Puisi Hari Pendidikan Nasional dapat dibacakan untuk memperingati Hardiknas. Simak 25 contoh puisi Hari Pendidikan Nasional yang singkat untuk anak sekolah berikut ini.
2 Mei diperingati masyarakat Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Hari peringatan ini ditujukan untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya pendidikan dan untuk menghormati jasa Ki Hajar Dewantara dalam perkembangan pendidikan di Indonesia.
Pada peringatan Hardiknas, berbagai kalangan pendidikan biasanya akan melaksanakan upacara bendera yang menjadi momen sakral Hardiknas. Selain itu, di sekolah-sekolah biasanya terdapat penugasan atau lomba baca puisi tentang Hardiknas yang diikuti oleh siswa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut 25 contoh puisi Hari Pendidikan Nasional tentang pendidikan yang singkat untuk anak sekolah dikutip dari buku 'Pijar Antologi Puisi Pendidikan' (2020) oleh Benny D Setianto dkk dan buku 'Kumpulan Puisi Masa Kini Pendidikan Untuk Kemanusiaan' (2017) oleh Muhammad Haris.
25 Puisi Hari Pendidikan Nasional
- Puisi 1: Pemuda dan Pendidikan
Pemuda hebat terus bergerak
Menerobos tembok besi
Dengan penuh inspirasi
Tanpa mau untuk dibatasi
Bertanya lugas karena penasaran
Satu jawaban berikan semangat perjuangan
Tak perlu takut ataupun ragu
Terus melangkah demi sebuah perubahan
Pendidikan itu murni dan suci
Jangan sampai di politisasi
Untuk kepentingan elit duniawi
Biarkan tampil apa adanya
Tanpa harus ada intervensi - Puisi 2: Pendidikan
Di era modern ini
Begitu pentingnya bagaimana pendidikan kita
Perkembangan teknologi yang kian maju
Yang memudahkan kita melakukan banyak hal
Semua itu tidak lepas dari peran pendidikan
Yang membantu kita menciptakan teknologi tersebut
Terima kasih Ki Hajar Dewantara
Pahlawan penuh jasa
Memajukan Indonesia
Dengan pendidikan senjatanya
Untuk para pengajar pendidikan
Yang juga berjuang memajukan pendidikan Indonesia
Terima kasih atas jasa-jasamu - Puisi 3: Pengkultusan Pendidikan
Proses nampak tak sama
Diam pun nikmat tak terhingga
Menyemai rindu pada pendidikan
Menuai rasa pemerataan
Pengkultusan terjadi alami
Pendidikan menjadi ajang tak terkendali
Manusia belajar setengah hati
Menjadi pemilik tunggal setiap hari
Meneruskan yang terputus
Menerima yang tak terduga
Mengecewakan yang kultus
Melawan arus sang kultus - Puisi 4: Pendidikan Anti Penjajahan
Penjajah tak ubahnya menjarah
Merampas kemanusiaan menjadi sampah
Pendidikan tameng kesejahteraan
Pendidik pun tak sanggup menuai keberhasilan
Pada langkah yang ku lewati
Banyak jalan yang tertutupi
Ketika daratan dikuasai
Lautan terkepung dan terkunci
Manusia mampu melawan
Manusia sanggup tak gentar
Manusia mampu menenggelamkan
Manusia sanggup menjadi pendekar - Puisi 5: Pendidikan Tanpa Keseragaman
Beda satu tanpa membeda
Potensi beda selalu ada
Berbeda dalam pikiran
Potensi dalam wujud perbuatan
Seragam menjadi kebiasaan
Sedang pikiran tak ada persamaan
Sesuatu yang dianggap pembiasaan
Selain hal yang menjadi perbedaan
Penyeragaman seperti lumrah
Penyempitan terhadap makna
Penyelarasan agaknya mengecewakan
Pendidikan tanpa keseragaman - Puisi 6: Pendidikan Konvensional
Duduk manis tangan bersila
Mendengar pendidik bicara
Di antara bangku yang ada
Termenung dalam rasa
Pendidikan konvensional
Tak ubahnya meneruskan kolonial
Pendidikan konvensional
Tak ubahnya memihak pemodal
