu sudah diserahkan ke Bareskrim.
"Mungkin hari ini, besok, atau minggu depan sudah kita lakukan, kita akan menangkap pelaku, penyalur, sindikat di satu daerah," terang Mahfud saat ditemui wartawan di UIN Jogja, Kamis (4/5/2023).
"Nama-nama dan targetnya sudah kita berikan ke Bareskrim Polri untuk segera dieksekusi," lanjutnya.
(ahr/apl)