.webp)
Jembatan yang menghubungkan Kalurahan Kampung dan Kalurahan Jurangjero di Kapanewon Ngawen, Kabupaten Gunungkidul ambrol diterjang aliran sungai yang meluap akibat hujan deras. Akibatnya, warga harus memutar sejauh enam kilometer untuk bepergian.
Kasi Kesejahteraan atau Ulu-ulu Kalurahan Jurangjero Supriyanto menjelaskan kejadian berawal saat hujan deras mengguyur Kapanewon Ngawen Rabu (3/5) malam. Memasuki pukul 19.30 WIB, debit aliran sungai di Jurangjero meningkat dan warga mendengar adanya suara gemuruh.
"Jadi sebelum kejadian itu ada warga yang dengar suara gemuruh, setelah dicek ternyata ada pohon tumbang dan jembatan di dekatnya ambrol," katanya kepada wartawan di Kabupaten Gunungkidul, Kamis (4/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, ambrolnya jembatan penghubung dua Kalurahan ini akibat hujan deras dan akhirnya mengikis badan jembatan tersebut. Beruntung, kata Supriyanto, tidak ada korban jiwa akibat kejadian tersebut.
"Korban jiwa tidak ada tapi akses warga untuk beraktivitas tergantung akibat putusnya jembatan. Karena jembatan yang putus itu termasuk jalur alternatif untuk memangkas enam kilometer," ucapnya.
Oleh sebab itu, saat ini warga harus melalui jalan utama yakni jalur Ngawen-Jurangjero atau sebaliknya. Sehingga warga harus memutar beberapa kilometer untuk beraktivitas sehari-hari.
"Karena jembatannya putus, saat ini warga harus memutar enam kilometer untuk beraktivitas," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul Sumadi mengungkapkan, bahwa penyebab ambrolnya jembatan penghubung Kampung-Jurangro akibat hujan deras dengan durasi yang lama. Saat ini, kata Sumadi, petugas BPBD dan warga masih melakukan pembersihan di sekitar jembatan tersebut.
"Kita juga sudah berkoordinasi dengan kalurahan setempat terkait kejadian ini. Untuk sementara akses jalan ditutup dan diberi rambu untuk mengalihkan ke jalur yang lebih aman," katanya.
(apl/aku)