Konvensional dielu-elukan
Berharap yang tak diharapkan
Konversi pendidikan
Dalam sejarah pendidikan - Puisi 7: Pendidikan Kewarganegaraan
Negara tanpa negarawan
Seperti negeri tanpa swasta
Negara tanpa kepedulian
Seperti negeri tanpa tujuan
Warga negara berbeda bahasa
Warga negara berbeda suku
Warga negara tetap bersatu
Pendidikan kewarganegaraan
untuk kebersamaan
untuk persatuan
untuk perdamaian
untuk ketertiban - Puisi 8: Pendidikan Keteladanan
Arah dan tujuan
Tanpa keteladanan
Bagai berjuang tanpa kendaraan
Tanpa keterikatan
Komando tanpa pasukan
Pendidikan menuai pandangan
Keteladanan tanpa keharmonisan
Pendidikan menuai kritikan
Teladan tentu beralasan
Pokok dalam pembelajaran
Meneladani yang teladan
Untuk pendidikan keteladanan - Puisi 9: Pendidikan Masa Kini
Masa lalu yang terpaut
Masa kini yang semrawut
Masa lalu yang rapi
Masa kini yang tertatih
Pendidikan sepenuh hati
Menyayangi dianggap menjustifikasi
Pendidikan masa kini
Proses aktualisasi
Pendidikan masa kini
Proses internalisasi - Puisi 10: Pendidikan Menuju Pekerjaan
Pendidikan tanpa kewibawaan
Pendidikan gagal tanpa gelar
Pendidikan tanpa kecerdasan
Pendidikan gagal tanpa kemajuan
Bangku pendidikan menjadi saksi
Pendidikan seperti komersialisasi
Bangku pendidikan membisu
Pendidikan seperti kaku dan terpaku - Puisi 11: Ilmu Abadi
Ilmu adalah cahaya kehidupan
Menjadi penerang dalam gelapnya kehidupan
Begitu luas untuk dijelajahi
Ilmu bagaikan petunjuk
Penuntun kejalan yang benar
Menjadi dasar atas apa yang kita lakukan
Ilmu tak pernah lekang oleh waktu
Berkembang seiring berkembangnya waktu
Dan akan terus berkembang hingga akhir kehidupan - Puisi 12: Tujuan Ilmu
Aku melangkah tanpa arah tujuan
Hingga impian menjadi suram
Aku berimajinasi seperti elang
Hingga rintangan terlihat ringan
Aku membuang waktu untuk tujuan
Hingga pengetahuan tampak luas dan terang
Aku berhasil menuntut ilmu
Hingga pekerjaan terasa kesenangan - Puisi 13: Pendidikan
Pendidikan
Dalam gelap ku tersesat
Sesaat ku lihat cahaya kecil
Terlihat kedua orang tuaku
Berdiri mendekatiku
Seakan-akan memberikan sesuatu
Yang nyata adalah bekal masa depan
Ilmu yang hanya didapatkan di dalam keluarga
Tentang bagaimana menjadi seorang manusia
Bagaimana cara bertata krama
Melangkah demi rintangan
Kegagalan yang menyakitkan
Semua dilakukan
Demi kesuksesan di masa depan - Puisi 14: Belajar Bersama
Makna pendidikan
Terutama untuk generasi muda
Adalah masuk ke lingkungan penuh ajaran
Tidaklah mudah untuk dijalani
Namun... kata guru adalah petunjuk
Manakala kita belajar
Terapkan ilmu yang diserap
Mari majukan Indonesia
Tidak kenal lelah berbagi ilmu
Karena kita bersama belajar - Puisi 15: Pendidikan
Pendidikan
Sesuatu yang penting
Sesuatu yang berharga
Pendidikan
Bisa mengubah hidup seseorang
Dan bisa mengubah satu negara
Pendidikan
Aset terpenting manusia
Dari dulu sampai sekarang
Dengan pendidikan
Kita akan maju
Dan menjadi hebat - Puisi 16: Menuntut Ilmu
Pagi-pagi buta
Ku terbangun dari bunga tidurku
Ku ayunkan langkah kakiku
Demi menggapai citaku
Walau harus menempuh
Jalan berkelok
Walau terik matahari
Menghitamkan kulitku
Walau lapar dahaga
Ku kan tetap pergi
Untuk meraih ilmu
Setinggi bintang di angkasa
Agar dapat ku raih citaku
Dan berguna untuk negeriku Indonesia - Puisi 17: Pendidikan
Sejak kecil puan belajar
Perlahan tapi pasti mengenal
Hingga muncul pertanyaan
Apakah esensi pendidikan?
