Sejarah Perayaan Kamis Putih: Awal Trihari Suci menuju Paskah

Sejarah Perayaan Kamis Putih: Awal Trihari Suci menuju Paskah

Santo - detikJateng
Selasa, 04 Apr 2023 13:03 WIB
Ilustrasi pelaksanaan pembasuhan kaki seperti yang ada dalam peringatan Kamis Putih (Flickr/John Ari Ragai)
Sejarah Perayaan Kamis Putih: Awal Trihari Suci menuju Paskah. Ilustrasi pelaksanaan pembasuhan kaki seperti yang ada dalam peringatan Kamis Putih Foto: (Flickr/John Ari Ragai)
Yogyakarta -

Kamis Putih merupakan awal Trihari Suci menuju Hari Raya Paskah. Berikut pembahasan mengenai pengertian dan sejarah perayaan Kamis Putih yang menjadi salah satu hari besar dalam kalender umat Kristiani.

Trihari Suci menuju Hari Raya Paskah dimulai dari perayaan Kamis Putih, Jumat Agung, dan Sabtu Suci/Hening. Kamis Putih merupakan perayaan penting menjelang kematian hingga kenaikan Yesus Kristus.

Pada tahun ini, Kamis Putih akan jatuh pada 6 April 2023. Berikut pengertian dan sejarah Kamis Putih yang menjadi awal Trihari Suci menuju Paskah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa yang dimaksud Kamis Putih?

Pengertian Kamis Putih

Dikutip dari laman resmi Kemenag Sulut, Kamis Putih adalah peringatan perjamuan terakhir yang dilakukan Yesus Kristus kepada murid-muridNya sekaligus membasuh kaki mereka. Perjamuan terakhir sendiri merupakan peristiwa di malam hari sebelum Yesus ditangkap di Taman Getsemani kemudian disalibkan dan dibangkitkan.

Kamis Putih masuk dalam rangkaian Trihari Suci Paskah, yaitu Kamis Putih, Jumat Agung, dan Sabtu Suci. Kamis Putih dianggap sebagai peristiwa yang menjadi tanda Yesus telah mendekati kematianNya.

ADVERTISEMENT

Buku 'Mysterium Paschale Makna Misteri Paskah dalam Perayaan Liturgi' (2020) oleh Emanuel Martasudjita mengatakan dalam bahasa Indonesia, tidak jelas asal-usul istilah Kamis Putih. Namun dalam bahasa Latin, hari Kamis Putih dinamakan 'feria V (baca: quintus) in cena Domini', yang berarti hari kelima dalam Perjamuan Tuhan atau hari kelima dari Pekan Suci.

Sedangkan dalam bahasa Inggris, hari Kamis Putih disebut 'Holy Thursday' yang berarti 'Kamis Suci' atau 'Maundy Thursday'. Kemudian dalam bahasa jerman, Kamis Putih justru disebut 'Gruendonnerstag' yang secara harfiah berarti Kamis Hijau, karena dipengaruhi oleh kebiasaan kuno pada pemberian ranting hijau pada hari Kamis Putih untuk peniten yang telah menyelesaikan penitensi atau denda dosanya.

Kesimpulannya, kemungkinan besar istilah Kamis Putih dalam bahasa Indonesia lebih berkaitan dengan sebutan Holy Thursday atau kamis Suci, mengingat bagi masyarakat Indonesia umumnya warna putih melambangkan kesucian.

Sejarah Kamis Putih

Menurut buku 'Kamus Sejarah Gereja' (2004) oleh Frederiek Djara Wellem, asal-usul perayaan Kamis Putih telah dimulai sejak abad ke-4. Pada hari itu, ekaristi dirayakan dua atau tiga kali.

Kemudian sejak tahun 1956, Kamis Putih dirayakan di gereja-gereja Katolik Roma. Peringatannya dilakukan dengan liturgi pagi untuk konsekrasi minyak suci untuk tahun yang akan datang dan liturgi malam untuk memperingati penetapan ekaristi.

Pada waktu itu, perayaan dalam menyambut Yesus telah tergolong maju karena perayaan yang berkaitan dengan Paskah sudah dimulai dari rangkaian Rabu Abu, Minggu Sewa, Minggu Sengsara,

Minggu Palma hingga Pekan Suci, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci, Minggu Paskah, Hari Kenaikan, dan Pentakosta.

