Teks deskripsi dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan dalam menulis. Contoh teks deskripsi mengenai Hari Pendidikan Nasional berikut ini dapat dijadikan sebagai sumber bacaan maupun referensi bagi detikers yang membutuhkannya.
Dikutip detikJateng dari laman resmi Sampoerna University, teks deskripsi adalah teks yang menggambarkan mengenai objek tertentu dengan kaidah pengolahan data dan membuatnya mudah untuk disampaikan secara jelas serta tepat, sehingga dapat dipahami.
Struktur Teks Deskripsi
Identifikasi
Struktur identifikasi merupakan bagian awal atau pembuka dalam teks deskripsi yang berisikan pengenalan terhadap objek, makna nama, lokasi, sejarah lahir atau memberikan gambaran umum terhadap objek yang akan dideskripsikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Deskripsi Bagian
Struktur deskripsi bagian adalah bagian teks deskripsi yang memberikan gambaran secara rinci mengenai objek berdasarkan sudut pandang dari penulis. Dalam bagian ini penulis akan memberikan gambar terhadap apa yang telah dilihat, didengar, dan rasakan selama mengamati objek.
Penutup
Bagian ini merupakan akhir dari teks deskripsi berupa kesimpulan atau penegasan ulang terhadap hal-hal yang dinilai penting. Meskipun demikian, penulis tidak diwajibkan untuk menuliskan kesimpulan.
Contoh Teks Deskripsi Hari Pendidikan Nasional
Berikut ini contoh teks deskripsi Hari Pendidikan Nasional, dikutip detikJateng dari laman resmi SMP Negeri 1 Sungai Kanan, Selasa (2/5/2023).
Identifikasi
Ki Hajar Dewantara atau Raden Mas Soewardi Soeryaningrat merupakan salah seorang bangsawan keturunan keraton Yogyakarta. Beliau dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Hidup dan tinggal sebagai bangsawan merupakan salah satu keberuntungan atau privilege yang dimiliki oleh Ki Hajar Dewantara. Dengan demikian ia dapat menempuh dan memperoleh pendidikan kala itu.
Deskripsi Bagian
Pendidikan di era penjajahan merupakan hal yang sangat mewah, karena tidak semua orang diperbolehkan untuk bersekolah. Pada masa itu pendidikan hanya ditujukan bagi mereka kalangan bangsawan atau keturunan ningrat saja, sedangkan kaum miskin seperti pribumi tidak boleh untuk bersekolah.
Perjalanan kehidupan Ki Hajar Dewantara dipenuhi dengan rintangan dan pengabdian terhadap bangsa dan negara. Ia menuntaskan pendidikan Sekolah Dasar di ELS, kemudian melanjutkannya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera), namun tidak sampai tamat karena sakit.
Semasa hidupnya Ki Hajar Dewantara merupakan penulis yang sangat ulung, ia bekerja sebagai wartawan atau jurnalis di sejumlah surat kabar seperti Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Karya-karya tulisan yang dihasilkan olehnya sangatlah komunikatif, tajam, dan patriotik sehingga mampu membangkitkan semangat antikolonial bagi para pembaca.
Selain aktif dalam menulis di surat kabar, Ki Hajar Dewantara turut berperan dalam kegiatan organisasi sosial dan politik dengan bergabung gerakan Boedi Oetomo. Selanjutnya, bersama Dr. Danudirdja Setyabudi atau Douwes Dekker dan Dr. Cipto Mangoenkoesoemo, ia mendirikan Indische Partij pada 25 Desember 1912. Sekaligus menempatkan Indische Partij sebagai partai politik pertama beraliran nasionalisme Indonesia.
Dengan keahlian dan kepiawaiannya dalam menulis, Ki Hajar Dewantara sangat aktif dalam mengkritik pemerintahan kolonial Belanda dengan bahasa-bahasa yang lugas dan tajam, bahkan melalui dua tulisannya yang berjudul Als Ik Eens Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan Een Voor Allen Maar Ook Allen Voor Een (Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga) sukses membuat pihak Belanda geram dan naik pitam. Alhasil Ki Hajar Dewantara dibuang ke negeri kincir angin selama 5 tahun.
Seusai menjalani hukuman tersebut, pada tahun 1918 Ki Hajar Dewantara kembali ke tanah air. Tak berselang lama dari itu Ki Hajar Dewantara bersama sejumlah rekannya mendirikan National Onderwijs Instituut Tamansiswa sebagai perguruan tinggi bercorak nasional pada 3 Juli 1922.
Ki Hajar Dewantara telah sukses membangun pendidikan bagi rakyat Indonesia dengan filosofinya yaitu Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karsa, tut wuri handayani.
Penutup
Sebagai bentuk penghormatan terhadap segala bentuk perjuangan yang telah dilakukan oleh Ki Hajar Dewantara dalam menghadirkan pendidikan yang layak dan merata bagi rakyat Indonesia. Akhirnya melalui Keppres No.316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 menetapkan hari kelahiran Ki Hajar Dewantara pada 2 Mei sebagai hari pendidikan nasional.
Demikian contoh teks deskripsi Hari Pendidikan Nasional. Semoga bermanfaat ya, Lur!
Artikel ini ditulis oleh Noris Roby Setiyawan peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(rih/ams)