Pendidikan
Penda cakrawala
Memberi warna dunia
Menjelaskan tentang teori
Demi peradaban yang lebih baik
Pendidikan
Edukasi sebagai kunci
Jawaban permasalahan dalam negeri
Bukan sekadar retorika belaka
Namun menaikkan derajat manusia - Puisi 18: Pendidikan Masa Lalu
Manusia zamannya
Berpindah ke mana-mana
Di situ berada selalu belajar
Di sana semangat terbakar
Ruang terbuka
Sekat alam manusia
Samudra ilmu
Menyentuh kalbu
Tanpa keluh kesah
Tanpa meratapi masalah
Bisa menyelesaikan
Bisa menuai kesuksesan - Puisi 19: Ilmu
Ilmu bagaikan pelita
Pelita yang menuntun langkah
Menuju kesuksesan
Ilmu adalah harta paling berharga
Kekayaan dapat dicuri
Namun ilmu melekat pada pikiran
Tak pernah terbayang
Apa jadinya dunia tanpa ilmu
Tersesat tak tau arah - Puisi 20: Belajar
Dari sunyi yang terusik kokok ayam
Aku belajar menyapa pagi
Dalam hangatnya sinar matahari
Aku belajar menyapa siang
Di tengah gelap yang ditembus rembulan
Aku belajar menyapa malam
Sesungguhnya dalam setiap ruang waktu
Selalu ada tempat untuk belajar
Bahkan dalam setiap tarikan nafas
Ada kesempatan untuk belajar
Selama jiwa masih bersama raga
Aku mau tetap belajar - Puisi 21: Edukasi dan Teknologi
Kertas berganti layar
Kamus berganti aplikasi
Ilmu bertebaran dimana-mana
Tenggat waktu mengintai dimana-mana
Tuntutan keras untuk berpendidikan tinggi
Bukan lagi dengan manusia melainkan teknologi
Sadarlah generasi ini
Siapkah menghadapi? - Puisi 22: Ilmu
Ilmu...
Engkaulah pelita
Bagaikan lentera di liku kehidupan
Menyinari gelapnya kepandiran
Ilmu...
Engkau bagaikan wibawa
Membasahi jiwa-jiwa
Yang layu akan pengetahuan - Puisi 23: Peluh Pelajar
Senin Selasa selembar
Rabu Kamis berganda
Tiga empat buku kubawa
Dua tiga barang selesai
Ku duduk di bangku terakhir
Kan ku habiskan waktuku empat tahun lamanya
Ku jalani hari-hari yang ada
Tuk menimba ilmu yang ingin ku capai - Puisi 24: Pendidikan Penyambung Harapan
Pada awalnya
Kami semua berada di ruang hampa
Tanpa pintu dan jendela
Tanpa kata dan suara
Seperti nyanyian tanpa irama
Seperti musik tanpa nada
Seperti tumbuhan tanpa bunga
Seperti perjalanan tanpa peta
Hingga kau datang sebagai pelita
Memberi asa dan makna
Menghadirkan cerita dan cahaya
Menciptakan harapan dan sukacita
Kami tak akan lagi hilang arah
Ataupun merasa resah
Apalagi sampai menyerah
Kami akan terus berjuang tanpa lelah - Puisi 25: Waktu Adalah Ilmu
Untuk bisa terbang harus butuh waktu
Untuk bisa berlari harus menguasai waktu
Untuk bisa berenang harus meluangkan waktu
Untuk bisa melompat harus mengatur waktu
Butuh waktu untuk menguasai materi
Menguasai waktu untuk sukses dari bangku sekolah
Meluangkan waktu untuk mengibarkan ilmu
Mengatur waktu untuk membawa nama baik sekolah
Itulah 25 contoh puisi Hari Pendidikan Nasional tentang pendidikan yang singkat untuk anak sekolah dan cocok untuk dibacakan dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional. Semoga bermanfaat, Lur!
Artikel ini ditulis oleh Santo, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(rih/ams)