Apa yang Terjadi saat Kamis Putih?

Perjamuan Malam Terakhir

Masih dikutip dari buku karya Emanuel Martasudjita, Hari Kamis Putih mengawali perayaan Trihari Paskah. Secara garis besar, Kamis Putih mengenangkan peristiwa Perjamuan Malam Terakhir Yesus dengan para muridNya. Perjamuan Malam Terakhir ini amat istimewa, bukan hanya untuk para murid yang dahulu berada di meja perjamuan bersama Tuhan, tetapi juga bagi umat Kristiani.

Karena dalam peristiwa ini, Yesus menetapkan Ekaristi atau Misa Kudus. Dengan adanya Ekaristi, semua umat Kristiani sepanjang sejarah dapat selalu mengalami kebersamaan dan kesatuan dengan Yesus. Karenanya pula umat Kristiani di seluruh dunia disatukan dengan Allah Bapa dan Roh Kudus, serta semua orang kudus di surga.

Perjamuan Malam Terakhir yang dikenangkan pada hari Kamis Putih memiliki makna yang tidak terpisahkan dari peristiwa sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus. Perjamuan Malam Terakhir menunjukkan makna pokok peristiwa sengsara dan wafat Yesus sebagai tindakan penyerahan diriNya bagi penyelamatan umat Allah yang baru dari dosa dan maut.

Dalam Perjamuan Malam Terakhir, Yesus mengambil roti dan anggur sebagai lambang pemberian diri dan hidupNya bagi para muridNya. Yesus memecah roti yang diambilNya dan membagikannya kepada para murid sambil berkata: "Inilah tubuhKu yang diserahkan bagi kamu" (Luk. 22:19 dan par.), lalu dengan piala berisi anggur Yesus berkata, "Piala ini adalah perjanjian baru dalam darahKu yang ditumpahkan bagi kamu" (Luk. 22:20 dan par).

Perayaan di Gereja

Trihari Suci dimulai dengan perayaan Ekaristi mengenangkan perjamuan terakhir Yesus dengan murid-muridNya. Struktur khas perayaan Kamis Putih terdiri dari Ibadat Sabda, Pembasuhan Kaki (ad libitum), Perayaan Ekaristi, dan Pemindahan Sakramen Mahakudus. Misteri-misteri yang diperingati dalam misa Kamis Putih adalah pengadaan Ekaristi, penetapan Imamat, perintah kasih persaudaraan.

Kamis Putih merupakan satu-satunya hari di dalam tahun liturgi dimana sakramen Mahakudus ditahtakan sepanjang malam. Begitu juga kekhususan dari misa Kamis Putih terletak pada anjuran 'sebelum perayaan, tabernakel harus kosong sama sekali' yang artinya sekurang-kurang dalam setahun, umat beriman bisa menyambut komuni yang dikonsakrir dalam perayaan ekaristi hari itu.

Struktur perayaan ekaristi Kamis Putih adalah sebagai berikut:

1. Liturgi Sabda:
* Kel. 12: 1-8, 11-14: Keluaran dari Mesir
* Mzm. 116 (115): Piala Keselamatan
* 1Kor. 11: 23-26: Kisah Institusi Ekaristi
* Alleluia
* Yoh. 13: 1-15: Perjamuan Malam Terakhir Yesus/Pembasuhan kaki
2. Pembasuhan Kaki (ad libitum)
3. Liturgi Ekaristi
4. Pemindahan Sakramen Mahakudus

Hari Kamis Putih selalu ditandai dekorasi yang serba putih. Selubung salib Kristus diselubungi kain warna putih, bunga dan segala hiasan juga diberi warna putih yang menjadi simbolisasi Kamis Putih.

Demikian pembahasan mengenai pengertian dan sejarah perayaan Kamis Putih yang menjadi awal Trihari Suci menuju Hari Raya Paskah. Semoga bermanfaat dan selamat menyambut Hari Raya Paskah, Lur!

Artikel ini ditulis oleh Santo, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(apl/sip)


Hide Ads